eQuator.co.id – Nanga Pinoh-RK. Bencana longsor menerpa Desa Nanga Man, Pinoh Utara, Melawi pada 2014 silam, kini mulai mengancam warga. Lambannya disikapi pemerintah, tanah seluas lapangan bola yang dulunya retak, kini ambruk.
Kepala Desa Nanga Man, Syaparudin mengatakan, hingga kini sepanjang jalan poros di Dusun Nanga Man, RT 2, Desa Nanga Man masih dalam kondisi retak dan longsor. Warga yang bermukim di lokasi ambruk, terpaksa pindah. Kini jalan poros tersebut hanya tersisa dua meter. Itupun sudah mulai retak dan nyaris ambruk.
“Sementaara pemerintah desa sudah mengajukan masalah longsor ini ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Melawi,” kata Syaparudin, belum lama ini.
Dia berharap BPBD membuat barau atau bronjong. Namun kenyataannya, belum ada tanggapan sampai saat ini. Padahal usulan pemerintah desa itu sudah diajukan dari tahun 2011, 2012, serta 2013, 2014. Hingga sekarang belum ada realisasi dari pemerintah.
“Apa tunggu sampai Dusun Nanga Man RT 2 yang nemiliki 205 kepala keluarga (KK) ini ikut ambruk, baru menanggulanginya,” kesal Syaparudin ditemui di Nanga Pinoh.
Masyarakat di sana, hingga saat ini masih terus bersabar menantikan kebijakan pemerintah untuk menanggulangi longsor tersebut. Namun jika lambat ditangani, rumah penduduk yang berada di pesisir sungai itu juga akan ikut ambruk.
“Bayangkan saja, sejak 2011 longsor mulai, hingga saat ini. Yang sudah ikut tenggelam selain lapangan bola, yakni tanaman seperti kelapa, mangga dan yang lain-lainnya. Bahkan di lokasi itu, kembali saya katakan, sudah ada beberapa rumah yang terpaksa dipindahkan, karena ikut longsor,” tegasnya.
Harapan Syaparudin, pemerintah segera mengambil tindakan dan menyikapi ancaman longsor susulan. Paling tidak membuat barau atau bronjong, sehingga longsor yang terjadi tidak berkelanjutan dan ketahanan tanah bisa terjaga.“Jika sudah dibarau, tentu tanah akan tertahan, sehingga tidak terjadi longsor lagi,” jelasnya.
Reporter: Dedi Irawan
Editor: Kiram Akbar