eQuator.co.id – Kuching-RK. Upacara dan perayaan memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan atau Hari Ulang Tahun (HUT) ke-71 Republik Indonesia tak hanya dilaksanakan meriah di tanah air. Di Kuching, Sarawak, Malaysia, pun begitu. Dilakukan oleh warga negara Indonesia (WNI) yang berada di sana.
“Meski di negara lain (Malaysia, red), kita tetap melaksanakan upacara peringatan HUT ke-71 RI. Kita diberi kesempatan itu di kawasan kantor,” ujar Jahar Gultom, Kepala Perwakilan Republik Indonesia di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching kepada Rakyat Kalbar, Rabu (17/8) siang.
Upacara dilaksanakan di halaman kantor KJRI di 21, Jalan Stutong, Lot 16557, Block 11, 93350, Kuching, Sarawak. Setidaknya 200 WNI ikut upacara tersebut.
“Para petugas pengibar bendera Merah Putih dari kepolisian di perbatasan Entikong. Pembaca teks proklamasi, pembukaan UUD 1945 dan lainnya dari masyarakat,” ungkap Jahar yang menjadi pembina upacara. Amanat upacara yang dibacakan, sama dengan yang dibacakan Presiden Joko Widodo.
Sama seperti kalau dilakukan di Indonesia, sebelum dan sesudah detik-detik pembacaan teks Proklamasi, WNI di Kuching juga melengkapi peringatan hari nasional itu dengan perlombaan dan permainan tradisional. Plus kegiatan sosial lainnya. Yang berbeda hanyalah tanah yang diinjak mereka dan seruan lantang ‘Merdeka’ dari bibir ratusan WNI itu.
“Dari bulan Juli kemarin, kita sudah menggelar kegiatan berbagai perlombaan dan aksi sosial hingga beberapa hari kedepan,” bebernya.
Perlombaan dan kegiatan sosial itu diantaranya badminton, karaoke, jalan sehat, donor darah, catur, domino, dan ping pong. Sedangkan pada hari H-nya, selain melaksanakan upacara pengibaran bendera, juga dilakukan potong tumpeng yang diberikan kepada mitra kerja KJRI, tokoh masyarakat Indonesia di Kuching, dan perwakilan negara lain.
“Bahkan ada panggung hiburan dangdut. Sorenya, ditutup dengan upacara penurunan bendera,” jelas Jahar.
Ia mengatakan, sekitar 500 WNI, baik yang memang berkerja di Kuching maupun kebetulan liburan datang menikmati panggung hiburan dan lomba panjat pinang. ”Mereka terhibur lho dengan acara ini. Acara ini kan hanya ada di Indonesia,” tukasnya.
Namun, yang paling penting, lanjut dia, sebagai WNI harus menjunjung tinggi nilai dan norma-norma Negara. “Menjaga nama baik Negara kita dimana pun dan kapan pun berada,” tutup Jahar.
Terpisah, Kapolsek Entikong, AKP Kartyana membenarkan bahwa anggotanya ditugaskan untuk ikut dalam upacara dan perayaan peringatan HUT ke-71 RI di Kuching. “Ada lima personel saya dikirim ke sana. Selain untuk menjadi pasukan pengibar bendera, juga untuk nge-PAM acara panggung hiburan di kantor Konsulat,” terangnya.
Di sisi lain, Siti Nurbani, WNI asal Kubu Raya yang tengah berada di Kuching tak bisa ikut upacara dan merayakan pesta nasional ini. Sebab, ia tak diberi libur dari tempat kerjanya.
“Di Malaysia tanggal 17 Agustus tidak tanggal merah, jadi saya tidak libur. Kecuali nanti tanggal 31 Agustus, baru tanggal merah dan libur. Karena hari itu hari kemerdekaan Malaysia,” ucap staf keuangan di kilang tempe Sarawak itu.
Laporan: Ocsya Ade CP
Editor: Mohamad iQbaL