eQuator.co.id – Mengenal Gonsales CJ Bungalolon yang Tembus ke Rusia
Ingin Majukan Indonesia dengan Pelajari Teknik Nuklir
Gonsales CJ Bungalolon (17), Siswa SMA Averos Kota Sorong mendapat beasiswa di Universitas Fladovick Moskow, Rusia. Meskipun harus bergelut dibidang yang ‘berbahaya’, Gonsales tetap bersikukuh untuk mengambil jurusan teknik nuklir di Rusia. Ia berkeinginan untuk memajukan Indonesia, di bidang militer.
Laporan : Nur Hayyu Supriatin
Dibalik tubuh yang kecil, tersimpan kompetensi yang besar. Kata ini tepat disematkan pada Gonsales CJ Bungalolon. Belum usai Ujian Akhir Nasional (UAN) Gonsales telah dipastikan akan berangkat ke Rusia pada September mendatang. Gonsales adalah satu-satunya siswa se-Papua Barat yang mendapat beasiswa ini. Ia juga putra Papua Barat yang pertama kali berani mengambil jurusan yang menantang, yakni teknik nuklir. Alasannya sederhana, Gonsales merasa senang mempelajari hal baru.
Namun, ia juga memiliki mimpi hebat. Sekembalinya di Indonesia, Gonsales ingin membantu meningkatkan kekuatan militer Indonesia. Meskipun berbahaya, Ia percaya nuklir dapat meningkatkan kekuatan bangsa di masa mendatang. Jumat (1/4) pukul 10.00 WIT, koran ini mendatangi asrama Gonsales yang terletak di Km 12. Kedatangan koran ini disambut oleh Kepala Sekolah SMA Averos, Drs.H.Imam Wahyudi. Pria yang berperan penting dalam keberhasilan Gonsales meraih beasiswa. Ia adalah orang yang merekomendasikan Gonsales untuk mengikuti beasiswa ini.
Kepada Koran ini, Imam mengatakan, alasannya memilih Gonsales sebagai perwakilan SMA Averos. Pertama Ia melihat bahwa Gonsales memiliki tekat dan keinginan yang kuat untuk belajar. Kedua, Ia adalah salah satu siswa didikannya yang telah menorehkan prestasi. “Saya memilih Gonsales karena 3 hal, pertama karena sikap dia, prestasi, dan kesanggupan dia untuk belajar ke luar negeri,”ujarnya.
Selang beberapa menit, Gonsales yang didampingi sang ibu, Cicilia Lilis, bergabung dalam perbincangan. Kepada Koran ini Gonsales menyatakan kesiapannya untuk belajar ke Negara Beruang Merah Rusia. Negara yang cukup rawan konflik. Namun, tak menjadi penghalang, melainkan tantangan baginya. Putra kelahiran Abepura, 16 November ini mengaku tertantang untuk mengambil teknik nuklir. Ia juga telah siap dengan seluruh persyaratan yang ada. Diantaranya, Ia tak boleh pulang ke Indonesia selama 4 tahun masa kuliah. Ditambah setelah lulus, Ia harus menetap selama 5 tahun di Rusia.
“Iya siap, karena orang tua saya sangat mendukung,”katanya pasti.
Menurut sang ibu, Cicilia, bakat Gonsales dibidang teknik telah terlihat sejak kecil. Jika anak lain membeli mainan untuk bermain. Beda halnya dengan putranya. Gonsales, membeli mainan hanya untuk dibongkar. Karena penasaran isi didalam mainan yang dibelinya.“Semua mainan dibongkar. Jadi gak ada yang utuh,”kata Cicilia.
Tak puas hanya melihat isi mainan. Gonsales mulai penasaran isi didalam radio dan TV, yang membuatnya bersuara. Karena belum memiliki pengetahuan, rasa ingin tahunya justru merusak TV dan radio di rumahnya. “Saya lihat TV ini rusak, warnanya jadi hitam putih. Jadi saya buka, saya otak-atik. Saya pasang kembali. Tapi malah meledak, jadi rusak total,”kata Gonsales tersenyum bersama Cicilia.
Selain memiliki rasa ingin tahu tinggi, Gonsales memiliki bakat dibidang berhitung. Baru duduk di bangku kelas 5 SD ia sudah menguasai pelajaran anak SMA. Karena sang ibu adalah guru Matematika di SMAN 1 Fakfak, Gonsales pun menjadi asisten pribadi Cicilia. “Karena sering lihat, dia hafal semua. Jadi dia ini asisten saya, dan kadang gantikan saya ngajar les anak SMA. Jadi dia jago di Matematika, dia pernah ikut lomba Matematika sampai ke tingkat nasional,”kata Cicilia.
Setelah 14 tahun tinggal bersama orang tua di Fakfak, Gonsales akhirnya meninggalkan keluarga untuk melanjutkan pendidikan SMA di Kota Sorong. SMA yang dirasa sang ibu tepat untuk anaknya, yakni SMA Averos.
Di SMA Averos, Gonsales cukup rutin mengikuti Olympiade Fisika. Ia juga memiliki prestasi yang mengharumkan nama sekolah. Dari sekolah ini, Ia telah tahu cara untuk memperbaiki televisi dan radio. “Saya sudah bisa perbaiki TV. Pas kelas 2 SMA pulang ke Fakfak saya perbaiki TV yang rusak, dan jadi, karena belajar di sini,”kata sulung dari 2 bersaudara tersipu.
Dan setelah 3 tahun mengenyam pendidikan di Averos. Kini Gonsales membuktikan pada keluarga, guru, dan rekannya akan keberhasilannya. Keberhasilan untuk mendapatkan beasiswa di negeri orang.
Ia berpesan agar para pelajar tidak berpuas akan prestasi di dalam negeri. Namun, pelajar juga harus berprestadi di negeri orang. Menurutnya, akan lebih baik jika memiliki pengalaman mengenyam pendidikan di luar negeri. Selain dapat menambah wawasan, untuk mengembangkan negara Indonesia. “Memang di Indonesia bagus. Tapi kalau kita belajar ke negeri orang siapa tahu setelah kembali kita dapat melampaui negeri tersebut,”katanya.
Keberhasilan Gonsales tak terlepas dari dukungan dan doa sang Ibu, Cicilia. Dalam mendidik Gonsales, Cicilia, hanya menerapkan satu hal. Yakni, menaruh kepercayaan sepenuhnya pada sang anak. “Saya tidak manjakan anak, saya kasih kepercayaan sepenuhnya. Dan yang pasti mengingatkan untuk tetap ingat Tuhan. Itu saja. Jadi mau ke Rusia 10 tahun silahkan saya tidak akan tahan dia, saya sangat mendukung dia,”jelasnya.***