YVC-I X Chapter Sanggau, Tak Sekedar Klub Motor

Dukungan YVC-I X terhadap program seven brand image yang dicanangkan Bupati Sanggau-- YVC-I X for Rakyat Kalbar

eQuator.co.id – Berawal dari hobi, Yamaha Vixion Club Indonesia (YVC-I X) Chapter Sanggau kini berkembang pesat. Tak sekedar touring, sejumlah kegiatan sosial pun aktif dilakoni. Mereka bukan geng motor. Mereka komunitas, yang bukan sekedar klub motor.

Sejak dibentuk tujuh tahun lalu, YVC-I X Chapter Sanggau terus menunjukkan eksistensinya. Mulai dari touring, bakti sosial, donor darah, sosialisasi program pemerintah hingga kampanye anti narkoba dan safety riding (keselamatan berkendara).

“Terbentuk pada 4 April 2009. Awalnya hanya delapan orang. Kami sama-sama hobi motor Vixion yang ketika itu baru-baru keluar,” kata Surya Putra, Ketua YVC-I X.

Delapan orang itu kemudian mengajak rekan-rekan yang memiliki hobi yang sama untuk bergabung. Sampai akhirnya, setelah tujuh berdiri anggota YVC-I X yang resmi tercatat saat ini berjumlah 52 orang.

“Rencana awal mau membentuk klub lokal (Sanggau, red). Tapi begitu browsing di internet ternyata (klub serupa) sudah ada di Jakarta,  terbentuk tahun 2007. Kita kemudian nyari kontak ke Jakarta. Mereka juga bertujuan untuk pengembangan klub di daerah,” ungkap Surya.

Untuk masuk dalam YVC-I juga tak gampang. Perlu ada kode chapter yang membedakan dengan daerah lain. Pasalnya YVC-I tersebar di seluruh Indonesia. Sanggau sendiri awalnya mengajukan kode chapter ‘D’. Namun kode itu sudah dipakai YVC-I Depok. Selain itu, sebagai syarat keanggotaan diperlukan sertifikat, karena YVC-I adalah lembaga resmi yang terdaftar.

“Setelah beberapa bulan terbitlah sertifikat, bahwasannnya kita telah bergabung di YVC Indonesia. Kode chpater kita (Sanggau, red) ‘X’ makanya namanya YVC-I X. Kode chapter itu berdasarkan wilayah,” terangnya.

Dikatakannya, di Sanggau sendiri, YVC-I X juga sudah terdaftar di Kesbangpolinmas. Hal ini menandakan, klub motor ini bukan klub abal-abal. Mereka taat hukum dan aturan pemerintah. Karena Surya enggan menyamakan klub motor dengan geng motor. Baginya dua istilah itu memiliki makna yang jauh berbeda.

“Geng motor itu identik dengan kriminal. Kalau kita justeruingin mengubah minset masyarakat, terutama soal safety riding. Terutama sekali bagi seluru anggota kita. Meskipun tanggapan miring tetang klub motor tetap ada,” ungkapnya.

Sebagai bentuk keseriusan, YVC-I X juga melakukan memorandum of undestanding (MoU) dengan Polres Sanggau terkait dukungan penuh terhadap aturan-aturan lalu-lintas. Karena itu, Surya tak akan menolerir anggotanya yang melakukan pelanggaran aturan. “Kita mau jadi pionir bagi safety riding,” ujarnya.

Melalui MoU itu, mereka juga membantu petugas menyosialisasikan undang-undang 22 tahun 2009, tentang undang-undang lalu-lintas.

Tak melulu soal motor dan lalu-lintas, YVC-I X juga melakukan berbagai kegiatan positif lainnya. Bahkan mereka punya agenda tahunan seperti bakti sosial, donor darah, ikut dalam program go green, kunjungan ke panti asuhan, penggalangan dana kebakaran Sanggau, serta pengecatan rumah ibadah di pesisir kota. Terbaru, mereka akan membantu mempromosikan seven brand image yang menjadi visi-misi Pemkab Sanggau.

“Jadi klub motor itu bukan hura-hura.  Klub motor bukan anak jalanan. Kita buat program-program positif,” tegasnya.

