eQuator.co.id – Di Pasar Sungai Pinyuh, Mempawah, merebak isu oknum polisi lalu lintas (Polantas) dari Polres setempat menendang seorang warga ketika menggelar Operasi Patuh 2016. Kejadian tersebut diceritakan netizen Veronica Chen.
“Kejadian barusan di sui pinyuh (kalbar), jam 11.35 am tanggal 23 mei 2016, pas nya depan toko jahit abadi,” tulis dia di laman Facebooknya kemarin pada pukul 11.47 WIB.
Ceritanya, terang Veronica, ada razia besaran-besaran di Sui Pinyuh. “Razia pakai kejar, ada satu bapak dikejar sampai jatuh, polisi itu langsung menendang bapak itu. Warga tidak terima, warga langsung memukulin polisi itu. Tak pantas Anda sebagai polisi memukul warga meskipun warga itu telah melangar aturan!!!,” tulisnya lagi.
Sebelum ada klarifikasi dari Polres Mempawah, posting tersebut telah dibagikan (share) 500 kali oleh pengguna Facebook lainnya dan dikomentari 63 kali. Rata-rata mengecam ulah oknum polisi yang membuat warga Sungai Pinyuh berang.
Dikonfirmasi, Kapolres Mempawah, AKBP Dedi Agustono SIk, membantah anak buahnya memukul pengendara saat razia tersebut. “Begitu dapat informasi tersebut, saya panggil Kasat Lantas yang kebetulan ada di tempat. Dari penuturannya, sempat ada pengejaran dan pengendara distop. Mungkin ada bersitegang namun tidak ada pemukulan,” ungkapnya diwawancarai via telpon, Senin malam (23/5).
Lanjut Dedi, jika benar ada pemukulan yang dilakukan oleh oknum kepolisian, silakan melaporkan langsung kepada dirinya selaku pimpinan tertinggi di wilayah hukum Polres Mempawah. “Biar kita proses langsung! Kalau anak buah saya salah, pasti akan saya bilang salah, ” tegas dia.
Menurutnya, dalam Operasi Patuh Kapuas 2016, dihadirkan Wakil Ketua Pengadilan setempat. Sebab, ada sidang di tempat bagi yang terjaring razia. Juga ada Provos Polri serta TNI, Dinas Perhubungan, dan stakeholder lainnya.
“Kalau ada keluhan atau komplain masyarakat, langsung SMS atau telpon ke saya di 081250096197,” pungkas Dedi.
Kepada Rakyat Kalbar, seorang saksi mata yang enggan namanya dikorankan menuturkan tidak ada pemukulan yang dilakukan oknum Polantas saat razia itu. “Memang ade bapak-bapak yang tak mau motornye diangkut karena tidak membawa surat-surat. Tapi tak ade yang dipukol,” paparnya.
Tapi, pengancaman memang ada. “Mau memukul tapi ndak dipukul, pengancaman-pengancaman biaselah, bilang mau mukul. Tapi pukul benaran sih tadak ade,” ujarnya.
Senada, saksi mata lainnya yang juga tak mau menyebut identitas. Ia mengatakan tidak ada pemukulan dari polisi. “Ndak dipukul, tapi hampir mau dipukul, 6-7 orang polisi datang. Liat polisi ni ramai, ye masyarakat kumpullah. Ada satu aparat yang mendamaikan. Kalau tadak diredakan, kemungkinan besar jadi ributnye,” ungkap warga Sungai Pinyuh itu.
Hanya saja, warga bernama Mulyadi mengatakan memang ada oknum polisi yang mengejar pengendara sampai ke dalam gang dengan kecepatan tinggi. “Kita khawatirkan bisa nabrak anak-anak yang sedang bermain di gang,” keluhnya, seraya meminta Kapolres Mempawah menjaga kelakuan anak buahnya. (*)
Ari Sandy, Mempawah