Penggali Sumur Tewas Dalam Sumur

EVAKUASI. Warga mengevakuasi mayat Bambang Suli alias Mamang yang tewas di dalam sumur komplek SMP/SMK Torsina, Jalan Raya Sakok, Sedau, Singkawang Selatan, Rabu (7/12). SUHENDRA

eQuator.co.id – Singkawang-RK. Bambang Suli alias Mamang, 56, tewas dalam sumur. Warga Gang Keluarga, Jalan Alianyang Kelurahan Pasiran itu menggali sumur air gorong-gorong bersama tiga rekannya di komplek SMP/SMK Torsina, Jalan Raya Sakok, Sedau, Singkawang Selatan, Rabu (7/12) pukul 11.30.

Mamang saat itu lagi menggali sumur bersama ketiga rekannya. Mereka mendapatkan borongan menggali sumur sedalam enam gorong-gorong. Baru menggali dua gorong-gorong, tanah pun longsor dan menimpa Mamang.

“Mamang berada di posisi paling bawah. Sedangkan rekannya Rozab di atas Mamang dan posisi Reza di permukaan tanah,” ujar AKBP Sandi Alfadien Mustofa, SIK, MH, Kapolres Singkawang, Rabu (7/12).

Dua rekan Mamang, Rozab dan Reza terlihat shock. Rozab berhasil menyelamatkan diri dengan memegang seutas tali. Sedangkan Mamang yang juga ketua rombongan kerja tak bisa menyelamatkan diri. Tubuhnya tertimbun tanah yang longsor.

“Ini mungkin kecelakaan kerja. Tapi lebih jelasnya kami akan melakukan penyelidikan. Apakah ini termasuk pekerjaan proyek atau perseorangan,” kata Kapolres AKBP Sandi.

Kapolsek Singkawang Selatan, AKP Sukri menambahkan, Mamang tertimbun di kedalaman tiga meter dari permukaan tanah. “Mendapat informasi, kita langsung menuju tempat kejadian perkara (TKP). Apakah ini untuk lubang WC, masih dikonfirmasi,” ungkap AKP Sukri.

Di tempat yang sama, Pengawas Yayasan Torsina, Sanjaya mengatakan, pembuatan sumur ini untuk sumber air. Yayasan Torsina membutuhkan satu titik sumber air dan menawarkan kepada penyedia jasa pembuatan sumur untuk membuatnya. Mamang menawarkan harga jasa pembuatan sumur Rp4 juta. “Saat menggali sumur, terjadi peristiwa seperti ini,” kata Sanjaya.

Mayat Mamang dievakuasi sekitar dua jam. Warga sempat kewalahan lantaran tanah yang digali mudah longsor.

Ketika diangkat ke permukaan tanah, Mamang sudah terbujur kaku. Mayatnya dibawa ke RSUD dr Abdul Aziz Singkawang. Setelah dibersihkan, jenazah korban dibawa ke rumah duka.

Martina, satu diantara kerabat Mamang mengaku shock. Dia mengatakan, istri korban sudah lama menderita sakit. “Sudah sekitar tujuh bulan lalu, duduk pun istrinya tidak bisa. Sedangkan Mamang memang pekerja sebagai penggali sumur air,” katanya.

Martina mengungkapkan, Mamang memiliki empat anak. Tiga anaknya belajar di pondok pesantren dan anak sulungnya bekerja di Sanggau. “Awal kejadian kita sengaja tidak memberitahu istri korban. Kita khawatir istri korban shock. Namun akhirnya kami harus memberitahu istri korban,” papar Martina.

Abdul Wahid, tetangga Mamang terkejut, setelah mengetahui pria parubaya itu tewas dalam sumur. “Korban ini merupakan  ketua rombongan kerja,” katanya. (hen)