eQuator – Mempawah. Bersamaan dengan pemungutan suara di tujuh kabupaten se-Kalbar yang menggelar Pilkada serentak, Rabu (9/12) mendatang, masyarakat Kabupaten Mempawah akan menggelar acara Robo-robo. Tradisi turun-temurun ini dipusatkan di Pelabuhan Kuala Mempawah, Kelurahan Pasir Wan Salim.
Mensukseskan gelaran budaya rutin tiap tahun, Pemkab Mempawah mengalokasikan dana dari APBD murni tahun 2015. “Karena dilaksanakan pada hari Rabu terakhir bulan Safar dalam kalender Hijriah, makanya dinamakan Robo-robo,” papar tokoh masyarakat Mempawah, H Salong.
Robo-robo tak hanya sebuah kebudayaan, jelas H Salong, namun merupakan acara sakral yang juga merupakan acara doa bersama meminta keselamatan kepada Allah SWT. “Dahulu Kerajaan Mempawah sangat memperhatikan ini, demi kesejahteraan seluruh masyarakat,” ujarnya, Selasa (1/12).
Ia mengungkapkan, seiring perkembangan zaman, Robo-robo diangkat menjadi situs budaya yang sangat penting untuk tetap dipertahankan setiap tahun. Mengingat Robo-robo sudah berjalan puluhan tahun, dia berharap, rangkaian acara dikemas tanpa mengubah dasar pelaksanaan Robo-robo itu sendiri. “Semoga ikon budaya ini bisa selalu fresh dengan perkembangan zaman. Caranya, diremajakan namun tak mengubah nilai-nilai yang ada di dalamnya,” harapnya.
Di tempat terpisah, Lurah Pasir Wan Salim, Burhan Razali menuturkan, pelaksanaan Robo-robo selalu memberikan suasana yang berbeda. Walaupun acara puncaknya hanya berlangsung selama satu hari, namun agenda kebudayaan tersebut berlangsung selama kurang lebih satu bulan. “Robo-robo secara tak langsung memberikan rezeki bagi masyarakat yang memanfaatkan momen ini untuk berdagang. Banyak stand dadakan, baik masyarakat lokal maupun luar yang mengais rezeki,” ungkapnya.
Mengingat setiap tahun jumlah pedagang terus mengalami peningkatan, pihaknya akan menerapkan disiplin terhadap masyarakat, agar tidak merusak pemandangan. “Kita serahkan kepada panitia. Kita hanya mendorong agar pelaksanaan Robo-robo berjalan dengan baik, dan menjadi ikon daerah, bukan hanya lokal saja tapi di mata dunia,” harap Burhan.
Reporter: Ari Sandy
Redaktur: Yuni Kurniyanto