Mengenal Budi Bonsai Kuswadi Ahli Tanaman Hias di Cilacap

Rumat Tanaman bonsai Hingga 15 Tahun, Jadi Favorit Tingkat Provinsi Seni Bonsai tidak semua orang bisa. Yang pasti banyak orang yang suka. Karena butuh waktu bertahun-tahun untuk dapat menciptakan bonsai yang cantik.

Budi Bonsai Kuswadi dengan salah satu bonsai karyanya.

eQuator.co.id – DARYANTO, Cilacap Meski cuaca di kota Cilacap cukup panas namun tidak di Jalan Ganggeng Timur. Berbagai tanaman hias yang di dominasi tanaman-tanaman mini alias bonsai menghiasinya. Bahkan ada yang bilang Cilacap boleh panas, namun Ganggeng Timur tetap sejuk.

Ya, disitulah kediaman Budi Kuswadi yang dikenal sebagai Budi Bonsai. Berbagai tanaman hias, khususnya bonsai dikoleksinya. Ada yang ditanam sejak kecil, ada yang diperoeh di pegunungan dan ada pula yang dibeli dari bakalan.

Dari tangan dinginnya itulah hampir semua tanaman hias menjadi semakin cantik dan menarik. Bahkan dari kenakalan & tangannya itulah sejumlah tanaman menjadi lebih berharga setelah mendapat sentuhannya.

Karena sudah terbiasa, tangan ini gatal kalau tidak ngotak-atik tanaman yang kita lihat, kata dia.

Bahkan, jika dia melihat tanaman yang tidak terawat di rumah teman atau ditanam-taman rasanya ingin memohon asa membawanya pulang. Sebab, menurut dia, sangat disayangkan tanaman yang punya potensi untuk dipercantik dibiarkan saja.

Ya sebenarnya kalau toh hanya untuk sekedar mencukurnya sih tida apa-apa. Asalkan jangan dibiarkan begitu saja menjadi tanaman semak, beber dia.

Diakuinya untuk merawat tanamn-tanaman memang butuh ketelatenan. Sebab menurut dia, tanamannya sudah ada yang dia rawat lebih dari 15 tahun. Artinya merawat tanaman apalagi bonsai itu tidak mudah.

Tidak boleh bosan. Sebab kalau sampai bosan maka akan rusak tuh tanaman. Atau kehilangan kecantikannya, ujar dia.

Dan berkat ketelatenan serta kepiawaiannya merawat tanaman, dia pernah mendapatkan bendera hijau alias menjadi favorit di tingkat Provinsi Jawa Tengah. Hal itulah yang terus memacunya untuk merawat bonsai-bonsainya.

Kalau tingkat lokal sudah beberapa kali menyabet juara pertama seperti saat di Kroya juga juara satu, ujar dia.

Dia mengakui kecintanaan terhadap bonsai karena dia melihat keindahan di setiap sudut kayu. Karena itulah dia selalu tertarik untuk memainkan kambiun kayu sehingga menjadi karya bonsai yang indah.

Sebab semua pohon itu bisa hidup normal dan tidak normal tergantung bagaimana kita memperlakukannya, beber dia.

Karena itu, setiap karyanya selalu dihargai dengan harga yang tinggi. Namun demikian ada yang hanya boleh dilihat saja alisa tidak dijual. Hanya untuk dilihat saja. karena itulah dia juga sangat mencintai bonsai-bonsai yang dianggapnya sebagai harta yang ternilai harganya.

Setiap orang pasti mempunyai salah satu kesukaan yang tidak ternilai harganya. Alias seberepapun dihargai pasti tidak akan dilepaskan, ujar dia. (*/ttg)