eQuator – Pontianak-RK. Perebutan sabuk juara versi WBO di Pontianak Convention Center (PCC) nanti malam diprediksi jadi laga terpanas dalam sejarah tinju kelas terbang Asia Pasifik. Semakin bikin deg-degan, dua petinju yang berlaga, Iwan ‘Sniper’ Zoda dan Phupa Por Nobnom sudah saling melontarkan ‘jab’. Sama-sama mengaku telah mengantongi titik lemah dan strategi masing-masing.
Dua-duanya juga menjanjikan duel itu tak akan berlangsung lama. Phupa menyatakan, ia sudah berlatih keras selama dua bulan khusus untuk menghadapi Sang Sniper. “Iwan Zoda bagus, tidak mudah membuat Iwan Zoda KO,” katanya, dalam bahasa Thailand yang diterjemahkan oleh matchmaker (agensi tinju) asal Thailand, Win Panyaparichot, usai timbang berat badan dan cek kesehatan di Gedung PCC Pontianak, Rabu (30/12).
Dia sudah mempelajari teknik Zoda dan menyiapkan strategi spesial untuk menghadapinya. Namun, Phupa enggan buka-bukaan soal itu. “Nanti lihat (waktu tanding,red),” tuturnya.
Informasi terakhir yang diterima pers, sebelum kejuaraan bertajuk Internasional Air Force Boxing Championship ini dipastikan ada, satu persatu petinju Thailand yang akan menantang petinju asal Kayong Utara itu mundur teratur. Kecuali Phupa. Lantas, apa motivasi Phupa sehingga “mengajukan diri” untuk melawan Zoda?
“Dia ingin menang KO, kalau dia dapat mengalahkan Iwan Zoda dengan KO, dia dapat promosi besar dari Promotor Thailand,” ucap Phupa melalui Win Panyaparichot.
Sementara, Sang Juara Bertahan juga melihat Phupa sebagai sosok lawan yang cukup tangguh untuk dikalahkan. Menurutnya, Phupa cukup tahan pukul dan dikenal memiliki pukulan yang keras.
“Saya pelajari selama dua bulan ini, saat mau tidur saya masih nonton You Tube-nya, saya yakin saya bisa menghadapi dia,” ujar Zoda.
Ia mengatakan, dalam setiap pertandingan yang dia pelajari melalui media berbagi video You Tube, Phupa kerap bermain dengan teknik tertutup. Dia jarang memberikan ruang bagi lawannya untuk bergerak bebas. Hal ini, diakui Zoda, akan sedikit menyulitkannya.
“Dia tidak kasi jarak, main mepet, membuat agak susah. Banyak lawan yang saya temui, rata-rata bermain counter boxer, jadi saya yang lebih banyak menyerang. Tapi ini saya lihat dia banyak menyerang,” paparnya.
Tak seperti Phupa yang memilih menyembunyikan strateginya, Zoda justru blak-blakan mengungkap hal itu. “Saya main teknik, saya main jarak. Dia andalkan kekuatan belum tentu bisa di teknik. Sepanjang ronde saya akan menekan, terus menekan tanpa memberi celah untuk dia,” tuturnya.
Hanya saja, ada sedikit perbedaan target antara Zoda dengan pelatihnya, Damianus Yordan, soal kapan Phupa akan mencium matras. Belum lama ini, Damianus menyebut Phupa bakal mencium matras maksimal di ronde ke 7. “Menang KO di bawah ronde 10. Dia belum pernah main sepanjang 12 ronde, kalau saya sudah pernah,” tegas Zoda.
Sementara itu, berdasarkan timbang berat badan dan cek kesehatan yang dilakukan dua petinju tersebut, wasit WBO, Muhammad Rois menyampaikan mereka memenuhi kriteria bertanding. “Saat timbang badan, semua dalam keadaan in (sesuai kategori kelas), untuk berat badannya tidak ada yang over weight (pas 50 Kg). Sesuai dengan aturan di KTI, mereka siap bertanding semua,” tutur dia, sembari menyatakan pertandingan yang akan digelar nanti malam menggunakan rule (aturan) standar yang berlaku di WBO.
