Tiga Kabupaten Kembali Terendam Banjir, UN di Lima SD Terpaksa Ditunda

Kondisi banjir di Kabupaten Sekadau, Mempawah dan Landak yang melumpuhkan akses transportasi dan merendam rumah warga. Bahkan di Nanga Mahap, Sekadau, banjir Minggu (15/5) mengakibatkan Ujian Nasional Sekolah Dasar (UN SD) tertunda pelaksanannya. Foto: ABDU SYUKRI, ARI SANDY, ANTONIUS

eQuator.co.id – Nanga Mahap. Tiga kabupaten di Kalbar, Sekadau, Landak dan Mempawah kembali diterjang banjir. Banjir Sekadau terparah hingga mengakibatkan Ujian Nasional Sekolah Dasar (UN SD) Senin (16/5) hari ini di Kecamatan Nanga Mahap ditunda pelaksanaannya.

Di Sekadau, banjir tak hanya merendam rumah warga. Air juga merendam bangunan sekolah. Kondisi ini pun membuat pelaksanaan UN SD terganggu.

Sedikitnya ada 5 SD di Kecamatan Nanga Mahap, tempat pelaksaan UN terendam banjir. Demikian juga dengan akses jalan menuju sekolah.

Seorang murid kelas VI SDN 02 Nanga Suri, Kecamatan Nanga Mahap, Sekadau, Yetri terpaksa harus menginap berpisah dengan orangtuanya. “Saya mau nginap ke Nanga Mahap agar bisa ikuti ujian,” kata Yetri, kemarin.

Ujian tingkat SD sendiri akan dimulai, hari ini. Bagi Yetri, sangat riskan jika dirinya harus menginap di rumahnya. Gadis 12 tahun ini tinggal di Nanga Suri, berjarak sekitar 4 KM dari Kota Nanga Mahap. Sementara sekolah tempatnya menimba ilmu, menginduk ke SDN 14 Nanga Mahap, karena SDN 02 yang terdata sebagai penyelenggara UN di Dinas Pendidikan Sekadau, tidak bisa menyelenggarakan ujian karena direndam banjir.

Jalan dari Nanga Suri ke Nanga Mahap juga terendam banjir. “Makanya saya menginap di Nanga Mahap, dekat sekolah tempat saya ikut ujian, agar bisa ujian,” tutur Yetri.

Meski sudah menginap dekat sekolah, tidak berarti Yetri bisa ikut UN. Sebab, informasi yang didapat, SDN 14 Nanga Mahap tempat pelaksanaan UN itu, juga terendam banjir.

Wakil Bupati Sekadau, Aloysius, SH, M.Si mengatakan, sediktinya ada lima SD tempat pelaksaan ujian terendam banjir. “Makanya tadi saya sudah menghubungi Kadis Dikpora (Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga) Sekadau untuk membahas persoalan ini,” ujar Aloysius.

Dari hasil pembahasan tersebut, diputuskan pelaksanaan ujian di lima sekolah itu terpaksa diundur. “Kita undur sampai banjirnya kering. Mungkin satu hari atau dua hari ke depan, karena biasanya banjir seperti ini, cepat surut,” yakin Aloy.

Untuk pengunduran itu, Aloy sudah memerintahkan kepada Cabang Dikpora Nanga Mahap dan Dikpora Kabupaten Sekadau untuk membuat berita acara pengunduran. “Nanti BA itu akan kita laporkan ke Dinas Pendidikan provinsi,” tuturnya.

Tentang soal UN, dikatakan Aloy, Pemkab Sekadau sudah berkoordiansi dengan kepolisian. Dijamin soal itu tidak akan bocor. “Sebab saat ini soal UN masih ada di Polsek,” ungkap politisi PDI Perjuangan itu.

Banjir Mempawah

Kota Mempawah kembali dilanda banjir. Hujan deras sepekan ini menjadi penyebab banjir, ditambah pasangnya air sungai dan laut. Air Sungai Menpawah meluap dan membanjiri jalanan hingga ke rumah warga, khususnya di daerah bantaran sungai.

Banjir kini sudah melanda lima dusun. Diantaranya Parit Amanku, Dusun Suap, Parit Medan, Dusun Sepok Merah dan Sebutik Rama. Minggu (15/5) kemarin tinggi air sudah mencapai leher orang dewasa.

