Apple Tancap Gas ke Industri Otomotif

Apple

eQuator.co.id –  San Fransisco–RK. Sukses mengubah dunia lewat komputer dan smartphone, Apple semakin kelihatan agresif merambah dunia otomotif. Sudah bukan rahasia umum, perusahaan Cupertino, California, itu memang punya ambisi ke sektor transportasi. Sekarang, niatan itu semakin terbuka tabirnya.

Kabar di dunia teknologi sekarang sedang ramai-ramainya membicarakan Apple dan dunia otomotif. Sudah beberapa waktu ini perusahaan itu punya tim yang menyiapkan proyek itu, yang disebut dengan nama “Project Titan”.

Belakangan, Apple rupanya kurang puas dengan kerja tim, sehingga mengeluarkan lusinan karyawan. Bos baru proyek ditunjuk, yaitu Bob Mansfield, yang merupakan orang lama di Apple.

Untuk mengebut proyek ini, Apple pun mencari bakat dari luar plus mengeksplorasi akusisi perusahaan yang sesuai. Dua perusahaan yang digosipkan mereka incar: McLaren dan Lit Motors.

Ya, itu McLaren yang selama ini dikenal sebagai tim yang balapan di Formula 1. Secara umum yang diincar adalah McLaren Technology Group. Terdiri atas Tim F1 yang superkondang itu, McLaren Automotive yang memproduksi mobil super untuk jalanan biasa, serta McLaren Applied Technologies yang men-support berbagai kebutuhan teknologi di aneka ragam industri.

Kabar pendekatan Apple terhadap McLaren ini kali pertama dilaporkan oleh The Financial Times. Komentar resmi dari McLaren memang bisa diartikan menyanggah soal akuisisi, tapi juga bisa diartikan masih melakukan pembicaraan.

“Kami bisa mengkonfirmasikan bahwa McLaren tidak melakukan diskusi dengan Apple berkaitan dengan potensi investasi. Tapi seperti yang bisa Anda kira, jenis perusahaan kami tentu membuat kami sering melakukan pembicaraan tertutup dengan pihak dari berbagai latar belakang. Tapi kami akan tetap menjaga kerahasiaannya”, begitu  yang disampaikan Wayne Bruce, juru bicara McLaren, lewat pernyataan resmi yang beredar ke semua media.

Andai benar-benar mengambil McLaren, berapa harganya? Richard Hilgert, analis dari Morningstar Chicago, kepada Bloomberg menyebutkan bahwa McLaren Group itu bernilai antara USD 978 juta hingga USD 1,3 miliar).

Kepemilikannya sekarang adalah 55 persen Bahrain Mumtakalat Holding Co., 11 persen TAG Group Ltd., lalu 10 persen milik sang chairman Ron Dennis, plus pihak-pihak lain.

Sedangkan pembicaraan Apple dengan Lit Motors dibahas seru oleh The New York Times. Kabarnya, Apple sudah merekrut beberapa insinyur dari perusahaan asal San Francisco tersebut.

Mengapa Lit Motors? Perusahaan ini sebenarnya masih kecil. Sejak 2012, mereka menawarkan kendaraan dua roda tertutup (motor tertutup) yang menggunakan tenaga elektrik dan punya kemampuan self-balancing. Artinya, ini motor yang tidak akan bisa jatuh walau ditabrak dari samping maupun didorong atau ditarik dengan keras dari samping!

Motor tertutup itu menggunakan setir ala mobil. Motor ini superstabil karena menggunakan gyro yang kuat. Namanya C-1. Sekarang bisa dipesan dengan harga USD 24 ribu.

Apple, mungkin tidak murni terpikat oleh motor C-1. Tapi lebih kepada kemampuan orang-orang di Lit Motors dan kemampuan mereka dan perusahaan dalam berinovasi.

Tidak disebutkan berapa nilai Lit Motors, tapi seharusnya “uang receh” untuk Apple. Kabarnya, nilai pesanan total untuk motornya baru mencapai angka USD 2,2 juta. Sehingga mungkin akan lebih baik apabila perusahaan ini memang diakuisisi oleh raksasa seperti Apple.

Saat ini, industri otomotif yang berbasis elektrik dan teknologi tinggi memang sedang menjadi fokus banyak pihak bernama besar. Tesla sudah lebih terkenal duluan dengan mobil elektrik dan desain yang “sangat Apple”, dan sudah aktif mengembangkan mobil tanpa sopir.

Uber, yang lebih dikenal lewat “taksi beraplikasi”, kini juga aktif mengembangkan kendaraan-kendaraan tanpa pengemudi. Uber baru saja mengakuisisi perusahaan San Francisco lain, Otto. Bos Otto, Anthony Levandowski, dulunya bekerja untuk Google di divisi serupa: Mobil yang bisa berjalan tanpa sopir. Punya target meluncurkan mobil canggihnya pada 2020, Apple benar-benar harus tancap gas sekarang kalau tidak ingin ketinggalan. (Jawa Pos/JPG)