246 Tahun Kota Pontianak

DULU DAN SEKARANG. Jalan Gajah Mada Pontianak Selatan tempo dulu dan sekarang. RAKYAT KALBAR

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Hampir dua setengah abad Pontianak berdiri. Memasuki usia yang cukup matang, ragam upaya menuju sebuah smart city (kota pintar) terus dilakukan. Pemerintah Kota Pontianak sepertinya belum puas dengan apa yang telah mereka capai.

Di hari jadi ke 246 ini, Wali Kota Sutarmidji berharap Pontianak menjadi kota yang bertata kelola pemerintahan baik. Sehingga bisa memberikan layanan publik terbaik bagi semua rakyat yang membutuhkan pelayanan.

“Itu yang saya inginkan,” ujar Wali Kota Pontianak dua periode ini, Minggu (22/10). Hal tersebut, imbuh dia, merupakan obsesinya.

Tidak hanya itu, ia berharap semakin hari Aparatur Sipil Negara (ASN), jajaran pejabat teras pemerintah, dan masyarakat Pontianak juga selalu berupaya untuk berinovasi dalam segala hal. Bagi Sutarmidji, inovasi itu bagian dari percepatan untuk menggapai kenyamanan dalam menjalani kehidupan.

Dikatakan pemilik akun Twitter @BangMidji ini, orang yang tidak mau melakukan inovasi alias tidak kreatif, akan menjadi bagian dari ketertinggalan dalam kemajuan masa. Nah, ia berpesan agar jangan ada yang masuk bagian itu.

“Terus lakukan inovasi, lakukan hal-hal kreatif. Tanpa inovasi, tidak ada percepatan untuk kemajuan diri,” pintanya.

Senada, Wakil Wali Kota Edi Rusdi Kamtono yang mengucapkan Dirgahayu ke 246 Kota Pontianak. Ia berharap Pontianak menjadi kota idaman bagi seluruh warganya. Baik itu di Kalimantan Barat maupun Indonesia.

“Harapan saya, menjadi kota idaman yang menyenangkan warganya dengan insfrastruktur berkualitas, indah, humanis, hijau, teduh, dan aman. Tentu saja dengan pelayanan publik yang prima,” tuturnya.

Event budaya dan keagamaan, ia melanjutkan, yang menaungi semua agama yang ada seharusnya rutin diselenggarakan minimal sebulan sekali. “Karena kita ini dihuni berbagai macam suku bangsa, artinya hampir seluruh Indonesia tinggal di Pontianak. Karena kota Pontianak ini heterogen, kita harus menciptakan suasana yang aman dan kondusif dengan integrasi sesama,” papar Edi.

Ia berharap warga Pontianak tidak terkotak-kotak. “Tidak menonjolkan agama dan suku, tapi bersatu membangun kota dan menikmati hidup di kota Pontianak,” ujarnya.

Ketua DPRD Kota Pontianak, Satarudin, sependapat. Ia berharap, di hari jadi ke 246 Kota Pontianak ini, Kota Pontianak semakin terdepan dalam segala hal. “Dan masyarakatnya makmur, aman, dan damai,” tandasnya.

Terpisah, Sultan Pontianak ke IX, Sy. Machmud Melvin Alkadrie menginginkan, kedepannya, kegiatan budaya lebih ditingkatkan. Ia pun berharap pemerintah kota bisa bersinergi dengan Kesultanan Kadriah.

“Kita harapkan seperti itu, antara Pemkot dan Kesultanan bisa bersinergi untuk bersama-sama menyelenggarakan acara untuk memeriahkan hari Jadi Kota Pontianak,” tuturnya.

Setakat ini, Kesultanan juga merayakan hari jadi Kota Pontianak dengan mengadakan serangkaian kegiatan. Seperti Hadrah, Bujang Dare Cilik, dan Jalan Sehat.

Di sisi lain, sejumlah harapan meluncur dari bibir anak muda asal Pontianak yang kuliah di luar Kota Khatulistiwa kepada Pemerintah Kota Pontianak. “Banyak menyediakan lapangan kerja untuk anak-anak yang kuliah di luar,” pinta anak Pontianak yang kuliah di Universitas Pasundan, Fakultas Teknik, jurusan Teknologi Pangan, Kartika Permayanti.

Perempuan 23 tahun ini berangan-angan agar ilmu mereka yang sudah belajar di luar Pontianak dapat berguna untuk membangun daerahnya. Kartika menyebut, banyak anak Pontianak yang kuliah di luar ingin pulang ke kampung halaman, tetapi bingung memulai dari mana.

“Padahal mereka ingin kembali untuk membangun daerahnya,” tandasnya.

PONTIANAK BERJEPIN

Sementara itu, dalam rangka hari jadi ke 246 Kota Pontianak, 2.460 orang akan menari jepin secara serentak di depan Kantor Wali Kota Pontianak, Jalan Rahadi Usman, setelah pelaksanaan upacara peringatan, Senin (23/10).

“Jepin massal ini akan dimulai setelah upacara peringatan Hari Jadi Kota Pontianak. Pukul 07.15 WIB kita mengikuti upacara dulu dengan mengenakan pakaian khas melayu yakni telok belanga bagi laki-laki dan baju kurung bagi perempuan,” ujar Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, Rendrayani, Minggu (22/10).

Ia memperkirakan, jumlah peserta Pontianak Berjepin ini bisa membludak dari yang ditargetkan. Peserta yang akan menari terdiri dari masyarakat umum, pelajar dan ASN di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak.
Rendrayani menjelaskan, untuk suksesnya tarian jepin massal ini, pihaknya menggandeng sanggar mengaransemen lagu dan gerakan tari. Menurutnya, gerakan jepin ini sengaja diaransemen ulang sedemikian rupa sehingga memudahkan bagi siapa saja untuk mengikutinya.

“Makanya gerakan Jepin yang dikreasikan ini tidak murni gerakan Jepin yang sebenarnya. Konsepnya sengaja kita buat sedemikian rupa sehingga mudah diikuti siapa saja,” ungkapnya.
Lagu berjudul ‘Kote Pontianak’ akan mengiringi Pontianak Berjepin. Diperkirakan memakan waktu sekitar 10 menit sesuai dengan durasi lagu (3,50 menit). Dan ditambah yel-yel sebelum dimulainya berjepin.

“Terbuka untuk umum, siapa saja silakan bergabung Pontianak Berjepin syaratnya hadir ketika upacara dengan Pakaian Telok Belanga dan kain corak insang bagi laki-laki dan baju kurung dan kain corak insang bagi perempuan. Yang penting tepat waktu dan tidak mengganggu jalannya upacara,” pungkas Rendrayani.

Laporan: Maulidi Murni

Editor: Mohamad iQbaL