eQuator.co.id – Sanggau-RK. Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio digelar serentak di seluruh Indonesia sejak 18 Maret 2016 mendatang. Di Kabupaten Sanggau, 25.070 Bayi di bawah Lima Tahun (Balita) akan diimunisasi.
“PIN ini sangat penting dan menjadi dasar menentukan masa depan anak-anak di Kabupaten Sanggau,” kata dr Jones Siagian, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sanggau ketika membuka PIN Polio di Hotel Meldy Sanggau, Selasa (16/2).
Mengingat cukup banyaknya Balita yang bakal diimunisasi, Dinkes menyiapkan 700 Pos Pelayanan Imunisasi yang tersebar di 15 kecamatan se-Kabupaten Sanggau.
Bukan hanya petugas kesehatan, pelaksanaan PIN polio juga akan dibantu kader-kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Persatuan Istri-istri Tentara (Persit) dan Bhayangkari.
“Untuk PKK saja itu sekitar seribu orang. Sementara petugas kesehatan kita sekitar 700 orang, belum lagi dari yang lainnya. Hampir 3.500 kader yang akan dilibatkan,” ungkap Jones.
Kendati saat ini, kata Jones, tidak ditemukan kasus polio di Kabupaten Sanggau, namun PIN ini sangat bermanfaat untuk mencegah penyakit yang disebabkan virus tersebut.
Ia menyebutkan, alokasi anggaran kesehatan dari APBN Rp47 Triliun untuk PIN ini. “Jika polio bisa diatasi, artinya dana itu bisa dimanfaatkan untuk penunjangan kesehatan lainnya,” jelas Jones.
Menurut Jones, PIN ini merupakan salah upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan di Sanggau. “Tantangan untuk meningkatkan kesehatan di Kabupaten Sanggau ini cukup berat,” akunya.
Informasi yang diterimanya, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sanggau 2015 menduduki peringkat ke-10 di Kalbar. Menurun satu tingkat dibanding 2014.
“Ketika 2014 kita nomor empat dari bawah. Sekarang nomor tiga dari bawah. Walaupun ini masih bisa diperdebatkan. Karena kriteria IPM itu bukan hanya kesehatan, tetapi juga pendidikan,” jelas Jones.
Karena tantangan yang cukup berat itu, kata Jones, seluruh SKPD diminta membuat rencana Strategis Kerja (Renstra). Khusus Dinkes, diharapkan mampu meningkatkan pecegahan terhadap penyakit, baik menular maupun tidak. “Sehingga ke depan tidak ada lagi yang sakit,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Sanggau, Poulus Hadi meminta Dinkes memiliki sistem yang baik dalam menangani Balita. Menurutnya, persoalan Balita, bukan hanya masalah polio. “Kita mau, tidak ada Balita yang tidak diimunisasi,” tegasnya.
Terlebih, kata PH–sapaan Poulus Hadi–Kabupaten Sanggau pada 23 Februari 2016 akan mencanangkan Gerakan Balita Sehat. Menurutnya, penanganan kesehatan termasuk imunisasi harus dimulai dari kevalidan data. “Jangan bongkar pasang organisasi, data harus valid. Siapa tahu ada yang melahirkan lagi, karena data itu dinamis,” ujarnya.
PH mengaku senang dengan program PIN Polio ini. Lantaran bisa digabungkan dengan Gerakan Balita Sehat yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sanggau.
Karena bentuknya gerakan, bukan hanya Dinkes yang terlibat. Tetapi seluruh instansi dan stakeholder. Semua yang terlibat mesti bekerja dari hati. “Saya tak mau kerja seperti seremonial, tetapi harus dari hati,” tegas PH.
Rencana tersebut mendapat apreseasi dari Anggota DPRD Sanggau, Yulianto. Tetapi ia juga berharap, jangan sampai program tinggal program, tanpa kelanjutannya. “Terpenting menurut saya adalah bagaimana pengawasan di lapangan,” tuturnya.
Laporan: Kiram Akbar
Editor: Mordiadi