Surabaya–RK. Kemarin, kunjungan Perdana Menteri Selandia Baru John Key di DBL Arena, Surabaya, mendapat sambutan heboh. Sebanyak 2.500 siswa dan 500 guru dari berbagai sekolah di Surabaya antusias meramaikan peluncuran Zetizen National Challenge Go to New Zealand.
Tribun DBL Arena sudah penuh sejak pukul 11.00 WIB. Acara dibuka dengan penampilan Orchestra Kota Pahlawan. Mereka menghibur penonton dengan lagu-lagu daerah seperti ”Tanjung Perak” dan ”Rek Ayo Rek” berlatar musik orkestra. Selanjutnya, penampilan Sixer Voice Choir (SMAN 6 Surabaya), Saman Queen (SMAN 15 Surabaya), Papbrassa (SMAN 1 Surabaya) dan Clique (SMA St Louis 1 Surabaya) juga sukses membuat suasana meriah.
Maudy Ayunda, artis dan penyanyi yang baru saja menuntaskan pendidikannya di Oxford University, Inggris, juga hadir berbagi tip belajar di mancanegara. Tak hanya berbagi pengalaman, Maudy juga membawakan dua lagu andalannya, yaitu ”Untuk Apa” dan ”Perahu Kertas”. ”Seneng banget, anak-anaknya bersemangat. Pertanyaannya juga bagus-bagus, diskusinya jadi seru,” seru Maudy.
Sekitar pukul 14.00 WIB, saat yang paling ditunggu pun tiba. PM John Key dan sang istri, Bronagh, yang kompak memakai batik, menginjakkan kaki di DBL Arena. Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Trevor Matheson dan Konsul Kehormatan Selandia Baru Harry Sunogo turut mendampingi kepala pemerintahan Negeri Kiwi tersebut.
Tiga penari menyambut rombongan Key di depan lift. Gerakan luwes dan lemah gemulai ketiganya sukses menyita perhatian kepala pemerintahan Selandia Baru tersebut. Tak lama kemudian, dua selendang berwarna pink yang semula tersampir di bahu para penari itu berpindah ke bahu Key dan Bronagh. Bersama Dirut Jawa Pos Koran Azrul Ananda dan Dirut Jawa Pos Holding Ratna Dewi serta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Key lantas memasuki DBL Arena.
Di dalam DBL Arena, para penonton bersorak sorai sambil mengibarkan bendera kecil Indonesia dan Selandia Baru. Songomania, sebutan supporter SMAN 9 Surabaya, membuat suasana semakin heboh dengan pukulan perkusi dan yel-yel. John Key pun sempat tertegun dan tersenyum menyaksikan kehebohan di tribun.
Dalam sambutannya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengapresiasi anak muda generasi sekarang yang sering disebut generasi Z. ”Generazi Z adalah generasi anak-anak berprestasi,” kata Risma.
Hal senada dipaparkan Azrul Ananda. “Jika dulu generasi saya, generasi X atau Y, adalah generasi yang mencoba melawan kekakuan, kini generasi Z harusnya sudah lebih canggih dan kreatif karena tidak perlu lagi mendobrak kekakuan itu,” kata Azrul.
John Key juga mengungkapkan kesannya. “Kedatangan pertama saya di Surabaya benar-benar berkesan. Terima Kasih Jawa Pos, saya berharap hubungan antara Selandia Baru dan Indonesia makin kuat dengan adanya acara ini,” ujar Key.
Key juga mengundang para pelajar Indonesia melawat Selandia Baru. “Ada banyak hal yang bisa Anda lihat di Selandia Baru. Tidak hanya pemandangan alamnya,” kata bapak dua anak itu.
Setelah berpidato singkat, Key membuka Zetizen National Challenge Go to New Zealand. Pembukaan ditandai dengan permainan tradisional anak patil lele. Tiga piranti patil lele tersedia di atas panggung. Secara serempak, Azrul, Risma, dan Key, memukul tongkat kayu yang panjangnya sekitar sejengkal ke arah para pelajar SMA yang duduk lesehan di depan panggung. Begitu kayu terlempar, confetti bertaburan di atas panggung. Ratusan balon berwarna biru dan pink pun berjatuhan di area tribun. Grand Atrium DBL Arena pun menjadi gegap gempita.
Misi positif yang dibawa Zetizen National Challenge Go to New Zealand kembali ditanggapi Tri Rismaharini. “Semua dimulai dari anak muda. Kalau bukan mereka lalu siapa lagi? Turut mengapresiasi Zetizen National Challenge dapat memberikan ruang dan wadah bagi anak-anak Indonesia untuk berbuat lebih baik,” ujar Risma.
Zetizen National Challenge Go to New Zealand merupakan kompetisi aksi positif yang cetuskan oleh Zetizen Jawa Pos. Aksi positif yang dimaksud bisa berupa apa saja. Tak harus aksi besar, yang penting bermanfaat untuk lingkungan sekitar.
Azrul Ananda bangga dan terharu dengan kehadiran PM Selandia Baru yang meluncurkan program bagi anak muda. ”Zetizen National Challenge punya banyak manfaat positif. Tidak hanya untuk kalian anak muda yang beraksi, tapi juga untuk orang lain. Semakin banyak yang berpartisipasi semakin banyak orang yang mendapat manfaat,” ujar Azrul.
Anak muda di seluruh provinsi di Indonesia dapat berkompetisi di Zetizen National Challenge Go to New Zealand. Caranya, cukup mendaftar menjadi member www.zetizen.com, kumpulkan 10.000 poin, lalu upload foto dan deskripsi aksi positif. Kompetisi akan berlangsung sampai 5 September 2016. Satu peserta dengan aksi terbaik di setiap provinsi berhak mendapatkan hadiah jalan-jalan ke Selandia Baru. (Jawa Pos/JPG)