Gadis Rasau Jaya Digilir 25 Pria

INTEROGASI DI TEMPAT. Bay (13) tengah diinterogasi Tim Jatanras Polresta Pontianak dan anggota Polsek Rasau Jaya terkait dimana rumah-rumah dan keberadaan para tersangka pemerkosaan berulang di Rasau Jaya, Kubu Raya, Rabu (27/7) dinihari. OCSYA ADE CP

eQuator.co.id – Rasau Jaya-RK. Malang nasib Ay. Perempuan polos berusia 20 tahun itu memendam cinta mendalam terhadap pacarnya, Bayu alias Alau, juga berumur 20 tahun. Saking dalamnya, Alau —yang jadi dalang Ay sampai diperkosa 25 pria— masih diminta untuk menikahi Sang Pacar. Hal itu akan terjadi? Entahlah. Yang pasti, tak ada perempuan rela digauli ramai-ramai.

Ay tinggal di Desa Rasau Jaya I, Kecamatan Rasau Jaya, Kubu Raya. Alau warga Rasau Jaya Umum. Pemerkosaan terhadap Ay dilakukan teman-teman Alau, baik yang dewasa, jomblo maupun beristri, bahkan anak di bawah umur.

CERITA KORBAN. Korban Ay menceritakan kronologis pemerkosaan yang dialaminya kepada wartawan Rakyat Kalbar di ruang Jatanras Sat Reskrim Polresta Pontianak, Rabu (27/7) dinihari. ACHMAD MUNDZIRIN-RK
CERITA KORBAN. Korban Ay menceritakan kronologis pemerkosaan
yang dialaminya kepada wartawan Rakyat Kalbar di ruang Jatanras Sat Reskrim Polresta Pontianak,
Rabu (27/7) dinihari.
ACHMAD MUNDZIRIN-RK

Kasus ini dilaporkan Selasa petang (26/7) dan kini diproses Polresta Pontianak. Kasat Reskrim Kompol Andi Yul Lapawesean membenarkan tengah menangani kasus tersebut.

“Sudah kita terima LP (Laporan Polisi)-nya. Pelaku langsung kita kejar. Tiga pelaku berhasil ditangkap, yakni dua anak bawah umur (Ri dan Bay, red) serta Hendra (20),” ungkap Andi kepada Rakyat Kalbar, Rabu (27/7).

Pihaknya mendalami keterangan pelaku yang sudah tertangkap serta penuturan korban. “Untuk sementara, jumlah pelaku ada belasan orang. Anggota Jatanras gabungan dengan anggota Polsek Rasau Jaya masih melakukan pengejaran,” tuturnya.

Pemerkosaan pertama terjadi pada pertengahan Ramadan tahun ini. “Semua dalangnya Alau. Awalnya saya tak mau lapor karena takut diputusin. Dia janji nikahin saya,” tutur Ay dengan polosnya, di ruangan Jatanras Polresta Pontianak.

Dengan nada sedih, wanita berparas ayu ini mulai menceritakan semua kekerasan seksual yang dialaminya. Pemerkosaan perdana di dalam kapal kayu bermuatan barang di Pelabuhan Pasar Baru, hingga yang terakhir di kawasan gelap dekat kuburan Sekunder B Rasau Jaya.

“Saya memang pacaran sama Alau. Malam puasa itu, lupa saya harinya, sekitar jam 11 malam dia jemput ke rumah, ngajak jalan-jalan. Saya dibawa ke kapal di Pasar Baru. Saya terkejut, tiba-tiba dalam kapal itu ada empat orang yang saya tak kenal. Kemudian kapal itu berjalan ke arah sungai kapuas,” jelasnya.

Kemudian, ia direbahkan di atas tikar dan bantal di kapal itu. Ditelanjangi dan diperkosa Alau. “Saya menangis, meronta, dan berteriak kesakitan. Langsung dicabutnya, kemudian digilir empat orang lainnya itu,” ungkap alumni SMK Pembangunan Rasau Jaya tersebut.

Baca Juga : Kronolgis Pengejaran Pelaku

Sekitar pukul 02.00 WIB, korban diantar pulang sepupu Alau yang karib dipanggil Win. Di Rasau Jaya, Ay hanya tinggal bersama adiknya saja. Sementara, Sang Ibu bekerja di Jalan Tanjungpura sebagai asisten rumah tangga.

