eQuator.co.id – Pemadaman listrik (byarpet) di Kabupaten Sekadau tidak ada habisnya. Tidak hanya warga biasa yang mengeluh. Wakil Rakyat dan pejabat teras Sekadau juga sudah mewarning PLN.
Bahkan Bupati Sekadau, Rupinus sudah memanggil Manager PLN, meminta memaksimalkan kinerjanya. “Kita sudah panggil PLN beberapa waktu lalu. Bahkan kemarin, kawan-kawan di DPRD juga sudah manggil PLN juga,” kata Rupinus, SH, M.Si kepada wartawan disela menghadiri safari Ramadan di Kecamatan Sekadau Hulu, Kamis (16/6).
Hanya saja, setelah dipanggil, kinerja PLN tetap dianggap tidak berubah. Pemadaman listrik terus terjadi, bahkan di bulan suci Ramadan. Menurut Rupinus, PLN berjanji, selama Ramadan tidak banyak pemadaman.
“Tapi kenyataannya byarpet masih sering terjadi. Malah makin parah. Jadi mereka ingkar janji,” tegas Rupinus.
Bupati Rupinus mengaku prihatin dengan kondisi tersebut. Apalagi pemadaman terjadi ketika masyarakat muslim hedak berbuka puasa. Jelas saja terganggu dengan kondisi listrik yang sering padam. “Pemerintah juga terus berupaya mengatasi defisit listrik, seperti adanya program 35 ribu megawatt oleh pemerintah pusat di Kalbar,” jelas Rupinus.
Seperti diketahui, byarpet aliran listrik kian para di Sekadau sejak beberapa bulan terakhir. Dalam satu hari, byarpet bisa lima kali. “Harapan kita, PLN segera memperbaiki kinerjanya. Sebab byarpet ini sangat mengganggu aktivitas kita,” kata Ana, warga Sewak, Desa Mungguk, kemarin.
Ana mengaku iba dengan PLN, sebab saat listrik sering padam seperti ini, PLN dan jajarannya sering menjadi sasaran kemarahan dan umpatan warga. Sedangkan saat listrik menyala terus hingga 24 jam, sangat sedikit bahkan mungkin tidak ada warga yang memberikan pujian.
“Tapi ya mau gimana lagi. Memang tugas PLN itu menyediakan listrik yang baik untuk pelanggannya. Kalau memang ada gangguan, wajar pelanggan komplain. Harapan kita, PLN bersabar dan bisa terus melakukan perbaikan kinerja,” ungkap wanita berjilbab tersebut.
Defisit Satu MW
Manager PLN Ranting Sekadau, Dwija Ardiya Pradipta dijumpai wartawan usai menghadiri rapat di kantor DPRD Sekadau dua hari lalu mengatakan, byarpet terjadi lantaran terjadinya gangguan dari luar. Gangguan itu tidak bisa diprediksi, sehingga listrik padam, bisa terjadi kapan saja.
“Potensinya bisa muncul kapan saja, bisa saja menjelang maghrib, shubuh atau kapan pun. Itu terjadi karena gangguan luar, bisa karena cuaca,” kilahnya.
Mengenai daya, Dwija mengatakan, saat ini Sekadau mengalami defisit daya sebesar satu megawatt (MW). Dimana daya yang ada dari pembangkit di Sekadau saat ini hanya 7,7 megawatt. Sementara kebutuhan sekitar 8,7 megawatt.
Untuk mencukupi, sementara defisit sebesar satu megawatt tersebut, dibantu dari Sanggau. “Kalau losses dan kebocoran tidak dihitung dari kebutuhan daya,” ujarnya.
Namun, PLN akan terus berupaya memberikan pelayanan yang baik. Untuk itu, Dwija meminta dukungan masyarakat Sekadau dalam meningkatkan pelayanan.
“Kami akui memang masih belum maksimal. Tapi kami berupaya untuk meningkatkan pelayanan,” tekadnya.
Reporter: Abdu Syukri
Editor: Kiram Akbar