Delapan Jam Mati Lampu, Gantung Gagang Telepon

Satarudin: PLN Suka Obral Janji, Tapi Tidak Ditepati

Ilustrasi.NET

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Janji manis PT PLN (Persero) yang tidak akan melakukan pemadaman listrik, semakin jauh panggang dari api. Nyatanya pemadaman listrik di Kota Pontianak tiada hentinya.

Entah apalagi alasan PLN kali ini. Di kawasan Jalan Tanjung Raya II, Kelurahan Dalam Bugis, Pontianak Timur mengalami pemadaman listrik sekitar delapan jam, Kamis (22/7).

Listrik padam terhitung mulai pukul 14.30-22.30. Lamanya pemadaman listrik ini, tentu saja membuat masyarakat berang. Bahkan bukan hanya di Pontianak Timur saja, pemadaman tersebut juga terjadi di Kecamatan Pontianak Utara.

Nurul Imaniar, warga Pontianak Timur resah atas pemdaman yang berlangsung begitu lama itu. Aktivitasnya di rumah pun menjadi terhambat.

“Pemadaman sudah lama terjadi, dari sore sampai tengah malam. Bahkan tidak ada pemberitahuan. Kenapa PLN bisa seperti ini?” tanyanya, kepada Rakyat Kalbar, Kamis (22/7).

Menurut Nurul, tidak pernah pemadaman berlangsung lama seperti ini. “Biasa pemadaman hanya empat jam, ini sampai delapan jam,” kesal Nurul.

Nurul berharap tidak ada pemadaman yang begitu lama lagi, dilakukan PLN. Diharapkan pemadaman yang terjadi diberikan alasan kepada masyarakat, agar mereka paham dan mengerti.

“Tapi jangan alasan klasik,” pinta Nurul.

Merasa berang, salah seorang warga mencoba menelepon pelayanan pengaduan di PLN Rayon Siantan. Tapi sayangnya gagang telepon pengaduan Rayon Siantan digantung.

“Awalnya masuk dan sudah kita sampaikan. Tapi, beberapa kali kita coba telepon lagi, tidak bisa. Seperti digantung gitu gagang teleponnya,” jelas warga Pontianak Timur yang enggan disebutkan namanya.

Sementara di Pontianak Utara, Uray Fitri mengeluhkan hal yang sama. Pemadaman listrik di sekitar tempat tinggalnya di Dharma Putra berlangsung dari sore hingga malam hari.

“Dari sore tadi pemadamannya, ini baru dihidupkan malam pukul 22.30,” ungkap Uray Fitri.

Sebagai pelanggan dan masyarakat, Uray Fitri minta PLN memperbaiki pelayanan. “Kita harap tidak ada pemadaman lagi. Jika pun ada pemadaman, satu dua jam itu bisa ditolerir. Kalau sudah sampai berjam-jam dari sore hingga malam, bagaimana mau ditolerir,” sesalnya.

Dikonfirmasi Rakyat Kalbar, Kepala Cabang PLN Kota Pontianak, Hitler melalui ponselnya dinomor 08113033xxx, yang mengangkat malah seorang wanita. Dia mengatakan salah sambung. Padahal biasanya di nomor telepon ini awak media melakukan konfirmasi kepada Hitler, terkait pelayanan listrik di Kota Pontianak.

Katanya Surplus
Katanya suplus, namun pemadaman listrik masih saja terjadi di Kota Pontianak. Sebagaimana dialami warga Kecamatan Pontianak Timur dan Utara yang rumahnya gelap gulita hingga delapan jam lamanya.
Ketua DPRD Kota Pontianak, Satarudin, SH, ikutan kesal dengan pemadaman yang dilakukan PLN. Terlebih pemadaman tersebut tanpa adanya informasi terlebih dahulu. Parahnya lagi, masyarakat yang hendak melapor melalui layanan telepon, seolah diabaikan perusahaan negara tersebut.
“Banyak yang komplen dengan PLN ini. Bayangkan saja, matinya sampai delapan jam. Tentu sangat terganggu sekali,” kata Satarudin kepada Rakyat Kalbar, Jumat (22/7).
Akibat dari pemadaman listrik, aktiivitas masyarakat menjadi terhambat. Pasalnya, wakil rakyat yang berkantor di DPRD Kota Pontianak banyak mendapatkan laporan masyarakat, lantaran banyak sekali dampak yang dirasakan.
“Kan kasihan masyarakat. Apalagi kalau sendang mengadakan hajatan dan sejenisnya,” tegas politisi PDI Perjuangan itu.
Sekalipun masalah teknis, kata legislator Dapil Pontianak Timur itu, seharusnya PLN melakukan pemberitahuan. Setidaknya masyarakat sudah melakukan antisipasi lain, bahkan tidak ada muncul pertanyaan atau anggapan miring terhadap PLN.
“Di mana janji PLN yang katanya surplus itu? Kalau pun masalah teknis, bukanlah daya, ya di informasikan lah pada masyarakat agar dapat dimaklumi. Memang PLN ini suka obral janji, tapi tidak ditepati,” tegas Satarudin.
Satarudin berharap mekanisme atau sistem pelayanan PLN segera diperbaiki. Jangan sampai kesalahan yang lama terulang kembali. Bahkan semakin parah dari sebelumnya. “Persoalannya apa sampai mematikan delapan jam itu, minyak, rusak, atau mesinnya tidak kuat. Itu kan alasan lama yang mungkin saja sampai saat ini tidak tertangani oleh PLN,” kesal Satarudin.
Menyikapi laporan masyarakat yang hendak mengadu melalui telepon, Satarudin mengajak PLN untuk terbuka dan memberikan penjelasan, kenapa sampai memadamkan aliran listrik selama delapan jam. “Terbuka saja, karena dengan begitu masyarakat tidak bertunggu-tunggu dengan jawaban PLN,” jelasnya.
Walaupun sudah terbiasa, Satarudin tetap megimbau masyarakat agar tetap tenang. Tidak mengambil langkah di luar kendali, apalagi arogansi terhadap pelayanan PLN.
“Tetapi saya yakin masyarakat Kota Pontianak orangnya sabar-sabar. PLN nya juga harus berbenah dong. Jangan memanfaatkan kesabaran masyarakat Kota Pontianak. Karena kesabaran itu juga ada batasnya,” tegas Satarudin.

Laporan: Achmad Mundzirin. Gusnadi

Editor: Hamka Saptono