eQuator – Pontianak-RK. Masa kerja sembilan tahun, tidaklah sebentar bagi karyawan manapun. Masa di mana seorang karyawan cukup relatif matang dalam segala hal, baik dari bekal ilmu yang dipelajarinya selama bekerja disuatu perusahaan, maupun kemandirian untuk memutuskan dan memulai guratan garis tangan.
Sebuah langkah besar ini pun diambil oleh Selviana. Wanita yang kini menjabat sebagai Wakil Bendahara Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kalbar memutuskan keluar dari perusahaan sejak tahun 2010 lalu. Kendati salah satu perusahaan travel di Pontianak tempatnya bekerja memberikan gaji yang cukup lumayan, namun Selviana tetap memiliki citanya sendiri. “Saya enggak mau selamanya jadi anak buah, pengen mandiri dengan usaha sendiri,” katanya kepada Rakyat Kalbar, Minggu (24/1).
Sejak saat itu, Selviana pun mendirikan usaha di bidang jasa travel. Apalagi ia mengaku telah banyak memperoleh ilmu di perusahaan tempatnya bekerja sejak tahun 2001 silam. Mulai dari bagaimana cara melayani, menjual tiket, mendapatkan pelanggan, membangun jaringan hingga memiliki jaringan sendiri. “Sebelum saya berhenti, saya secara tidak langsung sudah mulai punya langganan di luar langganan kantor. Karena saking lamanya kerja di travel, pelan-pelan banyak teman, keluarga dan tetangga yang tau saya biasa ngurusin tike-tiket orang yang mau berangkat,” terangnya.
Dengan membuka usaha sendiri, Selviana mengaku bisa lebih bebas mengatur waktu dan fokus membangun jaringannya sendiri. Sungguhpun demikian, membangun sebuah usaha sendiri secara mandiri bukan berarti tanpa resiko. Namun hal itu tetap dijalaninya dengan sabar. “Saya mau sharing saja, kalau mau bertahan ya harus sabar, jujur, ulet, fokus dan pandai-pandai memutarkan modal yang minim. Kemudian jangan lupa berdoa semoga diberi kelancaran,” katanya.
Berbeda dengan pengusaha pemula kebanyakan, atau mereka yang baru hendak merintis. Selviana diuntungkan oleh dua faktor, ilmu dan pengalaman yang didapatnya selama sembilan tahun bekerja. “Kalau saja begitu saja prinsipnya, percuma modal besar kalau nggak fokus dan pintar, bisa tekor juga lama-lama,” katanya.
Laporan: Fikri Akbar
Editor: Arman Hairiadi