eQuator.co.id – Pontianak-RK. Bagi Arief Rahman, owner Maestro Laundry, urusan mencuci pakaian bukan sekedar pekerjaan biasa sehari-hari. Bukan pula sekedar usaha yang kini jadi sumber penghidupannya.
“Mencuci itu tidak sekedar mencuci, mencuci adalah seni,” ujarnya saat menjadi pembicara di Klinik Bisnis, Kamis (24/11) di Alila Prasmanan Cafe & Resto, Jalan Sultan Syarif Abdurrahman.
Dari filosofi mencuci adalah seni itulah nama usaha laundrynya lahir. Maestro yang artinya seseorang yang ahli dibidang seni. Arief pun ingin menjadi ahli dalam urusan seni cuci-mencuci.
Pria asal Ketapang ini, terbilang memulai usaha diusia yang sangat muda. Merantau ke kota Pontianak, ia memulai dengan bisnis jasa perbaikan komputer. Kemudian mencoba masuk ke bisnis laundry yang kala itu belum semarak seperti sekarang. Padahal ia masih tercatat sebagai mahasiswa dengan setumpuk tugas dan jadwal ujian. Ia juga terbilang aktif di berbagai organisasi kampus.
“Saat itu, saya bahkan hanya tidur 2-3 jam semalam,” ujarnya mengenang perjuangannya di awal menjalankan Maestro laundry.
Karenanya Arief akhirnya mengambil keputusan berat. Kuliah tentu tak mungkin ia tinggalkan. Ia akhirnya memilih untuk menutup jasa perbaikan komputernya dan fokus di bisnis laundry.
“Mau tidak mau bisnis harus fokus, saya sudah coba jalan dua-duanya ternyata tidak bisa,” ujar pengusaha muda ini.
Arief menggenjot usahanya untuk segera mendapat gelar sarjana pendidikannya. Bukan agar bisa cepat berkerja, melainkan sesegera mungkin bisa total di bisnis laundrynya.
Berjalan hampir lima tahun, Maestro tidak lagi sekedar laundry biasa. Ia kini menjadikan Maestro sebagai brand yang menghadirkan segala kebutuhan mencuci baik untuk kebutuhan rumah tangga ataupun usaha laundry lainnya.
“Kita sekarang menjadi minimarket Laundry, jadi segala kebutuhan untuk laundry kita sediakan, mulai dari pelatihan, mesin hingga hal lainnya,” ujar Arief.
Operasional Maestro Laundry yang sudah tersistem dengan SOP yang baku membuat usahanya kini berjalan auto pilot. Dengan tidak lagi dipusingkan tetek bengek usahanya, Arief kini jadi bisa lebih leluasa mengembangkan ekspansi bisnisnya.
Arief meyakinkan bahwa bisnis laundry masih memiliki prospek yang menjanjikan. Asalkan dijalankan dengan strategi yang tepat dan benar serta senantiasa berinovasi.
Arief melihat peluang usaha laundry sekarang semakin melebar.
“Sekarang ada laundry khusus karpet, ada khusus pakaian tertentu, ada juga laundry sepatu, itu harganya lebih mahal dari cuci mobil,” ungkapnya.
Bisnis laundry masih akan kian menjamur di Kota Pontianak. Namun untuk sukses di bisnis harus mengetahui kunci-kuncinya. Tempat menjadi salah satu yang cukup menentukan. “Saya memulai dengan mengambil lokasi di kawasan yang banyak kost dan asrama mahasiswa. Bermula dari kios yang sempit hingga kini ia telah bisa menyewa ruko,” tuturnya.
Sebagai bisnis jasa, pelayanan akan sangat menentukan.
“Saya pernah memecat karyawan hanya gara-gara dia ketus dengan pelanggan,” ujar Arief.
Menurut dia, itu mungkin tampak sederhana. Namun di bisnis jasa, kepercayaan pelanggan adalah utama. Ketika mereka kecewa, mereka akan menceritakan kekecewaannya tersebut pada orang lain. Sesuatu yang pastinya akan memberi dampak buruk buat usaha. (isa)