eQuator.co.id – Pontianak-RK. Kurun satu bulan terakhir, sejak Januari hingga 11 Februari 2016, di Kota Pontianak tercatat sepuluh kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Syukurlah semua penderitanya dapat diselamatkan.
“Alhamdulillah, semuanya kembali sehat, tidak sampai meninggal dunia, karena penanganannya cepat,” kata Sidiq Handanu Widoyono, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak ditemui di ruang kerjanya, Kamis (11/2).
Menurut Handanu, sepuluh kasus DBD dalam satu bulan bukanlah angka yang sedikit. Kewaspadaan harus benar-benar ditingkatkan. “Karena kita tidak ingin Kota Pontianak ditetapkan sebagai daerah dengan KLB (Kejadian Luar Biasa) DBD,” katanya.
Agar tidak sampai berstatus KLB, Handanu mengajak seluruh elemen masyarakat di Kota Pontianak untuk memberantas sarang nyamuk Aedes Aegypti, penyebar penyakit DBD. “Mari bersama-sama kita meminimalisir jumlah jentik nyamuk di linggkungan masing-masing dengan selalu menggalakkan Gerakan 3M Plus,” ajaknya
Gerakan 3M Plus yang dimaksudkan Handanu tersebut, yakni Menguras, Menutup dan Mengubur. “Plus-nya dengan tidak memberikan ruang bagi nyamuk untuk tinggal, seperti menggunakan obat nyamuk, kelambu dan tidak memberikan tempat untuk nyamuk bersembunyi,” jelasnya.
Dia mengajak masyarakat kembali menggalakkan gotongroyong untuk membersihkan lingkungan sekitar, terutama tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypti.
Untuk menunjang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), kata Handanu, Dinas Kesehatan sudah menyiapkan dan membagi-bagikan abate secara gratis. “Kita juga siap melakukan penyemprotan untuk membunuh nyamuk Aedes Aegypti dewasa,” ujarnya.
Mencegah berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypti ini, bukan hanya dapat mengantisipasi penyebaran penyakit DBD, tetapi juga virus Zika. “Karena penularan penyakit DBD dan virus Zika sama-sama melalui nyamuk,” jelas Handanu.
Dia berharap ada sinergisitas antara masyarakat dengan Dinas Kesehatan dalam memberantas nyamuk Aedes Aegypti. Masyarakat diharapkan segera melapor bila di lingkungannya disinyalir ada DBD. “Agar dapat ditindaklanjuti. Pencegahan dapat segera dilakukan agar korban dan sebarannya tidak bertambah,” tutup Handanu. (agn)