eQuator.co.id – Putussibau – RK. Kendati Perayaan Natal dan Tahun Baru tidak lama lagi, animo masyarakat berbelanja pakaian belum begitu signifikan. Bahkan kondisi tahun ini lebih sepi dari pada sebelum-sebelumnya.
Jamri, salah satu seorang pedagang pakaian di Pasar Sibau, Kelurahan Putussibau Kota, Kecamatan Putussibau Utara menuturkan, tahun lalu seminggu jelang Natal mereka sudah menjual banyak barang dagangannya. Sebaliknya, tahun ini ia mengaku bingung penjualan mereka turun drastis.
“Dapat dihitung jari orang yang berbelanja, hingga sekarang saja pembeli masih sepi,”ungkapnya, Rabu (21/12).
Menurut Jamri, sebelum-sebelumnya momen menyambut hari raya keagamaan seperti inilah biasanya penjualan mereka meningkat. Namun tahun ini sepertinya berbeda jauh dari sebelum-sebelumnya. Hasil yang didapat selama berjualan tidak bisa ditabung untuk kebutuhan jangka panjang.
“Palingan hasil penjualan yang ada untuk makan hari-hari dan bayar sewa Ruko ini,” keluh pria yang mengaku sudah 20 tahun berjualan pakaian ini.
Jamri menduga, kondisi ekonomi masyarakat yang lagi morat-marit menjadi penyebab lesunya dagangan mereka. Terlebih, mereka mengandalkan pembeli dari kampung yang turun berbelanja ke pasar.
“Jika melihat sekarang, banyak masyarakat kita juga kesulitan ekonomi,” ulas pria asal Padang ini.
Sulitnya perekonomian ini diperparah rendahnya harga karet dan terbatasnya lapangan pekerjaan masyarakat. Sehingga pendapatan dan daya beli masyarakat jadi menurun.
“Kita berharap kondisi ekonomi di Indonesia dapat pulih kembali, sehingga aktivitas jual beli bisa kembali normal,” harap Jamri.
Hal serupa juga diungkapkan Heri, pedagang pakaian lainnya. Sepekan jelang Natal dan Tahun Baru, dirinya mengaku baru bisa menjual beberapa potong pakaian. “Aduh…. sepi mas tahun ini,” keluhnya.
Senada disampaikan pedagang pakaian lainnya di Pasar Sibau, Heri. Ia juga mengeluhkan kondisi pasar tahun ini yang sepi pengunjung. Barang dagangan sering tidak terjual. Heri yang membuka tokonya dari pagi hingga sore ini mengaku menghabiskan waktunya menunggu pembeli dengan duduk dan baring saja. Akibatnya, pengunjung sepi, dia pun mengaku sering tertidur.
Reporter: Andreas
Redaktur: Arman Hairiadi