Warga Parit Amanku, Khoirudin mengungkapkan, banjir terjadi akhir minggu lalu. Hingga saat ini masih air masih pasang hingga membajiri jalan dan rumah.

“Walaupun begitu, kami tak mau mengevakuasi diri dan keluarga. Kami memilih tetap bertahan di rumah, karena meyakini air akan cepat turun, seperti cepatnya air meluap,” kata Khoirudin.

Dikatakan Khoirudin, tahun lalu banjir juga melanda daerahnya. Ketinggiannya mencapai dada orang dewasa, malahan lebih parah dari tahun ini. Tak hanya menggenangi rumah warga, akses jalan di dataran rendah memutuskan arus transportasi. Seperti di Jalan Raya Anjongan, Jalan Raden Pati Gumantar dan beberapa ruas jalan lainnya. Pengendara sepeda motor dan mobil sulit melewati medan banjir.

Ketua DPRD Mempawah, Dr. H. Rahmad Satria, MH telah mengingatkan instansi terkait untuk dapat menyediakan kebutuhan yang diperlukan warga. Banjir di daerahnya hampir setiap tahun melanda dan perlu kesigapan Pemkab untuk membantu korban banjir.

“Mempawah memiliki buah tahunan, walaupun bencana-bencana ataupun musibah tidak kita harapkan, namun persiapan sedini mungkin perlu dilakukan. Lebih baik sedia payung sebelum hujan,” ungkap Rahmad.

Kapolres Mempawah AKBP Dedi Agustono, SIK turut mendatangi wilayah banjir. Perwira polisi yang baru menjabat Kapolres itu mengatakan, kediaman warga yang terendam banjir ada 1.620 rumah. Dia telah menyiagakan jajarannya di semua titik banjir. “Saya berjanji, untuk keamanan harta benda para korban banjir 1 x 24 jam kita pantau,” ungkap AKBP Dedi.

Kapolres juga telah menjalin kerjasama dengan semua pihak, diantaranya TNI dan Pemkab Mempawah untuk penanganan korban banjir. “Kita siap jika masyarakat ingin dievakuasi. Bahkan lokasi evakusasi telah kita siapkan,” paparnya.

Menurut AKBP Dedi, ada dua kecamatan yang saat ini terendam banjir, Mempawah Timur dan Mempawah Hilir. Titik lokasi banjir dan ketinggian air saat ini bervariasi. Ada yang sedada orang dewasa, ada pula yang setinggi lutut orang dewasa.

“Kita mengimbau kepada para korban banjir saat ini, untuk tetap siaga. Kita pun menyiagakan anggota kita untuk siaga di kawasan-kawasan terendam banjir,” tegas AKBP Dedi.

Mulai Surut

Di Landak banjir sudah mulai surut. Khususnya di Kecamatan Menjalin yang beberapa waktu meresahkan. Warga juga sudah mulai beraktivitas seperti biasa.

Camat Menjalin, Theotimus mengaku banjir yang merendam wilayahnya Senin-Jumat sempat melumpuhkan sarana transportasi jalan.

“Sejak Sabtu air sudah mulai surut. Jalan raya juga sudah bisa dilewati. Arus lalu-lintas pun sudah lancar. Hanya masih ada di beberapa daerah yang masih terendam banjir,” ujar Theotimus, Minggu (15/5).

Sedikitnya ada dua sekolah yang terendam air. Namun masih dapat digunakan untuk proses belajar-mengajar, mengingat air tak sampai masuk ke dalam kelas. “Walaupun kondisi banjir, proses belajar di sekolah tetap berjalan, tidak diliburkan,” kata Camat.

Masyarakat yang rumahnya terendam banjir juga sudah mendapat bantuan dari Pemkab Landak dan Anggota DPR RI melalui Baguna.

“Kita mengucapkan terimakasih kepada pemerintah yang sudah membantu meringankan beban masyarakat yang menjadi korban banjir,” ucap Theotimus.

Bantuan yang diberikan berupa Sembako dan perahu karet yang digunakan untuk mengevakuasi barang-barang warga. “Kita hanya berharap tidak hujan lagi. Karena jika hujan, nanti banjir lagi. Kasian masyarakat yang rumahnya terndam banjir, sulit beraktivitas,” harap Theotimus.

 

Laporan: Abdu Syukri, Ary Sandi, Antonius

Editor: Hamka Saptono