Khachifa Kembali Gelar Festival Seni Anak

Karya Penderita Autis Menarik Perhatian Pengunjung Mall

SENI. Audrey, bocah kelas 4 SD sedang melukis gerabah. Para peserta lomba menggambar kelas 1-3 pada acara Festival seni rupa anak, Sabtu (30/7). MARSELINA EVY

eQuator.co.id – Tak seperti biasanya, liburan akhir pekan, Sabtu (30/7), Mega Mall Jalan Achmad Yani ramai dikunjungi anak-anak. Di salah satu hall lantai dua komplek pertokoan itu, terlihat puluhan kanvas lukisan bergantungan di rak pajang. Di salah satu sudutnya berisikan sepatu kain, kotak tisu dan gerabah yang juga sudah dilukis dengan indah.

Puluhan anak usia sekolah dasar (SD) dengan seriusnya duduk menghadap kertas gambar dan gerabah. Masing-masing sibuk dengan kuas dan cat miliknya. Para pengunjung mall pun banyak yang berhenti sejenak, melihat kegiatan mereka.
Sejak Jumat (29/7) hingga minggu (31/7), Komunitas Khachifa bekerjasama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kalbar dan UPTD Autis Center Kota Pontianak juga Sekolah Luar biasa Cahaya Bangsa serta beberapa mitra lainnya, menggelar pameran seni rupa anak. “Kegiatan ini dalam rangka Hari Anak Nasional, juga bertepatan dengan ulang tahun Khachifa yang ke sepuluh,” ungkap Eva Dolorosa, penggiat komunitas yang beralamat di Wisma Dempo, Gang Sepakat 2, Jalan Achmad Yani Pontianak Tenggara ini.
Selain memajang lukisan karya anak-anak sanggar Khachifa, juga akan ditampilkan karya seni rupa anak, menari, menyanyi, musik, fashion show dan lukis pasir di panggung. Kegiatan festival ini juga memperlombakan berbagai kateori menggambar, mewarnai serta melukis.
“Komunitas ini berawal dari ibu-ibu yang sering bertemu saat nganterin anaknya lomba lukis. Karna sering ketemu, kita jadi pengen bikin wadah berkumpul,” jelas Eva yang menceritakan awal mula terbentuknya komunitas Khachifa. Anggota Khachifa ini, meski masih muda, namun pada 2014 lalu sempat menjadi pengisi acara di Kick Andy dalam tema Entrpreneur Kids.

“Waktu itu kita ikut lomba salah satu bank. Trus dapat nominasi sampai Jakarta. Lalu kita diajak ikut Kick Andy,” terang Eva.
Sudah banyak pengalaman dan prestasi yang diraih anak-anak komunitas ini. Bahkan beberapa anggotanya pernah menjuarai lomba ditingkat internasional. Sebut saja Adelia, remaja kelahiran Pontianak 20 April 2003 ini, pernah mendapatkan posisi ke dua dalam lomba International Poste Contest to The Art, Ocean Pals 2014 di New York. Ada juga Fakhri, siswa SD Ilam Al Azhar 21 Pontianak ini, pernah mnejadi juara pertama Best Design Shinking Boat Competition 2015.
Tampak hadir sore Sabtu (30/7) itu, Wakil Wali Kota Pontianak, Ir. H. Edi Rusdi Kamtono, MT. Mengenakan jeans dan kemeja putih, ia menghampiri satu persatu peserta lomba untuk bercengkarama dengan anak-anak yang sedang asyik melukis gerabah.
“Pemerintah mengapresiasi dengan baik kegiatan seni semacam ini. Ada tempat dan ruang untuk anak-anak berkreativitas. Apalagi anak-anak pasti senang, karyanya bisa ditampilkan di tempat terbuka seperti ini. Banyak orang yang lihat,” kata Edi Kamtono di sela-sela keasyikannya berbincang dengan salah seorang anak. “Kedepannya kita mau buat sebuah even untuk anak-anak ini. Misalnya mereka melukis trotoar,” katanya.

Menarik Pengunjung

Pagelaran yang menampilkan puluhan lukisan karya anak-anak Kota Pontianak, menarik para pengunjung mall. Ternyata dari puluhan lukisan tersebut, beberapa diantaranya merupakan karya anak-anak berkebutuhan khusus.
Siswa Sekolah Luar Biasa Cahaya Bangsa Kota Pontianak dan SLB Dharma Asih juga ikut berpartisipasi. Solina Apkania salah satu murid SLB Dharma Asih membuat sebauh lukisan ukuran kurang lebih 30 x 30 centimeter. Dalam lukisan itu, Solina menggambarkan pinggiran hutan dengan jalan setapaknya, serta sebuah jembatan menghubungkan hutan dengan perkampungan.
Ada juga beberapa lukisan karya anak-anak autis. Melihat hasil karya yang begitu indah, muncul kekaguman tersendiri, bila melihat label bahwa pelukisnya berkebutuhan khusus. Hal itu juga menunjukkan bahwa seni memiliki keunikan tersendiri. Belum tentu bisa dibuat oleh semua orang, namun bisa dibuat oleh seseorang dengan kekurangannya.
“Dulu kita punya beberapa anggota yang disabilitas. Tapi sekarang sudah tidak lagi datang ke sanggar,” ungkap Eva, pegiat di Komunitas Khachifa. Sebuah sanggar lukis yang bermottokan art is fun with us, seni itu menggembirakan.
Wakil Wali Kota Pontianak, Ir. H. Edi Rusdi Kamtono, MT pun menyatakan salut pada hasil karya anak-anak berkebutuhan khusus ini. “Mereka hebat. Inilah buktinya anak-anak kita di Kota Pontianak ini hebat,” katanya.
“Pemerintah saat ini membantu menfasilitasi anak-anak ini yang mau masuk ke sekolah umum,” papar Edi Kamtono.

“Anak-anak berkebutuhan khusus ini, biasayanya justru punya kelebihan rasa, dibanding dengan anak-anak biasa,” tambahnya.
Edi Kamtono menyampaikan harapannya, agar anak-anak berkebutuhan khusus semakin mampu berkarya di masa akan datang. “Betapa karya seni itu sangat berharga. Ini termasuk ekonomi kreatif. Saya berharap semakin banyak anak Pontianak yang beraktivitas seperti ini,” harapnya.

Laporan: Marselina Evy

Editor: Hamka Saptono