eQuator.co.id – Mau kulit putih dan cerah dengan cara instan? Salah satu yang menjadi primadona adalah suntik vitamin C. Namun, jangan salah!
Ada yang perlu diperhatikan sebelum dan sesudah melakukan injeksi vitamin C. Kalau nggak pas aturan, bisa jadi malah sakit. Ada kesalahan anggapan bahwa cantik identik dengan kulit putih.
Misalnya, seorang artis harus berkulit putih. Lalu, kalau kulit putih dan bersih, juga gampang mendapatkan pekerjaan. Nah, persepsi itu yang tampaknya salah kaprah.
’’Ras Asia itu sawo matang dan kuning langsat. Jadi, nggak usah berekspektasi lebih,” ucap dr Dhita Karina SpKK, salah seorang dokter di Poli Kulit dan Kelamin RSUD Sidoarjo.
Karena mindset demikian itu, terkadang masyarakat salah dalam bertindak. Kebanyakan di antara mereka berpikir bahwa suntik vitamin C akan mengubah pigmen kulit menjadi lebih putih dan kinclong.
Padahal, kata Dhita, yang terpenting adalah kulit dan tubuh yang sehat. Tidak harus terlihat putih dan kinclong dari luar.
Pada dasarnya, lanjut dia, vitamin C itu tidak menjamin kulit menjadi semakin putih. Fungsi utama vitamin C adalah menjaga daya tahan tubuh sekaligus berperan sebagai antioksidan.
Nah, antioksidan dalam kandungan vitamin C itulah yang berkekuatan melawan sel-sel jahat di lapisan kulit. Oksidan tersebut bisa mengakibatkan kulit kusam dan kering.
’’Efek lain baru mencerahkan,” ungkap Dhita. Bagi orang dengan rutinitas kesibukan tinggi, suntik vitamin C secara rutin bisa mempertahankan daya tahan tubuh.
Itu pun harus sesuai dengan dosis dan anjuran dokter. Ada tahap-tahap sebelum melakukan itu, pemeriksaan awal harus dilaksanakan sebelum suntik vitamin C.
’’Semua obat ataupun suntikan akan dikeluarkan melalui ginjal,” tuturnya. Semakin banyak obat maupun suntikan yang masuk ke tubuh, lanjut Dhita, akan memperberat kerja organ ginjal.
Itulah kenapa ada mitos jika melakukan suntik vitamin C bakal sering dehidrasi. Padahal, sebetulnya bukan dehidrasi. Untuk itu, perlu minum air putih yang cukup agar kinerja ginjal ideal.
Terutama setelah injeksi vitamin C. Suntikan juga lebih aman buat penderita mag karena langsung melalui pembuluh darah.
’’Meski demikian, harus tetap waspada karena alergi bisa saja muncul,” ujarnya. Dhita menyarankan agar tidak asal suntik di sana-sini.
Riwayat alergi dan penyakit lain harus diketahui terlebih dahulu oleh dokter. Cara menyuntikkannya pun tidak sembarangan. Harus melalui metode slang infus atau diinjeksi dengan perlahan.
Untuk kali pertama, dosisnya tidak boleh terlalu banyak. Selisih waktu pemberian juga harus dibatasi. Rutinitas suntik vitamin C tidak masalah.
Tapi, bisa berbahaya kalau tidak pas dengan aturan medis. Jika memaksa, malah bisa sakit.
Menurut Dhita, ada cara lain agar kulit bisa sehat dan terlihat segar tanpa harus membahayakan diri.
Apalagi, suntik vitamin C dengan tujuan mempercerah kulit tersebut memang masih kontroversial di dunia medis. Dia menyarankan agar melakoni lifestyle yang sehat.
Memilih sabun muka dan pelembap yang sesuai dengan jenis kulit dan terjamin keamanannya.
Selain itu, tidak merokok atau minum alkohol.
Yang terpenting adalah rutin mengonsumsi air putih dalam takaran yang cukup. ’’Nggak perlu suntik-suntik. Kalau lifestyle itu terjaga, kulit bakal tetap sehat,’’ ujarnya. (via/c7/hud/sep/JPG)