eQuator – Sintang-RK. Angkutan umum banyak yang lolos dari Razia Gabungan di Simpang Pinoh, Rabu (25/11). Tetapi 20 truk terjaring, lantaran muatannya melebihi tonase.
“Truk yang terjaring diberikan surat Tilang (Tindak Pelanggaran) oleh Satlantas,” kata Yuda, Kepala Bidang (Kabid) Perhubungan Darat, Dinas Perhubungan (Dishub) Kalbar ditemui usai razia
Razia Gabungan tersebut melibatkan Dishub Kalbar, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Sintang dan Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Sintang.
Petugas razia gabungan itu menghentikan satu persatu bus dan truk yang melintas. Selain memeriksa muatannya juga kelengkapan kendaraan, surat menyuratnya seperti Surat Izin Mengemui (SIM) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) serta Surat Izin Trayek dan Surat Jalan.
Yuda menjelaskan, razia gabungan kali ini memang dikhususnya untuk memeriksa muatan kendaraan, apakah melebih tonase atau tidak. Lantran apabila muatannya melebih tonase, tentunya sangat berbahaya bagi pengguna jalan lainnya.
“Kalau dari pengamatan kami, semua kendaraan baik truk ekspedisi maupun truk sawit menyalahi aturan yang ada. Karena, mereka mengisi muatan melebihi tonase,” jelas Yuda.
Dia mengungkapkan, jalan di Kabupaten Sintang merupakan Jalan Kelas Tiga. Artinya, maksimal dilewati kendaraan berbobot 8 ton. Jika melebihi bobot tersebut, maka harus ditindak.
Yuda menilai, kesadaran para pemilik atau sopir truk dan bus terkait bobot muatannya tersebut, masih tergolong minim. Sehingga penyuluhan terhadap mereka harus lebih digencarkan. Tentunya, disamping penindakan seperti kemarin.
Di tempat yang sama, Kabid Perhubungan Darat, Dishubkominfo Sintang, Mawardi mengatakan, razia gabungan ini rutin dilaksanakan. “Tujuannya meminimalisir kecelakaan lalu lintas akibat kelebihan muatan,” jelasnya.
Tidak hanya berharap pemilik truk dan bus mematuhi ketentuan tentang batas muatan, Mawardi juga meminta para pengendara mengubah bentuk fisik kendaraannya seperti sedia kala. Pasalnya, banyak yang sudah diubah.
“Contohnya, truk tanki diubah menjadi truk angkutan sawit. Sudah banyak kita temukan truk yang bak belakangnya sudah ganti itu. Nah, hal ini yang tidak kita inginkan,” jelas Mawardi. (Adx)