“Tapi sebelum diantar pulang, saya dikasih uang seratus ribu rupiah lebih oleh orang-orang di kapal itu. ‘Kasiklah die tuh duit, kasihan dah kite hentak-hentak’, begitu kata Alau ke orang-orang di kapal,” ucapnya.

Mungkin ini sebabnya cinta jamak disebut membutakan hati dan pikiran. Meski sudah mendapat kekerasan seksual, Ay tetap berhubungan asmara dengan Alau yang bermulut manis. Walhasil, pemerkosaan itu tak dilaporkan. Rahasia pedih tersebut disimpan Ay dalam hati saja.

“Saya mau ngelapor, tapi tak berani, dan tak berani cerita juga kepada siapapun. Karena Alau bilang mau berubah, tidak mau ngapa-ngapain saya lagi. Dia janji mau nikahin saya. Makanya masihlah mau jalan sama dia,” ujarnya.

Ay begitu sayang dengan Alau, karena awal ia mengenal kekasihnya itu sebagai sosok pria tak neko-neko. “Anak yang tidak banyak ini-itu. Tidak minum, Narkoba, atau apalah. Paling cuma ngerokok dan ngumpul saja,” terang dia.

Pemerkosaan kedua terjadi seminggu kemudian. Masih dalam suasana Ramadan, kejadiannya pada malam hari juga. Ay dijemput Alau dan dibawa ke tempat kumpul bareng teman-temannya di terminal speed boat Digdoyo Rasau Jaya.

Di sana, tiba-tiba Alau meninggalkan kekasihnya itu di tangan teman-temannya yang biasa disapa Mus, Nanda, Salman, dan satu lainnya yang namanya Ay tidak ingat. “Saya dicolek-colek mereka, saya bilang jangan ganggu,” tukasnya.

Namun, tak lama kemudian, Alau kembali dan membonceng Ay dengan sepeda motor jenis Honda New Vario 125 CC ke Lapangan Sepak Bola Garuda, pinggir jalan raya Rasau Jaya. Belakangan, motor itu diamankan Tim Jatanras sebagai barang bukti sarana pemerkosaan.

“Saya hanya berdua Alau di tengah-tengah lapangan bola, rumput-rumput. Saya digurauin Alau kemudian dibaringkan di atas motor. Saya digitukan Alau, tak lama empat temannya datang langsung menyerbu saya juga,” beber Ay.

Dia mencoba menendang mereka. Tapi apa daya, seorang perempuan mana mampu melawan lima pria, termasuk Si Alau.

“Tangan saya dipegang mereka dan akhirnya saya hanya bisa menangis. Pasrah dan tak berdaya,” paparnya.

Usai eksekusi korban, kembali Win menjalankan tugasnya, jadi spesialis tukang antar Ay pulang ke rumah. “Setelah itu, lama saya tak berkomunikasi dengan Alau,” kata dia.

Malam nahas datang lagi pada Sabtu (16/7). Alau kembali menghubungi Ay. Yah, yang namanya cinta, Ay mau menjawab sambungan seluler itu.

“Tak lama dia jemput ke rumah malam-malam. Ajak saya ngumpul di Rumah Pintar (gedung pertemuan untuk belajar) dan Alau pergi meninggalkan saya,” sambungnya.

Tak lama berselang, Rhm dan Mus yang mengaku abangnya Alau membawa Ay ke rumah Alau. “Kata kedua lelaki itu, saya mau diantar ke rumah Alau. Eh dibawa ke sawah-sawah yang biasa disebut KJ (Kebun Jengkol) di skunder B. Lalu mereka ‘minta’ dengan paksa, sampai saya didorong. Akhirnya digilirlah saya. Kemudian datang lagi Nan dan Ri, ‘ngentak’ lagi. Total ada lima orang termasuk Alau pada malam itu,” tuturnya.

Setelah kejadian ketiga ini, Ay tidak mau menjalin komunikasi. Namun pada Jumat (22/7) malam, tiba-tiba ia dijemput Alau. Rupanya, Ay masih tak kapok. Mau saja ia dibawa lagi ke Rumah Pintar yang terletak di pinggir jalan raya Rasau Jaya.

“Ngebut dia bonceng saya. Langsung teman-temannya ngikut. Di rumah Pintar itu, mereka mabuk. Termasuk Sal dan Don. Saya diganggu dan dicolek-colek, sampai saya maki mereka. Namun masih tetap disentuh-sentuh,” ucapnya.

