BAGI warga kota atau luar daerah yang belum pernah mengunjungi tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah di Jalan Mulawarman, Kelurahan Manggar, Balikpapan Timur, pasti mengira hanya sebuah kawasan pusat pembuangan akhir sampah. Di benak, pasti kawasannya terkesan kotor, bau, dan banyak lalat beterbangan. Namun, semuanya itu terbantahkan.
Rusli Djabberi, Balikpapan Pos
SEKARANG kondisinya semakin nyaman bagi pekerja hingga pengunjung yang datang. Aroma bau sudah tercium, hanya waktu-waktu tertentu saja. Begitu juga kawasan di sekitar renville, dimanfaatkan menjadi beragam fasilitas. Ada jalur “offroad” motor ATV, gazebo pembibitan, kawasan composting, hingga ruang hijau dilengkapi fasilitas outbond.
Baru berada di pintu masuk di kawasan TPA saja, tampak tanaman rimbun yang berjejer. Melewati pos penjagaan dekat jembatan timbang armada sampah DKPP, juga tampah asri dengan adanya taman. Bergeser mendekati zona sampah, juga terdapat ruang terbuka hijau yang dimanfaatkan untuk kantin.
Di sini, segala makanan dimasak atau dihangatkan menggunakan api dari bahan bakar gas metana. Gas yang dihasilkan dari sampah yang dibuang warga kota, lalu dikelola UPTD TPA Manggar. Gasnya didistribusikan melalui pipa seperti pipa air dengan ukuran 1 inci. Bukan hanya kebutuhan TPA, gas metana juga didistribusikan ke rumah warga yang berdomisili di sekitar TPA.
Selain itu, ada juga kantor yang di dalamnya dipenuhi beragam hasil kerajian daur ulang memanfaatkan limbah sampah. Fasilitas lainnya, ada beberapa gazebo yang ditempat berjejer di sisi kanan jalan dilengkapi track refleksi. Apakah hanya itu saja fasilitas yang menjadi inovasi andalan bagi UPTD TPA Manggar? Ternyata tidak, saat ini, pengelola sedang merancang pembangunan ruang sauna. Lokasinya tepat di belakang kantor, jaraknya sekitar 100 meter.
“Inovasi memang harus terus kita lakukan dan kembangkan. Segala potensi pemanfaatan limbah sampah di TPA Manggar harus dimaksimalkan,” kata Kepala UPTD Manggar Andi Irwan kepada Balikpapan Pos, sepekan lalu.
Dia menjelaskan, ruang sauna memang sengaja dibangun sebagai salah satu inovasi terbaru 2016. Inovasi ini juga bagian dari penyambutan tim Adipura saat penilaian nantinya.
Nantinya, fasilitas fisik bangunan sauna seluruhnya memanfaatkan limbah kayu. Sedangkan, energi panasnya menggunakan gas metana pengganti elpiji. Untuk penambah aroma, TPA mengembangkan tanaman herbal yang saat ini dalam proses pembibitan. “Sekarang sedang menunggu tanaman herbalnya, seperti rempah-rempah. Sudah dalam proses tanam sebagai percontohan tujuh bedeng dengan panjang 35 meter dan lebar 10 meter,” jelas Andi Irwan.
Dia memastikan, pembangunan ruang sauna sebagai inovasi sekaligus penambah fasilitas bagi pengunjung yang datang ke TPA akan rampung tahun ini. Selain tengah mengembangkan tanaman herbal, bahan kayu sebagai konstruksi sudah dipersiapkan.
“Nanti ukuran ruang sauna 4×4 meter saja. Ruang penghangat ini bisa digunakan beramai-ramai maksimal 20 orang. Jika sudah lengkap akan diperluas, akan dibuat per kamar dengan dilengkapi puluhan tempat bilas,” sambung pria ramah ini.
Jika pembangunan ruang sauna rampung, inovasi berkelanjutan harus kembali dilakukan untuk tahun depan dalam pemanfaatan potensi limbah TPA. “Intinya, kita ingin TPA ini multifungsi. Fasilitas yang ada demi kenyamanan masyarakat yang berkunjung, sebagai eduwisata,” pungkasnya. (*)