Bisnis yang Didasari Konsep Hukum Syariah

Raraz Ummu Al Khansa/Owner Al Khansa Foodi dan 'D Kucex Laundry Al Khansa

eQuator.co.id – Raraz Ummu Al Khansa atau yang karib disapa dengan nama pena Rarazaty Az Zahra, perempuan yang pernah bekerja sebagai reporter Majalah Qalam Mujahidin ini awalnya tidak pernah terpikir jika hidup akan membawanya menjadi seorang pengusaha seperti sekarang ini.

Karena sebelumnya, alumnus Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura (Untan), kelahiran Pontianak, 24 Januari 1981 silam ini sudah kadung menikmati perannya sebagai wanita karir. Kurang lebih selama 10 tahun, dia bekerja di beberapa perusahaan di Jakarta. Dengan gaji dan posisi yang lumayan. Diantaranya, dia pernah bekerja di Japan International Coorporation Agency Jakarta dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi DKI Jakarta.

Namun, karena tuntutan orangtua yang mengharuskannya pulang ke Pontianak dan menikah, dia pun kembali dan mulai berusaha mencari kerja mulai dari bawah lagi. Hingga tak lama, dia diterima bekerja di Radio Dakwah Mujahidin.

Sampai medio 2011, sembari bekerja di Radio Mujahidin, President Pontianak Muslimahpreneur Community ini membuka usaha butik batik muda-mudi dan seragam karyawan. Berawal dari bisnis butik inilah potensi enterpreneurnya tergali.

Usaha dibidang fashion ini terbilang sukses sebenarnya, namun karena beberapa alasan yang menyangkut keyakinannya kepada agama Islam. Usaha inipun ditinggalkan. Dia memulai dari awal dengan beberapa usaha yang didasari oleh konsep hukum syariah atau hal-hal yang menyangkut pada aktivitas jual beli sesuai syariat Islam.

Sampai akhirnya, sekitar dua tahun lalu, dia membuka usaha kuliner dan binatu yang di-brand dengan nama Al Khansa Foodi dan ‘D Kucex Laundry Al Khansa. Di samping itu, dia juga menjual produk tupperware dan brand Peter Keiza.

Lebih lanjut seperti apa usaha yang dijalani oleh ibu satu anak ini. Berikut wawancara selengkapnya bersama Rakyat Kalbar;

+Bisa Anda jelaskan seputar profil usaha Al Khansa Foodi dan ‘D Kucex Laundry Al Khansa?

-Awalnya saya berjualan di halaman rumah kontrakan di Gang Maria, Sungai Jawi. Karena melihat perkembangannya yang lumayan, akhirnya pada Mei 2015, saya memutuskan mengontrak kios di Jalan Tabrani Ahmad. Di situ saya mulai dari nol lagi. Mulai membeli semua inventaris dan membuka Cafe Al Khansa Foodie sambil tetap menerima cateringan. Alhamdulillah, lima bulan pertama berjalan lancar dan omzetnya mencapai target.

+Dari sekian banyak jenis usaha, secara khusus kenapa Anda akhirnya memilih usaha catering dan laundry?

-Pertengahan 2011, saya menikah dan lima bulan kemudian saya mengandung. Di situ saya berpikir bahwa peran saya sebagai seorang ibu kelak sangat penting. Karena saya adalah madrasah pertama untuk buah hati saya. Saya tidak ingin kehilangan waktu-waktu berharga saya bersama anak saya kelak.

Dan satu lagi keputusan berat yang harus saya ambil. Yaitu resign dari Radio Mujahidin yang merupakan tangga pertama saya hijrah untuk mengenal Islam dengan lebih baik dan mengaplikasikan ilmu-ilmu agama.

Makanya saya lebih memilih untuk menghentikan karir saya dan fokus pada kewajiban saya sebagai seorang istri dan ibu buat anak saya.

Kemudian, saya iseng-iseng bikin kue muffin, America Risoles dengan beberapa varian, brownies dan lain-lain yang saya titipkan ke warung-warung. Kebetulan juga memasak adalah salah satu hobi saya.

-Dua usaha Anda ini menggunakan brand Al Khansa. Ada makna khusus buat Anda?

-Al Khansa adalah nama putri saya. Yang artinya baik dan juga merupakan nama salah satu shahabiyah Rasulullah yang terkenal hebat yaitu Al Khansa.

+Apa yang menurut Anda bahwa usaha yang dijalankan ini berbeda dengan usaha-usaha sejenis lainnya?

-Di bidang kuliner, saya mengutamakan kualitas. Seperti untuk bahan-bahannya saya menggunakan bahan makanan yang bersertifikat halal MUI, free MSG.
Saya juga sangat memperhatikan kebersihan tempat memasak dan kehiegienisan masakan saya. Karena bagi saya pertanggungjawaban profesi ini tidak hanya kepada konsumen, tapi juga langsung kepada Allah.

Selain itu, kelezatan masakan juga menjadi hal yang sangat penting diutamakan, yang otomatis akan membuat konsumen ketagihan makan ditempat kita.

Sementara untuk usaha laundry saya concern untuk kepuasan pelanggan, lewat memaksimalkan kebersihan, kerapihan dan keharumannya dan lainnya. Mengapa saya memberi nama ‘D Kucex Laundry Al Khansa? Ini dikarenakan metode pencuciannya tidak hanya mengandalkan mesin cuci saja. Namun juga secara manual seperti mengkucek pakaian dengan tangan agar pakaian tidak cepat rusak dan berbulu atau kainnya berserabut.

+Sejauh ini seperti apa perkembangan usaha Anda?

-Sementara ini kami belum membuka cabang. Namun kami membuka peluang kerjasama sistem drop point. Dimana, kami bisa memasang banner laundry kami di kios-kios atau rumah-rumah. Dengan system berbagi komisi Rp1.000 per Kg pakaian. Untuk karyawan baru satu orang.

+Untuk kedua usaha ini, strategi pemasaran apa yang Anda gunakan?

-Kami menyediakan layanan delivery order untuk Al Khansa Foodie untuk kuliner atau cateringan dan antarjemput juga untuk laundry. Kami turut mempromosikan kedua usaha ini lewat media sosial, seperti Facebook: Rarazaty Az Zahra, InstaGram: @Rarazaty Az Zahra, WhatsApps 08565212 0033, BBM: 5EC3C58C.

Reporter: Fikri Akbar

Redaktur: Andry Soe