eQuator – PONTIANAK-RK. Kembali, sebanyak 823 jiwa eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dipulangkan ke daerah asalnya melalui pelabuhan Dwikora Pontianak, menggunakan KRI Teluk Bone-511, tujuan pelabuhan Tanjung Periok Jakarta, Selasa (26/1) siang. Ini merupakan pemulangan tahap ketiga melalui jalur laut.
Selain Wakil Gubernur Kalbar, Drs. Christiandy Sanjaya, MM, keberangkatan pemulangan menggunakan KRI ini dilepas langsung Komandan Lantamal XII Pontianak dan Wakapolda Kalbar.
Wakil Kalbar Christiandi Sanjaya mengatakan, upaya pemulangan ini dilakukan, sebagai salah satu langkah yang terbaik, untuk menjaga keamanan warga eks Gafatar sendiri. Tentunya, pemerintah Kalbar sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat. “Karena jika terjadi apa-apa terhadap mereka, kami nantinya yang dianggap tidak melindungi dan melanggar HAM,” kata Christiandy usai melepas keberangkatan eks Gafatar ini.
Menurutnya, untuk pemulangan menuju Jakarta ini, Pemprov sudah koordinasi dengan Menteri Sosial (Mensos). Selain itu dalam pengaturan penerimaan kedatangan eks Gafatar ini, juga sudah disiapkan di sana, kemudian dilanjutkan untuk pemulangan mereka ke kampung halaman masing-masing.
Disinggung masalah biaya pemulangan ini, Christiandi menjelaskan, menggunakan dana anggaran bencana untuk Pemprov Kalbar tahun 2016 sebesar Rp5 miliar. “Jumlah pasti yang digunakan saya belum tahu. Namun tentunya, dana itu bukan hanya untuk mengurus kejadian seperti ini saja. Melainkan dana sebesar itu juga untuk bencana yang terjadi di Kalbar sepanjang tahun 2016 ini,” jelas Christiandy.
Saat ini lanjutnya, warga eks Gafatar yang tersisa di Bekangdam XII Tanjungpura masih ada sekitar 900 jiwa. Mereka pun sedang diusahakan untuk pemulangan. Kemungkinan keberangkatan terakhir pada Jumat lusa menggunakan KRI lainnya. Terkait aset eks Gafatar yang ditinggal di Mempawah, ditegaskan Wakil Gubernur, sudah pasti akan dikembalikan ke pemiliknya. Karena itu hak warga eks Gafatar. Sejauh ini, masih didata oleh Pemkab Mempawah.
“Target pengembaliannya segera, namun harus kita identifikasi dulu dengan harus menunjukkan bukti-bukti kepemilikan. Contohnya motor atau mobil, harus dengan bukti surat-surat kendaraan,” ujarnya.
Sementara khusus 1.281 jiwa eks Gafatar dari Ketapang, dikatakannya, dipulangkan langsung dari Ketapang menuju Semarang. “Tentunya Pemkab dan Forkopimda Ketapang sudah berkoordinasi dengan kita, Pangdam dan Kapolda Kalbar,” jelas Christiandy. (oxa)