eQuator.co.id – Pontianak-RK. Indonesia, tidak terkecuali Kalbar, masih dihadapkan pada beban triple burden disease, yaitu masih tingginya penyakit infeksi, meningkatnya penyakit tidak menular, dan muncul kembali penyakit-penyakit yang seharusnya sudah teratasi. Sehingga masyarakat dituntut untuk lebih waspada.
“Kematian akibat penyakit tidak menular seperti hipertensi, jantung, diabetes dan kanker masih tinggi,” ungkap Drs Cornelis MH, Gubernur Kalbar ketika menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-52 Kalbar 2016 di halaman Kantor Bupati Landak, Minggu (12/11).
Sementara itu, penyakit menular atau infeksi–yang seharusnya sudah bisa diatasi–masih menjadi masalah kesehatan. Di antaranya Malaria, Tuberculosis (TBC), Diare, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) serta Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS).
Menurut Cornelis, ancaman triple burden disease ini dipengaruhi banyak faktor. Di antaranya, perubahan struktur masyarakat dari agraris ke industri, perubahan pola hidup dan konsumsi, serta lingkungan yang tidak sehat.
“Dalam menghadapi permasalahan kesehatan secara umum, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan memprioritaskan pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 melalui Program Indonesia Sehat,” ungkap Cornelis.
Program Indonesia Sehat, jelas Cornelis, meliputi penguatan promotif, preventif dan pemberdayaan masyarakat, penguatan pelayanan kesehatan serta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan biaya.
Upaya tersebut, tambah Cornelis, difokuskan pada empat program prioritas. Pertama, percepatan penurunan kematian ibu dan bayi. Kedua, perbaikan gizi. Ketiga, penurunan prevalensi penyakit akibat infeksi, dan Keempat, pencegahan penyakit tidak menular melalui perubahan perilaku keluarga dan masyarakat, khususnya dalam pengenalan dini terhadap risiko penyakit.
“Hal ini dimaksudkan untuk membangkitkan kembali pesan-pesan kesehatan, bahwa sehat itu harus dijaga, bergaya hidup sehat, berpartisipasi aktif dalam JKN. Sehingga nantinya, akan terbangun kemandirian masyarakat yang sadar akan kesehatan untuk mencapai Indonesia Kuat,” papar Cornelis.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (2005-2024), kata Cornelis, telah ditetapkan bahwa pembangunan kesehatan menuju ke arah pengembangan upaya kesehatan, dari upaya kesehatan yang bersifat Kuratif bergerak ke arah Preventif dan Promotif, sesuai kebutuhan dan tantangan kesehatan.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Landak, Magdalena Nurainy Sitinjak mengatakan, terkait pembangunan kesehatan untuk menghadapi triple burden tersebut, sudah 80 persen desa dari 156 desa di Landak yang menjadi Desa Siaga. “Kami mulai dari desa untuk memberikan pengertian agar keluarga mau tahu dan menerapkan pola hidup sehat,” ungkapnya.
Sementara itu, HKN yang dipusat di Kabupaten Landak tahun ini mengangkat tema “Masyarakat Hidup Sehat, Indonesia Sehat” diisi Gerakan Masyarakat Sehat, yakni demo cuci tangan pakai sabun, sikat gigi bersama murid SD, serta bhakti sosial operasi katarak dan sunatan massal di RSUD Landak.
Laporan: Isfiansyah
Editor: Mordiadi