Lalu Alau membawa Ay pergi dari kumpulan pemabuk tersebut. Di sini, Ay mengira Alau pahlawan yang menyelamatkannya.

“Rupanya dibawa ke jembatan dekat MAN Rasau tempat mereka biasa kumpul. Di situ juga ada teman-teman Alau yang mabuk di Rumah Pintar tadi. Total yang ngumpul di jembatan ada sekitar sebelas orang,” ungkapnya.

Sempat lama bergurau di jembatan itu, Alau dan tiga temannya yang masih bawah umur pergi meninggalkan Ay. Ponsel Ay dibawa lari. Sepeninggalnya, Ay dibawa paksa oleh tujuh teman Alau yang sudah dewasa ke semak-semak dekat kuburan di Skunder B.

“Di semak dekat kuburan itu saya diperlakukan kasar. Tangan diikat, mulut dibungkam pakai baju dan kaki dikangkangkan oleh dua orang. Lalu mereka menggilir saya. Saya tak dapat melawan dan terus menangis,” kisahnya.

Hingga akhirnya, Ay berada dalam kondisi antara sadar dan tidak. “Saya seperti tertidur sebentar, pingsan. Ketika sadar, dihentak lagi sama mereka,” kata dia.

Puas menikmati tubuh Ay, dia diantar pulang Alau dan Rj. Tapi, tak ke rumahnya. Efek alkohol dan birahi tampaknya masih bergelayut di kepala Alau. Ay dibawa ke perkumpulan komunitas Vespa Rasau Jaya. Beruntung, Ay berhasil kabur dan malam nista itupun berlalu.

Sabtunya (24/7), Ay tak tahan. Dia demam. Dari situlah muncul kecurigaan adik Ay yang selama ini tinggal bersama di rumah itu.

“Total orang yang memperkosa saya sekitar 25 orang. Saya tahan rasa itu. Sampai pada akhirnya saya curahkan ke keluarga. Dan akhirnya saya melapor ke Polsek Rasau Jaya,” tukasnya.

Ia berharap semua pelaku dapat ditangkap. Hanya saja, khusus untuk Alau, selain dia harus dipenjara, Ay ingin dinikahinya. “Karena dia dalangnya yang membuat masa depan saya rusak. Dia harus tanggung semua itu,” tutup dia.

Sementara itu, salah satu tersangka, Ri (13 tahun) yang diamankan di Polresta Pontianak mengakui perbuatannya. “Cuma sekali saja. Itupun tidak lama. Karena pas baru masukkan, disuruh gantian sama teman yang lain,” tuturnya kepada Rakyat Kalbar di ruangan Jatanras Polresta Pontianak, Selasa (26/7) malam.

Pelajar Kelas VII di SLTP Negeri 01 Rasau Jaya ini merupakan tersangka kasus pemerkosaan yang ketiga. Kala itu, Sabtu (16/7) malam, Ri baru saja pulang dari jalan malamnya, kemudian diajak teman-temannya untuk pergi ke lokasi kejadian.

“Sehabis jalan-jalan, saya diajak ke tempat gelap untuk melakukan perbuatan itu,” jelasnya.

Tersangka lainnya yang juga masih di bawah umur, Bay (13 tahun), dibawa polisi untuk menunjukkan setiap rumah tersangka pun mengaku ikut ajakan dari Alau. “Aksi pemerkosaan saya itu kejadian ketiga. Ada lima orang pelakunya, termasuk saya sendiri. Aksi ini dilakukan di Kebun Jengkol, yang diawali oleh Alau dan saya mendapat giliran keempat,” ungkapnya dalam mobil salah seorang Tim Jatanras.

Saat pemerkosaan berlangsung, lanjut dia, korban sempat melakukan perlawanan. “Nangis-nangis dan melawan, tapi terus disetubuhi,” terang Bay.

Menurut Bay, ia sampai nekat turut memperkosa, selain disuruh oleh Alau, juga bernafsu saat melihat korban disetubuhi bergiliran. “Saya juga nafsu lihat teman-teman sudah melakukan,” terang bocah putus sekolah itu.

Ia mengaku menyesal mengapa sampai mau diajak Alau. “Bahkan saya disuruh membawa korban dan mengantar korban. Korban saat diantar pulang dengan sepeda motor itu hanya diam dan berlari sambil nangis saat di depan rumahnya,” beber Bay.

Laporan: Ocsya Ade CP dan Achmad Mundzirin

Editor: Mohamad iQbaL