Sedangkan untuk sumber dana, YVC-I X juga tergolong mandiri. Mereka mengandalkan iuran bulanan dari anggota. “Iuran wajib Rp20 ribu perbulan. Setiap member yang masuk dikenai biaya Rp110 ribu. Itu sudah masuk dengan asuransi Rp60 ribu dan harga stiker logo resmi,” terangnya. (KiA)

Sebelum Polisi, Kita Tilang Duluan

Untuk mengubah mindset masyarakat, harus dimulai dari diri sendiri.  Itulah yang dilakukan YVC-I X. Mereka akan menegur anggotanya jika kedapatan melanggar aturan lalu-lintas. “Sebelum polisi nilang kita sudah nilang dulu,” ujar Surya.

Karena itu, dalam setiap touring atau berkendara, panduan utama adalah aturan lalu-lintas. Hal ini, lagi-lagi, untuk memberikan contoh kepada masyarakat tentang pentingnya safety riding (keselamatan berkendara).

“Akan ada sanksi kalau tetap melanggar. Kita berikan surat peringatan (SP) 1. Masih melanggar kita berikan SP 2. Masih melanggar juga, kita SP 3 dan kita keluarkan. Kalau sudah dikeluarga dari keanggotaan, atribut resmi juga seperti PDH harus dikembalikan,” tegasnya.

Sedangkan untuk narkoba lebih tegas lagi. Tak ada ampun. Begitu terbukti terlibat narkoba, langsung pecat. Surya mengaku pernah meminta Badan Narkotika Nasional (BNN) Sanggau untuk melakukan tes urine terhadap seluruh anggotanya.

“Karena keterbatasan alat, tak sempat dites. Tapi pihak BNN bilang kalau mereka yakin anggota kita tak ada pecandu narkoba. Soal narkoba, kita memang tak ada tawar-tawar,” tegasnya lagi. (KiA)

Sering Didekati Caleg

Berbagai kegiatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat yang dilakukan YVC-I X, rupanya menarik bebarapa politisi. Biasanya untuk kepentingan mereka maju sebagai calon legislatif.

“Sering sekali. Ketika itu ada calon DPRD Provinsi yang mendekati. Tapi kita tidak mau. Karena memang kita ini murni komunitas motor, tidak berkaitan dengan politik,” kata Eko Asri, salah satu pendiri YVC-I X.

Pria yang kini menjabat humas YVC-I X mengaku, para politisi itu kerap menawarkan fasilitas serta ‘uang pembinaan’ asalkan mau membantu berkampanye. “Karena kita bukan partai politik,” tambahnya.

Dan itu, kata Eko, bukan sekali dua kali. Menjelang musim pemilihan, ada saja calon dari parpol yang meminta bantuan mereka untuk berkampanye, atau minimal memperkenalkan kepada masyarakat.

Ia menegaskan, YVC-I X dibentuk karena kesamaan hobi dan memang bertujuan sosial. Terlebih anggota YVC-I X terdiri dari berbagai macam latarbelakang. “Ada yang PNS, seperti Ketua YVC-I X, pegawai swasta, pengusaha dan sebagainya,” pungkasnya.

Seperti Keluarga

Keakraban di antara anggota YVC-I X sangat erat. Bahkan boleh dibilang seperti saudara. Meski terdiri dari beragam lantarbelakang dan umur, begitu berkumpul semuanya diperlakukan sama.

“Seperti Ketua YVC-I X, kalau di kantor punya jabatan, tapi begitu kumpul sama saja. Tidak diperlakukan lebih karena jabatannya. Semua jabatan itu hilang begitu kumpul,” ujar Agam Baragan, anggota YVC-I X.

Pria asal Aceh yang ikut membidani lahirnya YVC-I X menambahkan, tak hanya anggota, keakraban juga terjalin antara isteri-isteri para anggota. “Bahkan ada arisan untuk isteri-isteri anggota kita. Ada organisasinya, mirip karangtaruna, yang bergerak di banyak bidang,” katanya.

Setiap pekan YVC-I X menggelar ‘kopi darat’. Tak hanya kumpul-kumpul kosong. Di ‘kopi darat’ mereka membahas agenda-agenda ke depan. Termasuk tawaran-tawaran kegiatan dari anggota, dirembugkan di situ.

“Dibahas juga bagaimana memahami rambu-rambu lalu-lintas, kemudian pelatihan dasar kepemimpinan. Di situ juga diajarkan bagaimana mengungkapkan pendapat,” ungkapnya. (KiA)