eQuator.co.id – Putussibau – RK. Masyarakat petani karet di daerah sedikit bernafas lega. Sejak November 2016 hingga Januari 2017 ini, harga komoditi karet mulai membaik. Masayarakat berharap mulai tahun ini hingga seterusnya, harga karet terus naik.
Congkin, petani karet asal Dusun Hulu Tubuk, Desa Nanga Tubuk, Kecamatan Kalis mengatakan, harga karet mulai stabil, kendati tidak naik secara signifikan. Seperti dari Rp7.000 per kilogram menjadi Rp9.000 per kilogram.
“Kami memang sempat berpikir karet sudah tidak bisa naik lagi, tapi ini walau sedikit, kami cukup senang,” katanya, Senin (2/1).
Dengan mulai membaiknya harga ini membuat petani kembali bergairah menyadap karetnya. Kendati begitu, kata Congkin masih ada sebagian masyarakat yang menjadikan pekerjaan menyadap karet sebuah sampingan. Kebun karetnya masih ada, tapi tidak dirawat, lantaran kemarin harga anjlok.
“Masyarakat di kampung saya banyak tanam sayur-sayuran dan berjualan ke Pasar di Putussibau untuk penghasilan hari-hari,” tuturnya.
Naiknya harga karet akhir 2016 lalu menjawab keinginan masyarakat, bahkan tahun ini berharap terus naik. Sehingga kedepannya karet bisa menjadi komoditi andalan masyarakat lagi seperti beberapa tahun lalu yang sempat mencapai Rp15 ribu-Rp20 ribu per kilogram.
“Kalau harga karet naik, saya yakin masyarakat petani karet bisa sejahtera, pendapatan meningkat dan yang jelas mampu mengimbangi harga kebutuhan pokok yang terus melonjak,” katanya.
Diceritakan Congkin, ketika dulu dihargai Rp14.000 per kilogram, menyadap karet masih bisa menjadi pendapatan utama. Berbeda ketika harganya anjlok menjadi Rp5000 per kilogram, masyarakat pun mulai meninggalkan kebun karetnya.
“Baru naik ke Rp7000 dan sekarang Rp9.000. Kita berharap kedepan harga karet makin baik,” harap Congkin.
Sementara itu, salah seorang petani karet Kecamatan Bunut Hilir Zubaidah mengaku senang dengan kenaikan harga getah karet tersebut. Kenaikan ini, katanya sudah lama dinantikan masyarakat petani karet.
“Sekarang masyarakat kembali semangat untuk menoreh (menyadap) getah karet, karena harganya mulai naik,” ungkap Zubaidah.
Dia berharap harga karet terus membaik hingga bisa tembus Rp20 ribu per kilogramnnya, sebagaimana yang terjadi di tiga tahun yang lalu.
Warga Bunut Hilir lainnya, Marlina menambahkan, selain menjadi nelayan, masyarakat di sana juga sebagai petani karet. Mendengar harga karet naik membuat masyarakat lega.
“Ketika karet turun, perekonomian menjadi lesu dan banyak orang di sini bekerja keluar daerah,” katanya.
Naiknya harga karet, katanya, otomatis kesejahteraan masyarakat kembali meningkat.
“Kami berharap Pemkab dapat terus memberikan pembinaan kepada para petani karet, agar harga karet terus mengalami kenaikan serta produksi karet semakin meningkat,” harapnya.
Marlin juga berpesan kepada seluruh petani agar menjaga kualitas dan mutu getah karet yang dihasilkan. Bisa saja karena mutu yang kurang bagus selama ini menjadi penyebab harga karet menurun.
Reporter: Andreas
Redaktur: Arman Hairiadi