Ketua Panitia Internasional Air Force Boxing Championship, Mayor Kal Yudi Setiawan mengatakan, sebelum menuju laga puncak Zoda versus Phupa, empat partai tambahan akan dihelat terlebih dahulu. “Ada kejuaraan Sabuk Emas Bupati Bengkayang, Sabuk Emas DPD REI Kalbar, Sabuk Emas Real Estate Kalbar, dan Sabuk Emas Danlanud,” jelas dia.
DIARAK KE PCC
Antuasiasme publik Kalbar akan sosok Iwan Zoda terlihat sangat luar biasa. Dia sempat diarak berkeliling Kota Pontinak sebelum akhirnya menuju Gedung PCC. Lebih dari seratus kendaraan berbagai jenis, stay di depan apron Pangkalan Udara (Lanud) Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, sekitar pukul 13.00 Wib kemarin.
Mereka berasal dari berbagai kalangan dan komunitas otomotif Kalbar. Hadir untuk memberikan dukungan moril kepada Zoda.
“Mobil paling depan memang sengaja didesain untuk Iwan. Awalnya mobilnya tertutup, atapnya kita copot. Maksudnya biar masyarakat bisa melihat Iwan. Untuk Iwan, untuk Kalbar, untuk Indonesia, kita akan support apapun bentuknya,” tegas Ketua Pengcab Indonesia Offroad Federation (IOF) Kota Pontianak, Wisnu Anjasmara.
Paling sedikit sepuluh klub otomotif Kalbar ambil bagian mengarak Zoda untuk melakukan timbang badan dan cek kesehatan di PCC. “Untuk mobil saja tadi ada 120 unit. Diantaranya dari TKCI, IKC, TSC, GCC, TCI, Erci, Pitstop, BAC, Axic, IOF,” papar Koordinator rolling city tersebut, Wibowo.
Sekitar pukul 14.00 Wib, rombongan menyambangi Kantor Walikota Pontianak. Mereka disambut langsung Walikota Sutarmidji dan Wakilnya Edi Rusdi Kamtono.
“Mudah-mudahan ya dia bisa mempertahankan gelar sabuknya untuk kelas terbang versi WBO,” doa Sutarmidji.
Arak-arakan ini diinisiasi oleh Lanud Supadio Pontianak. “Saya sangat senang sekali, artinya tidak hanya dari TNI AU saja, tapi juga ada rekan-rekan dari komunitas-komunitas lain. Ini akan lebih membangkitkan gairah olahraga di Kalbar,” tutur Komandan Pangkalan TNI AU (Danlanud) Supadio Pontianak, Marsekal Pertama (Marsma) Tatang Heryansah.
Pelatih Zoda, Damianus Yordan, terlihat terharu. Dia tak menyangka sambutan kepada anak asuhnya sangat luar biasa. “Ini sambutan yang pertama kali saya lihat sejak saya menjadi petinju tahun 90. Baik di dalam maupun di luar negeri. Saya kira kita menyatu di suasana haru biru ini, ini melebihi doping buat iwan,” ujarnya.
Senada, Zoda terpukau dengan dukungan yang diberikan kepadanya. “Selama saya bertanding tidak pernah diarak-arak seperti ini, tidak pernah keliling kota. Jangankan keliling kota, untuk keliling sasana saja jarang,” selorohnya.
IOF juga sudah menyiapkan belasan kendaraan offroad untuk mengarak Zoda keliling kota jika dia berhasil mempertahankan gelarnya. Semangat Zoda, publik Kalbar tak ingin ada juara baru!!!
Laporan: Fikri Akbar
Editor: Mohamad iQbaL