Musim kemarau sangat panjang mendera daratan Maluku Utara. Warga yang menetap di lereng Gunung Gamalama, Kota Ternate sudah kepayahan menanti air hujan, tapi air dari langit tak kunjung turun.
Melihat kondisi itu, sebuah komunitas sosial turun tangan membagikan air gratis untuk warga yang menetap di ketinggian.
Sinar matahari sangat menyengat di atas kepala. Pohon sebagai tempat berteduh tak mampu menahan sengatan mentari siang. Jalanan yang beraspal menampung hawa yang cukup panas. Kondisi ini sudah empat bulan berjalan.
Warga yang menetap di lereng Gunung Gamalama seperti Tongole, Marikurubu, dan Lingkungan Air Tege-Tege, di Kecamatan Ternate Tengah mulai putus asa.
Bak-bak penampung air sudah lama dibiarkan kering. Ada yang berharap dari pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Ternate, tapi itu tak bisa banyak membantu. “Karena letak kampung kami yang terlalu tinggi, pipa-pipa yang dipasang PDAM tetap tak mengalirkan air,” ungkap Muhdar Embe, salah satu warga Tongole.
Kesulitan berbulan-bulan ini menggerakkan hati sebuah lembaga nir laba. Lembaga yang menamakan dirinya Komunitas Sedekah Rombongan (SR), asal Yogyakarta tanpa pamrih bergerak menyalurkan air gratis di kampung-kampung.
Hasilnya cukup membantu. Mereka mampu melayani sekitar 107 kepala keluarga (KK). Sebanyak 7 KK tersebar di RT/RW 03/04, Kelurahan Marikurubu, di Tongole RT/RW 09/06 sebanyak 50 KK, di Torano RT/RW 06/02 sebanyak 20 KK, serta di Air Tege-Tege RT/RW 01/08 sebanyak 30 KK.
“Warga memang mengharapkan air hujan. Jadi ketika hujan tidak turun, jadi bingung mau ambil air di mana,” tutur Mahfud Salama, relawan komunitas SR kepada Malut Post (Jawa Pos Group) saat ditemui di sela-sela pembagian air kemarin (20/10).
Komunitas SR mendapat air dari PDAM setempat. Mereka membayar PDAM supaya mengisi bak-bak penampungan umum. Aksi sosial ini telah berlangsung sejak Kamis (15/10) lalu dan masih berlangsung sampai sekarang.
Selain mengisi bak penampungan, SR menyedekahkan 13 tangki air minum, masing-masing tangki diisi 3.000 liter. Harga per tangki air Rp 150 ribu. “Itu harga yang didapat jika pesan langsung di kantor PDAM. Tapi jika pesan disupir (supir mobil tangki PDAM, red), bisa Rp 200 ribu hingga Rp 250 ribu per tangki,” jabar Mahfud.
Tiap kali mobil tangki milik PDAM datang, warga dengan antusias menjajarkan jeriken-jeriken mereka di samping bak penampungan. Air itu digunakan untuk minum, mandi sampai aktivitas rumah tangga lain.
Warga sudah tahu, air yang dibawa PDAM dipesan SR. Mereka pun tertib menunggu giliran.
“Awalnya sempat berebutan juga. Tapi setelah diyakinkan bahwa semua pasti kebagian, sekarang semuanya pada tertib,” ujar Mahfud yang sehari-hari berprofesi sebagai pengusaha batu Bacan.
Sebenarnya, kata Mahfud ada sumber air di dekat lingkungan Air Tege-Tege. Namun mata air makin pelan. Butuh waktu lama untuk menampung air dari sumber tersebut. Itu pun harus antre dengan warga dari lingkungan lain.
“Makanya ada sedekah air ini kami sangat terbantu. Tapi ke depannya tetap berharap ada solusi jangka panjang dari pemerintah,” harap Muhdar.
SR sendiri merupakan sebuah organisasi nirlaba yang memiliki cabang di seluruh Indonesia.
Sudah miliaran rupiah yang digelontorkan organisasi ini untuk membantu warga yang membutuhkan. Dana berasal dari sumbangan para dermawan.
Di Kota Ternate, organisasi ini baru eksis 2013 lalu. Mahfud adalah satu-satunya relawan di Ternate. Sebelumnya, ia eksis sebagai relawan di SR Jakarta sejak 2012.
Dari data di website komunitas ini, Mahfud tahu ada satu orang relawan lain di Kabupaten Halmahera Tengah. Namun hingga saat ini, keduanya belum sempat bertemu.
“Tugas kita di SR terhitung mudah. Kita hanya perlu identifikasi pihak mana saja yang butuh bantuan, lalu kita salurkan sumbangan mereka yang berasal dari sedekah para dermawan,” ujar pria berusia 38 tahun itu.
Pihak-pihak yang layak mendapat bantuan dari SR adalah orang sakit, kaum dhuafa, panti asuhan, dan siapa saja yang terabaikan. Sulfi Udin Siri, bayi penderita hidrosefalus, telah mendapat saluran dana dari SR.
“Ada anak-anak sakit yang perlu dirujuk ke rumah sakit di luar kota, juga janda-janda renta yang sebatang kara, hingga yang paling akhir kita kirim air untuk warga di lereng gunung ini,” tutur Mahfud.
Untuk mendapatkan sentuhan SR, tergolong mudah. Relawan hanya mengambil gambar calon penerima, menuliskan garis besar kondisi riil si calon disertai data alasan calon tersebut layak mendapatkan bantuan.30 menit kemudian dana telah masuk ke rekening relawan.
“Seluruh kegiatan SR dapat diakses di website www.SedekahRombongan.com,” tutur Mahfud.(JPG)