eQuator.co.id – Sambas-RK. Listrik voucher yang selama ini digembar-gemborkan lebih hemat hanya isapan jempol belaka, Kenyataannya, pelanggan yang membeli voucher Rp 100 ribu harus membayar Rp 104 ribu, tapi token yang masuk hanya Rp 66 ribu di meteran listrik.
“Sebagai konsumen tentu keberatan. Selain potongannya besar, penggunaannya juga boros. Bayangkan saja, lima hari penggunaan listrik Rp 100 ribu, jika dikalikan 6 kali isi selama satu bulan, menjadi Rp 600 ribu. Kalau beli di counter pulsa menjadi Rp 624 ribu. Setelah dipotong penggunaan oleh PLN, maka pulsa yang masuk di meteran dalam sebulan Rp 396 ribu. Artinya terjadi pemotongan sebesar Rp 204 ribu,” beber Wiwin, warga Kompleks Didis Permai, Desa Dalam Kaum, Kecamatan Sambas kepada wartawan, Selasa (7/6).
Setelah membeli pulsa Rp 100 ribu, terang Wiwin, pelanggan akan mendapatkan nomor Stroom atau Token pembelian struk listrik prabayar. Namun dalam struk tersebut terlihat sejumlah biaya, seperti Pajak Penerangan Jalan (PPJ) Rp 6.543, Token Rp 93.457 dengan dengan jumlah KWH 69,1 dan admin bank sebesar Rp 2.500. “Kita juga bingung hitungan KWH-nya, karena setelah diisi tertera 6.600, dan pemakaian cepat habis,” ujarnya.
Dia mengaku sudah sering melapor ke PLN Ranting Sambas. Bahkan sudah dilakukan pengukuran menggunakan alat. Petugas PLN menyatakan penggunaan watt terlalu besar, sehingga dilakukan penggantian meteran. Kenyataannya, tetap saja penggunaan listrik tetap besar. “Ini sudah berlangsung lama, sekitar tujuh bulan. Namun hingga sekarang masih belum diketahui apa penyebab listrik boros, apakah meteran yang harus diganti, belum juga ada kabar pemberitahuan dari PLN,” ungkapnya.
Dia berharap, PLN segera turun ke lapangan dan memeriksa ulang meteran listrik voucher yang dipasang di rumah-rumah pelanggan. Apalagi karena untuk rumah tangga, kalau boros seperti ini tentu tidak layak disebut pelayanan PLN yang murah, karena faktanya sangat boros. Dia berharap Ombudsman dan Lembaga Perlindungan Konsumen segera bertindak. Sebab, pemakaian voucher hanya menguntungkan PLN untuk menekan tunggakan pelanggan. Sedangkan pelanggan tetap dirugikan. “Kita harap ada solusi dari PLN terkait borosnya meteran voucher isi ulang ini,” harapnya.
Reporter: Muhammad Ridho
Redaktur: Yuni Kurniyanto