
eQuator.co.id – Ketapang-RK. Keluarga Nira Ismaya langsung mendapat keadilan setelah gerak cepat Tim Khusus Anti Bandit (Tekab) Polres Ketapang. Pembunuh perempuan 19 tahun yang sedang hamil itu berhasil diamankan Tekab. Si Pembunuh ternyata pacarnya sendiri bernama Tri Subekti yang umurnya hanya terpaut setahun.
Awalnya, Nira yang berdomisili di Desa Sungai Putri Kecamatan Matan Hilir Utara itu ditemukan tak bernyawa mengapung di parit Dusun Kali Buntuk, Desa Sungai Awan Kiri, Kecamatan Muara Pawan, Minggu (10/4) sore. Penemuan mayat tersebut kontan membuat warga setempat heboh.
“Pelaku bernama Tri Subekti alias Waluyo usia 20 tahun, warga desa Rantau Panjang Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara (KKU),” papar Kapolres Ketapang, AKBP Hady Poerwanto, melalui Kasat Reskrim AKP Belen Anggara Pratama, Senin (11/4).
Tri bekerja sebagai penjaga alat berat excavator di PT KAL. “Hubungan pelaku dan korbannya pacaran,” beber Belen.
Tri diamankan Tekab Polres Ketapang di rumah temannya, komplek perumahan PT KAL di Desa Laman Satong, Kecamatan Matan Hilir Utara. Saat ditangkap, ia membantah telah membunuh Nira.
Namun, setelah diinterogasi, Tri akhirnya mengakui. Rupanya, Nira yang telah mengandung tiga bulan meminta pertanggungjawabannya untuk menikah. Sedangkan Tri merasa sudah empat bulan tidak berhubungan badan dengan Nira.
“Makanya pelaku kesal sehingga pelaku mengajak korban bertemu sebelum akhirnya dibawa ke Dusun Kali Buntuk, Desa Sungai Awan Kiri, Kecamatan Muara Pawan, Jum’at (8/4) sekitar pukul 20.00 WIB,” tutur Belen.
Di sana, obrolan mereka berubah jadi panas. Tri bertanya kepada Nira, siapa yang menghamilinya. Namun, berdasarkan pengakuan Tri, Nira tidak mau berkata jujur.
Alhasil, Tri kesal dan menggigit leher Nira lalu mendorongnya ke parit. Nira pun terbentur kayu. Belum puas, Tri ikut masuk parit dan menginjak-injak Nira.
“Penangkapan pelaku berdasarkan Laporan Polisi Nomor LP/143-B/IV/2016/Kalbar/Res Ketapang, tanggal 10 April 2016,” ujar Belen.
PRAREKONSTRUKSI
Saat pra rekonstruksi perkara Senin (11/4), terdapat 18 adegan. Mulai dari saat Tri menghubungi Nira untuk bertemu, menjemput Nira, hingga membawanya ke lokasi kejadian pembunuhan.
Dalam salah satu adegan, Tri sempat berhenti untuk meminum arak. Kantong bekas minuman keras itu dibuang. Bersamaan, Nira turun dari motor dan berdiri menghadap arah parit.
“Pas dia turun, saya kemudian mendatanginya, saya peluk dia dari belakang, saya sempat mencupang lehernya,” tutur Tri ketika memperagakan adegan-adegan prarekonstruksi.
Imbuh dia, “Saat itulah saya bertanya kepadanya siapa yang menghamilinya. Tapi, dia tidak mau bicara. Karena kesal saya gigit lehernya, kemudian saya dorong dia ke parit sehingga terjatuh dengan posisi kepala masuk ke dalam air”.
Usai mendorong Nira, Tri mengaku sempat duduk dulu di atas motornya untuk melihat lokasi sekitar sebelum akhirnya turun ke parit dan menginjak-injak tubuh bagian belakang Nira. Saat itu, barulah Tri sadar ada potongan kayu tepat di bawah tubuh Nira.
“Ada 5 hingga 6 kali saya menginjak bagian belakangnya, kemudian saya ambil kayunya dan saya buang,” tukas Tri.
Menyadari Nira sudah tidak bernyawa, Tri mengangkatnya dari parit masih dengan posisi badan telungkup usai diinjak. Jasad Nira dipinggirkan ke tepi parit sebelum akhirnya Tri melihat semacam cahaya senter dari kejauhan. Ia pun naik ke atas motornya dan melarikan diri.
“Saat itu kondisi sedang hujan, jadi usai naik dari parit saya langsung melarikan diri ke tempat rekan saya di PT KAL,” tutupnya mengakhiri prarekonstruksi.
Laporan: Jaidi Chandra
Editor: Mohamad iQbaL