eQuator.co.id – Sanggau-RK. Pemadaman bergilir yang dilakukan PLN Area Sanggau benar-benar membuat masyarkat gerah. Pasalnya pemadaman dilakukan menjelang maghrib, itu bisa berlangsung hingga lima jam.
Kesal dengan kondisi itu, perwakilan lintas organisasi massa (Ormas) mendatangi kantor PLN Area Sanggau untuk beraudiensi, Rabu (11/5). Perwakilan organisasi yang melakukan audinsi di antaranya, Ketua Lembaga Adat Melayu Serantau (LAMS) Kabupaten Sanggau, Ade Imran, Perwakilan DAD Kecamatan Kapuas, Yusmanan, Ketua LSM Citra Hanura Sanggau, Zaenuri beserta perwakilan dari warga Kecamatan Kapuas.
“Kita menyampaikan aspirasi berkenaan dengan sering matinya lampu, pas kebetulan umat muslim melaksanakan shalat magrib sehingga timbullah persepsi yang bermacam-macam. Yang namanya urusan agama ini kan beratlah,” kata kordinator audiensi sekaligus Ketua Lembaga Adat Melayu Serantau (LAMS) Sanggau, Ade Imran, usai audiensi.
Selain itu juga, saat ini siswa/siswi SMP sedang menjalani ujian nasionial. Otomatis, malam hari mereka gunakan untuk belajar. “Padamnya dari jam 17.00 sampai 23.00, bagaimana anak-anak mau belajar,” kesalnya.
Terlebih, saat ini berdekatan dengan bulan puasa. Ia berharap tidak ada lagi pemadaman yang dilakukan PLN, karena banyak muslim yang melaksanakan ibadah. Selain itu juga ada acara Gawai Dayak. “Kita harap juga saat pelaksanaan Gawai Dayak itu juga tidak ada pemadaman,” harap Ade Imran.
Alasan mesin rusak dinilainya hanya alasan klasik. “Tidak ada alasan lain yakni beban dan mesin rusak. Tapi kan masyarakat awan ini tidak mau tahu, kemudian yang paling menjengkelkan kalau mesin rusak, kok tahu jam hidupnya. Jadi jangan membodohi masyarakat,” tegasnya.
Seperti biasanya, Manajer PLN Area Sanggau, M Basyid Nurul Fauzi mengatakan, pemadaman lantaran adanya kerusakan pada pembangkit PLTU unit 1 dan 2.
“Sejak Sabtu lalu rusak. Hampir 12 megawatt lepas dari sistem. Terjadilah pemadaman akibat gangguan tersebut, ” jelasnya.
Sementara untuk rencana perbaikan kerusakan mesin sudah dalam proses perbaikan. Untuk unit satu diperkirakan selesai Jumat (13/5). “Sementara untuk satu unitnya sebelum puasa sudah beroperasi lagi, ” ujar Basyid.
Terkait adanya permintaan tidak melakukan pemadaman menjelang bulan puasa. Basyid mengaku akan berupaya semaksimal, karena perbaikan mesin masih berjalan. “Namanya manusia berusaha dan berdoa kalau sesuai jadwal tidak ada pemadaman, ” kataya.
Ia menambahkan, untuk saat ini PLN tidak memiliki cadangan daya yang besar untuk mengantisipasi kerusakan mesin. Saat ini daya PLN tersisa 14 megawatt, karena mengalami kerusakan. Sedangkan kabutuhan mencapai 25 megawatt, dan untuk sistem Sanggau 19 megawatt. Artinya ada 6 megawatt yang harus dilakukan pemadaman bergilir.
“Kelemahan kami di situ. Kedepan kita ada rencana jangka panjang, cuman sampai saat ini belum terealisasi, ” katanya.
Laporan: Kiram Akbar