eQuator – Putussibau-RK. Hasil evaluasi Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Peternakan (Dispertanak) Kabupaten Kapuas Hulu, masih banyak peternak yang kurang optimal dalam usahanya. Salah satunya dengan membiarkan ternak terlantar di padang gembalaannya.
“Banyak peternak yang mengusahakan ternaknya dengan membiarkan terlantar di padang gembalaannya. Bukan semi intensif, yaitu pagi di keluarkan atau digembalakan kemudian sore di kandangkan,” ungkap Maryatiningsih, Kepala Bidang Peternakan, Dispertanak Kapuas Hulu, Minggu (10/1) via selular.
Begitu juga dengan ternak babi dan kambing, volume pemberian pakan masih kurang, sehingga menghambat pertumbuhan ternak tersebut. “Saya mengajak seluruh kelompok ternak maupun individu yang sudah diberi bantuan agar mengusahakan hewannya secara maksimal. Karena masih banyak peternak yang belum secara optimal mengusahakan ternaknya. Baik ternak bantuan ataupun ternak sendiri,” ujarnya.
Khusus unggas, lanjut Ningsih, pemeliharaan dan kebersihan kandang tidak diperhatikan oleh peternak. “Kita selalu menghimbau kepada semua kelompok ternak dalam berbagai kesempatan sosialisasi agar hal-hal yang menyangkut perkembangan usaha ternak itu diperhatikan. Sehingga hasil ternak tersebut lebih berkualitas,” katanya.
Dikatakan Ningsih, Dispertanak juga mendukung pelayanan kesehatan ternak masyarakat dengan pemberian vitamin, obat-obatan, vaksin untuk babi dan ayam pada beberapa desa sesuai permintaan. “Desa yang minta akan kita datangkan petugas maupun PPL (Petugas Penyuluh Lapangan) yang sudah dilatih dengan mengambil obat di dinas,” papar Ningsih.
Ditambahkannya, untuk menjamin kesehatan daging yang diproduksi peternak lokal Kapuas Hulu, petugas teknis dari Dispertanak rutin melakukan pengawasan pada Tempat Pemotongan Hewan. Seperti di TPH di Kecamatan Putussibau Utara dan Putussibau Selatan. “Sampai pengawasan di pasar, serta mengirimkan beberapa sampel daging ke laboratorium Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi. Hal ini penting untuk memastikan daging bebas dari cemaran residu atau mikroba, hasilnya sebagai bahan pembinaan ke pelaku usaha selanjutnya,” demikian Maryatiningsih.
Laporan: Andreas
Editor: Arman Hairiadi