eQuator.co.id – Pontianak-RK. Dahulu, gerhana matahari tidak boleh dilihat. Bahkan, ada yang sampai mengurung diri di rumah. Padahal, dalam peristiwa alam ini ada unsur pendidikannya. Olehkarenanya, guru-guru matapelajaran geografi mesti melakukan pengkajian secara khusus.
“Harusnya itu menjadi kajian ilmiah, karena ada unsur pendidikan di dalamnya. Agar generasi kita nanti tidak lagi berpikir tidak rasional seperti dulu, kita berharap seperti itu,” ujar Mulyadi, Kepala Dinas Pendidikan Kota Pontianak kepada Rakyat Kalbar, Rabu (17/2).
Mulyadi menjelaskan, pembelajaran tentang gerhana matahari sangat penting. Minimal, kenapa sampai bisa terjadi fenomena langka ini, serta wilayah mana saja yang dapat menyaksikannya.
Informasi tentang gerhana matahari diakui Mulyadi, bisa diperoleh dari buku-buku atau internet. Tetapi, kajian juga bisa dilakukan, bagaimana supaya dapat melihatnya fenomena langka ini.
“Saat melihat gerhana matahari harus menggunakan alat, kenapa sampai menggunakan alat itu, apa dampaknya. Ini kan harus ada kajian ilmiahnya, karena fenomena gerhana matahari, sama seperti kulminasi harus dilakukan kajian,” jelas Mulyadi.
Berkaitan dengan pendidikan, Mulyadi berharap khusus pada guru geografi untuk meyaksikan gerhana matahari langsung dan memberikan pemahaman pada anak didiknya agar lebih mengetahui dan mengerti gerhana matahari.
“Kita berharap teman-teman yang menagajar Antropoli, sesuai bidangnya ini, terutama di SMA sederajat, harus bisa membaca ini. Disampaikan ke kita hasilnya. Sehingga menjadi bahan untuk disampaikan ke anak-anak kita,” tutur Mulyadi.
Kajian bisa mudah dilakukan, lantaran Kota Pontianak memiliki Science Centre di lantai tiga Pontianak Convention Center (PCC), sebagai pusat untuk melihat langsung gerhana matahari.
“Dari Lingkungan Hidup, Pariwisata dan Dinas Pendidikan harus bersinergi. Karena, gerhana matahari ini jangan sampai membuat anak-anak kita takut. Diharapkan mereka bisa memperlajarinya,” tutup Mulyadi. (agn)