Mabes TNI Turut Bina Mental Pelajar Buddhis di Bengkayang

PEMBINAAN. Para pelajar Kabupaten Bengkayang mengikuti Pembinaan Mental Pelajar Buddhis di Hotel Lala Golden Kabupaten Bengkayang, Jumat (17/6). Kurnadi-RK.

eQuator.co.id – Bengkayang-RK. Markas Besar (Mabes) TNI bersama Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bengkayang melakukan Pembinaan Mental Pelajar Buddhis di kabupaten yang berbatasan langsung dengan Kerajaan Malaysia ini.

“Kegiatan ini didasari atas keprihatinan kita melihat generasi penerus bangsa Indonesia yang saat ini sudah banyak tidak lagi mencerminkan budaya dan perilaku Indonesia,” kata Lettu (Inf) Wiradika perwakilan Mabes TNI ketika menjadi narasumber dalam Pembinaan Mental Pelajar Buddhis di Hotel Lala Golden Kabupaten Bengkayang, Jumat (17/6).

Wira–sapaan Wiradika–mengatakan, kini sudah banyak budaya Indonesia yang ditinggalkan generasi muda. Hal ini sebagai akibat gencarnya budaya asing yang masuk ke Indonesia, baik melalui media cetak maupun elektronik. “Sehingga budaya asing tersebut mempengaruhi sikap dan perilaku kita, bahkan seperti ingin menggantikan ideologi Pancasila,” sesalnya.

Olehkarenanya, menurut Wira, para generasi muda perlu dibentengi. Salah satunya dengan memberikan materi Bela Negara seperti yang diamanatkan Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 bahwa setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara.
“Sikap bela negara tersebut terdiri atas cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, meyakini Pancasila sebagai ideologi Negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta memiliki kemampuan awal untuk bela negara,” jelas Wira.

Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Bengkayang, Mi’rad Sag mengungkapkan, Pembinaan Mental Pelajar Buddis yang diikuti 41 pelajar SMP dan SMA di Bengkayang ini bertemakan “Penguatan Buddha Dhamma dalam Menanggulangi dan Membentengi Generasi Muda Buddhis untuk Mewujudkan Generasi Muda yang Beriman, Bertakwa, Mandiri dan Berwawasan Kebanggsaan dengan Jiwa Buddha”.

Adapun materi yang disampaikan kepada para Pelajar Buddhis tersebut, ungkap Mi’rad, terkait toleransi, bela negara, penguatan iman serta bahaya Narkoba. “Toleransi sangat penting untuk tetap dijaga, lantaran Indonesia terdiri atas berbagai macam SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan),” katanya.

Laporan: Kurnadi

Editor: Mordiadi