Bus Bawa Brimob Masuk Jurang, Dirlantas Turunkan Tim Khusus

Bos Damri: Sopir Tak Sempat Ganti Gigi

General Manager (GM) Perum Damri Stasium Pontianak, Sugeng BP menjenguk salah satu korban (Sopir David Haryadi) kecelakaan tunggal di RS Antonius, Senin (22/5)- OCSYA ADE CP

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Sehari setelah kecelakaan tunggal di Jalan Trans Kalimantan KM 35, 21 anggota Brigade Mobil (Brimob) Polda Kalbar yang luka ringan kembali bertugas seperti biasa. Sementara, dua kolega mereka yang luka berat masih harus menginap di RS Anton Soedjarwo.

“Satunya patah kaki kiri dan satunya luka berat pada wajah karena terbentur kaca,” tutur AKBP Badarudin, Penjabat Kabid Humas Polda Kalbar, Senin (23/5) sore.

Ditegaskan dia, 23 anggota Brimob tersebut baru saja purna tugas membantu Polres Ketapang. Bukannya melakukan pengamanan (nge-pam) di perkebunan sawit.

“Anggota Brimob ini back up sesuai permintaan Kapolres Ketapang. Karena di sana baru terjadi pembakaran dan kerusuhan (di PT HKK Timur beberapa bulan lalu, red). Kapolres mau mengambil tindakan tegas menangkap pelaku, jadi perlu dibantu untuk penegakan hukum untuk menghindari tindakan-tindakan anarkis lain,” jelasnya.

Hal itu diamini Kapolda Kalbar, Brigjen Pol Arief Sulistyanto. “Mereka (anggota Brimob, red) baru selesai tugas pengamanan konflik masyarakat dengan perusahaan perkebunan,” singkat dia kepada Rakyat Kalbar, Senin (23/5) pagi.

Seperti diberitakan, 23 anggota Brimob serta tiga masyarakat umum dan dua kru bus Damri mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Trans Kalimantan, KM 35, arah Nanga Tayap, Ketapang-Kudangan, Kalteng, Minggu (22/5) sekitar pukul 14.30 WIB. Bus berplat nomor KB 7644 SL itu masuk ke jurang sedalam lima meter akibat remnya blong.

Sedianya, bus tersebut membawa rombongan dari PT HKK Timur (perusahaan sawit) di Kecamatan Manis Mata, menuju Kecamatan Nanga Tayap, Ketapang. Anggota-anggota Brimob itu ditarik kembali ke markas komandonya, lanjut Pj. Humas Badarudin, mengingat sudah lama membantu di sana.

Kecelakaan ini tentu menjadi perhatian banyak pihak. Kenapa rem bus milik perusahaan plat merah itu bisa blong. Penyebabnya, apakah disabotase atau memang tak terawat dengan baik, masih jadi pertanyaan besar.

“Direktorat Lalu Lintas akan melakukan evaluasi dan pengkajian untuk mengecek apa penyebab-penyebab dari kecelakaan ini. Untuk meyakinkan kebenaran apakah ada kelalaian atau tidak,” ujar Badarudin.

Dalam hal ini, tentunya kelayakan kendaraan Perum Damri akan diperiksa. “Dari Direktorat Lalu Lintas sudah menurunkan tim di bawah pimpinan Direktur Lantas,” terangnya.

Segala kerugian adalah tanggung jawab dari pihak Perum Damri Stasiun Pontianak itu sendiri. Ia menyakini perusahaan tersebut melengkapi orang yang naik busnya dengan asuransi.

“Biar anggota Brimob, tapi status mereka penumpang,” tutup Badarudin.

REM KERAS, BUKAN BLONG

Terpisah, General Manager (GM) Perum Damri Stasium Pontianak, Sugeng BP menyatakan bertanggung jawab sepenuhnya. “Terkait pengobatan kepada para pasien yang menjadi korban,” ujarnya ditemui tengah menjenguk korban di ruang Boromous, RS Antonius Pontianak, Senin (22/5).

Setelah mendapat informasi kecelakaan tersebut, pihaknya langsung mengirimkan petugas ke tempat kejadian dan melakukan koordinasi dengan kepolisian. Tadi malam, para korban langsung dibawa ke dua rumah sakit.

“Di rumah sakit Antonius ada tiga orang, yakni supir, kernet, dan seorang warga yang mengalami luka di kepala dan bahu kiri retak. Kemudian, yang di Dokkes ada dua anggota Brimob yang juga harus mendapat rawat inap karena luka yang dideritanya,” ungkap Sugeng.

Berdasarkan keterangan sopir bus tersebut David Haryadi, lanjutnya, anggota Brimob menumpang dari daerah perbatasan Kalbar-Kalteng menuju Pontianak. Sementara satu penumpang umum naik di simpang Runtu dengan tujuan Pontianak.

“Jadi jumlah keseluruhan isi bus waktu itu 28 orang sedangkan isi maksimal bus Damri ini 29 orang,” paparnya.

Sugeng menegaskan, semua bus di stasiun yang ia pimpin dioperasikan dalam keadaan sesuai standar operasional. Buktinya, bus yang mengalami kecelakaan tersebut berangkat sehari sebelumnya dan sampai di Pangkalanbun dalam kondisi baik.

“Nah, kami mendapatkan laporan dari David (sopir,red) bahwa sebelum laka tersebut rem bus terasa keras, bukan blong. Saat saya tanya sopir, bus dalam posisi gigi empat saat turun tanjakan. Sementara sopir tidak sempat lagi menganti gigi rendah,” bebernya.

Imbuh dia, “Sedangkan posisi bus melaju kencang ditambah lagi sopir sudah menginjak kopling, membuat posisi gigi bus menjadi netral dan semakin kencang sehingga menjadi tidak terkendali dan akhirnya masuk ke jurang”.

Namun, untuk memastikan penyebab terjadinya kecelakaan ini, pihaknya bersama kepolisian masih mengevaluasi di lokasi kejadian. “Mencari penyebab sebenarnya dari kecelakaan tersebut,” pungkas Sugeng.

Laporan: Ocsya Ade CP

Editor: Mohamad iQbaL