Wabah DBD di Sekadau Kian Menggila, Hampir Setiap Hari Ada Pasien DBD

PASIEN. Seorang ibu mendampingi putrinya yang terserang DBD di Ruang Perawatan Anak RSUD Sekadau, Kamis (24/11). Abdu Syukri-RK

eQuator.co.id – Sekadau-RK. Gawat. Kurang dari satu bulan saja, sudah puluhan anak yang harus dirawat di RSUD Sekadau, lantaran mengalami gejala Demam Berdarah Dengue (DBD).

“Hampir setiap hari ada pasien anak demam tinggi dan ada gejala DBD,” ungkap Susanti Usman, salah seorang perawat di Ruang Perawatan Anak, RSUD Sekadau kepada wartawan, Kamis (24/11).

Hingga sepekan sebelum berakhir November 2016 ini, tercatat lebih dari 20 anak yang terserang DBD. “Sampai hari ini (kemarin, red), ada dua pasien yang masih di rawat inap,” kata Susanti.

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Sekadau, Henri Alpius SKM, kasus DBD paling banyak ditemukan di Desa Mungguk, tepatnya di Jalan PAM Sekadau-Sintang, Kecamatan Sekadau Hilir. “Tercatat sudah belasan korban di kawasan ini,” ungkapnya.

Henri mengatakan, Desa Mungguk ini memang merupakan wilayah endemis DBD di Kabupaten Sekadau. “Wilayah endemis lainnya Desa Ringin, juga di Kecamatan Sekadau Hilir, tetapi hingga kini belum ditemukan kasus DBD,” katanya.

Selain di Desa Mungguk, tambah dia, kasus DBD juga ditemukan di desa-desa lainnya, walaupun jumlahnya tidak signifikan, yakni satu kasus di Desa Bokak Sebubun, satu kasus di Desa Setawar, dan satu kasus di Desa Seberang Kapuas.

Mengingat semakin meluasnya wabah DBD ini, Henri berharap masyarakat selalu waspada dan menggalakkan Gerakan 4M Plus, yakni Menguras tempat penyimpanan air, Menutup tempat penampungan air, Mengubur barang bekas yang dapat menampung air, dan Memantau wadah air yang dapat menjadi tempat nyamuk berkembangbiak. Plusnya, jangan menggantung pakaian, mesti memelihara ikan, menghindari gigitan nyamuk dan membubuhkan abate.

Pada musim hujan ini, kata Henri, setiap warga harus mengantisipasi penyebaran penyakit DBD ini. “Jika ada yang panas tinggi agar segera cek ke Puskesmas terdekat atau datang langsung ke RSUD,” timpalnya.

Henri mengungkapkan, untuk mengantisipasi semakin bertambahnya korban DBD, pemerintah sudah melakukan pengasapan (fogging) dan menyiapkan beberapa Juru Pemantau Jentik (Jumantik). “Petugas Jumantik ini berperan memantau dan mengubah gaya hidup masyarakat, agar tercipta lingkungan yang bersih,” jelasnya.

Hal senada disampaikan Kepala Desa (Kades) Mungguk, Agustami. Dia mengimbau warganya untuk menjaga kebersihan lingkungan. Di antaranya, memastikan selokan tidak menjadi tempat nyamuk Aedes Aegypti berkembangbiak.

“Dalam waktu dekat, kita akan koordinasikan ke dinas terkait untuk pengangulangannya DBD. Nanti kita buat Surat Edaran ke RT, RW untuk waspada terhadap DBD,” janji Agustami.

Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Masalahan Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sekadau, Slamet SKM mengatakan, fogging sudah beberapa kali dilakukan. “Hari ini (kemarin, red) pengasapan fokus di Jalan PAM Desa Mungguk,” singkatnya.

Sementara itu, Anggota Komisi C DPRD Sekadau, Herkulanus meminta Dinkes terus menerus melakukan Pemberatasan Sarang Nyamuk (PSN) secara merata. “Dinkes melaui Puskesmas-Puskesmas diharapkan juga memperhatikan daerah kecamatan sampai ke kampung-kampung. Bukankah mencegah lebih baik dari pada mengobati,” katanya.

 

Laporan: Abdu Syukri

Editor: Mordiadi