eQuator – Ngabang-RK. Ribuan umat Kristiani mengikuti Natal Oikumene, di aula kantor bupati Landak, Rabu (13/1) malam.
Perayaan Natal dengan tema hidup bersama sebagai keluarga Allah ini, dimulai dengan ibadah, dan persembahan Natal oleh beberapa paduan suara dan tarian natal dari pemuda Ngabang dan khotbah Pastor DR. Herman Mayong, OFM Cap dari Pontianak.
Bupati Landak Adrianus Asia Sidot, dalam sambutannya mengatakan perayaan Natal oikumene ini, merupakan perayaan yang terakhir bagi dirinya sebagai bupati Landak. “Tahun depan, saya sudah selesai menjabat sebagai bupati Landak,” katanya.
Dikatakan Adrianus, banyak keluarga, masyarakat mendapat tantangan di jaman modern ini. Bukan hanya masalah ekonomi tapi bisa juga dengan masalah teknologi.
“Untuk menghadapi hal ini kita perlu mengkuatkan diri dalam iman. Kita manusia sudah diberikan akal budi untuk mengetahui rahasia dalam hidup kita. Kita juga di beri tantangan untuk berpikir. Kita hidup tidak bisa untuk menghidari dari masalah, tapi bagaimana kita untuk mengatasi masalah,” katanya.
Ia berpesan, melalui perayaan Natal ini dapat saling menghargai sesama antara satu dengan yang lain. Kita tidak perlu saling menyalahkan sesama, tapi bagaimana hidup bersama.
“Hanya, masyarakat harus waspada kalau ada kelompok lain yang akan merusak dalam kehidupan yang sudah baik ini. Jangan mudah terpengaruh dengan hal yang negatif, tapi kita harus hidup damai,” pesannya.
Selama menjabat sebagai bupati, ia mengaku telah meletakan dasar yang cukup kuat untuk Landak ke depan. Landak merupakan yang pertama memprogramkan untuk pendidikan bea siswa sarjana. “Kita sudah berhasil menciptakan sarjana untuk guru, biayanya dari pemda. Kita ingin Landak ke depan bisa maju didalam pedidikan. Kita ingin membangun sumber daya manusianya. Semoga ke depan bupati yang baru bisa meneruskan program yang ada ini,” ujar Adrianus.
Sementara itu, Pastor DR. Herman Mayong, OFM Cap, ditemui seusai kotbah berharap seluruh umat Kristiani yang sudah mengikuti perayaan natal ini bisa menjadi hidup bersama sebagai keluarga Allah.
“Kalau serupa dengan Allah berarti mempunyai hati yang penuh kelembutan, keramahan, kedamaian penuh kasih, dan mempunyai saling mengampuni,” harapnya.
Menurutnya, manusia memang mempunyai sipat yang berbeda, oleh karena itu harus saling mengasihi dan saling mengampuni. “Jadi, kita harus bisa hidup bersama untuk saling mengasihi, menghargai orang lain, supaya kita bisa hidup bersama,” pesannya.
Reporter: Antonius
Editor: Kiram Akbar