eQuator.co.id. – SUKADANA. Belum ada laporan atau temuan kasus gizi buruk di KKU awal 2017. Sementara enam kasus di 2016 yang ditangani mengalami kemajuan dan kondisinya kembali normal.
“Kemarin (2016) di Kecamatan Teluk Batang ada empat, Sukadana satu dan satunya saya lupa. Namun untuk 2017, anak yang terkena gizi buruk tersebut sudah mulai normal keadaannya,” jelas Mila Febriany, staf Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Kayong Utara, Selasa (28/2).
Diakuinya, kasus gizi buruk di Kayong Utara masih tergolong rendah. Bahkan menurutnya untuk daerah seperti Kecamatan Kepulauan Karimata dan kecamatan Pulau Maya kasus gizi buruk terbilang nihil. Ini dikarenakan pemerintah Kabupaten Kayong Utara telah melaksanakan program kesehatan gizi setiap tahunnya.
“Jadi program dari kita seperti, makanan bayi dan anak pada bulan Maret yang dilakukan oleh Petugas Gizi dan dan Bidan terus berjalan. Untuk petugas gizi di Puskesmas akan melakukan kegiatan bedah buku tentang asupan gizi dan standar (gizi), sedangkan untuk Februari dan Agustus pendistribusian vitamin A dan masih banyak lagi untuk tahun ini,” tambahnya.
Mila menjelaskan, kasus gizi buruk terjadi karena pola asuh yang salah dari orangtuanya sendiri. Selain itu, seperti yang ditangani selama ini oleh Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana KKU, karena ada penyakit penyertaanya dari anak itu sendiri.
“Seperti kasus ISPA, saluran pernafasannya terganggu, sehingga sulit makan akhirnya anak tersebut mengalami gizi buruk,” ungkapnya.
Kasus gizi buruk yang terpantau, sambungnya, berdasarkan laporan dari Puskesmas secara rutin setiap bulan. Sehingga kasus bisa terdeteksi secara dini dan dilakukan tindakan lanjutan dalam penanganannya.
“Harus ada laporan dulu, kemudian kita lakukan screening seperti berat badannya dan dilihat dari kondisi fisiknya lagi,” tambahnya. (lud)