Dua Mahasiswa Tasik Jadi Korban Bentrok Demo 411

Masa saat bentrok dengan aparat saat demo di depan Istana Merdeka di Jakarta, Jumat (4/11). Mereka berunjuk rasa menuntut pemerintah untuk mengusut kasus dugaan penistaan agama dengan terlapor Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

eQuator.co.id – Dua mahasiswa asal Tasikmalaya menjadi korban bentrok Aksi Bela Islam II yang menuntut pengusutan tuntas kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahja Purnama (Ahok), kemarin (4/11) di Jakarta.

Pengurus Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Tasikmalaya Asep Badru menjelaskan pihaknya mendapat informasi bahwa ada dua aktivis HMI dari Institut Agama Islam Cipasung (IAIC) yang ikut serta dalam aksi ini menjadi korban terkena lemparan bom asap dalam bentrok yang terjadi. “Kami mendapat informasi ada 2 mahasiswa HMI IAIC yakni Fikri dan Ardi (terluka, Red). Sejauh ini baru itu yang kami terima,” ujarnya saat menghubungi Radar tadi malam.

Dia menjelaskan keduanya langsung dilarikan ke Intalasi Gawat Darurat Rumah Sakit PGI Cikini, Jakarta bersama korban lainnya. Namun, kata Asep, pihaknya belum bisa menjelaskan kondisi luka yang diderita. Menurutnya, KAHMI masih berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencari informasi apakah masih ada korban lainnya dari Tasikmalaya. “Kita masih memantau khawatir ada mahasiswa lain yang juga menjadi korban,” terangnya.

Tadi malam, Pimpinan Ponpes Ihya As Sunnah, Paseh, Cihideung, Kota Tasikmalaya Ustad Maman Suratman bersama rombongan sebagian demonstrans asal Tasik pulang ke Kota Tasikmalaya dari Jakarta.

“Kami menuju Tasikmalaya dan baru sampai di Bandung. Kami meninggalkan aksi sebelum mangrib dan keluar dari Jakarta sekitar pukul 19. 00,” ungkapnya saat dihubungi.

Untuk itu Ustad Maman pun tidak sempat melihat gesekan yang terjadi antara pihak kepolisian dan para pendemo tadi malam usai demo bubar. ”Karena aksi tersebut terjadi setelah salat Isya,” ucapnya.

Ustad Maman mengatakan massa kecewa karena Presiden Jokowi tidak muncul menemui massa kemarin. ”Yang pertama (menemui) Wiranto (Menkopulhukam), kemudian Wapres (Jusuf Kalla, Red). Nah ada janji bahwa penyelesaian kasus tersebut akan selesai dua minggu. Nah itu kan belum tentus, Habib Rizieq mengintruksikan FPI untuk jangan dulu bubar,” bebernya.

Menurut Ustad Maman, seluruh aktivis Mujahidin sudah balik kanan kecuali Almumtaz (Aliansi Aktivis dan Masyarakat Muslim Tasikmalaya) dan FPI. ”Karena instruksi dari Habib Rizieqnya tidak boleh pulang dulu,” ungkapnya.

Dalam wawancara terpisah, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tasikmalaya KH Aminudin Bustomi juga pulang ke Kota Tasikmalaya tadi malam dari Jakarta. ”Kita sudah pulang,” terang KH Amin, begitu akrab dipanggil saat dihubungi tadi malam.

Soal gesekan demonstrasi antara sebagian massas aksi dengan pertugas keamanan, KH Amin mengatakan lokasi gesekan di dekat Monas. Saat itu, pihaknya dalam posisi menuju Masjid Istiqlal dari lokasi demonstrasi. ”Jaraknya mungkin sekitar 1 km,” tutur ulama muda ini. (igi/den)