10 Alasan Memilih Pasangan Karolin-Gidot

Pasangan calon Gubernur Kalbar Karolin Margret Natasa-Suryadman Gidot.

eQuator.co.id.KUBU RAYA-Calon Gubernur Kalbar Karolin Margret Natasa adalah dokter perempuan yang pernah menjadi Anggota DPR-RI dua periode dengan perolehan suara terbanyak nasional. Sedangkan calon Wakil Gubernur, Suryadman Gidot adalah seorang guru yang terjun ke dunia politik dan terpilih menjadi Bupati Bengkayang selama dua periode.

Kini, kedua orang berprestasi itu berpasangan sebagai Cagub-Cawagub dengan nomor urut 2 dalam Pilgub Kalbar 27 Juni 2018. Majunya kedua orang tersebut menjadi harapan besar bagi masyarakat untuk menjadikan Kalimantan Barat sebagai provinsi terdepan Indonesia, karena prestasi Karolin dan Gidot ini tidak dimiliki oleh dua pasangan cagub-cawagub lainnya.
Harapan-harapan tersebut diungkapkan oleh masyarakat sebagai alasan untuk memilih Karolin-Gidot sebagai gubernur-wagub Kalbar.
Berikut 10 alasan yang diungkapkan Septiyana dari Kuala Mandor B, Kepala Desa dari Batuampar, dan Dewi dari Sungai Raya, dalam rapat kerja cabang khusus PDI Perjuangan di Kubu Raya, Minggu (15/4/2018):

1. Muda

Dari sisi umur, Karolin-Gidot adalah pasangan cagub-cawagub termuda dibandingkan dua pasangan lainnya. Karolin kelahiran tahun 1982 dan Suryadman Gidot kelahiran tahun 1971.

2. Cerdas

Baik Karolin maupun Gidot adalah seorang profesional yang memiliki latar belakang sarjana kedokteran dan sarjana pendidikan. Sebelum terjun ke dunia pollitik, Karolin mengabdikan diri sebagai dokter di pedalaman dan Gidot adalah seorang guru dan kemudian kepala sekolah yang bergelar Master Pendidikan (M.Pd)

3. Punya Jaringan Nasional

Tidak tanggung-tanggung, dua Presiden RI yakni Megawati Soekarnoputri dan Soesilo Bambang Yudhoyono memberikan restu dan dukungan kepada Karolin-Gidot untuk memimpin Kalimantan Barat. Program keduanya pun diselaraskan dengan program kerja Nawacita Presiden Joko Widodo. Karena itu bisa dipastikan Karolin-Gidot terpilih gubernur-wakil gubernur maka pembangunan di Kalbar akan lebih pesat.

4. Merakyat

Tidak hanya dalam sikap, yakni Karolin maupun Gidot tidak pernah membatasi diri pergaulan dengan rakyat biasa. Keduanya pun memilih program-program aksi yang mendukung kemandirian masyarakat dan memberdayakan ekonomi kerakyatan. Program keduanya dinilai sangat merakyat dan tidak berorientasi proyek.

5. Nasionalis

Karolin dan Gidot tidak membeda-bedakan suku, agama, ras dan antar golongan dalam membangun Kalimantan Barat. Seluruh masyarakat dari semua kalangan telah mereka sambangi. Pasangan ini pun didukung oleh 3 partai politik yang berideologi nasionalis, yakni PDI Perjuagan, Partai Demokrat, dan PKPI.

6. Energik

Karolin dan Gidot adalah cagub-cawagub energik karena keduanya masih muda dan memiliki tekad yang kuat untuk menjadikan Kalimantan Barat maju. Selama kegiatan kampanye, Karolin dan Gidot bisa berada di 7 tempat yang berbeda dalam satu hari untuk menyerap dan menerima keluhan dan masukan dari masyarakat.

7. Mau terjun langsung ke pelosok

Hampir seluruh daerah-daerah pelosok telah mereka masuki. Tidak hanya saat pencalonan di Pilgub, saat menjadi anggota DPR-RI, Karolin keluar masuk daerah-daerah pedalaman. Demikian juga Gidot, sebelum menjadi bupati, Gidot pernah menjadi anggota DPRD Bengkayang. Karolin dan Gidot telah banyak membuka akses-akses jalan bagi daerah-daerah terisolir.

8. Dokter dan Guru

Karolin adalah sarjana kedokteran dari Universitas Khatolik Atma Jaya, Jakarta. Setelah lulus dan menyelesaikan co ass Karolin sempat menjadi dokter PTT di daerah pelosok Kalimantan Barat sebelum terpilih menjadi anggota DPR-RI. Karena itu Karolin bisa merasakan kesulitan-kesulitan masyarakat yang jauh dari fasilitas kesehatan yang memadai.
Gidot adalah sarjana pendidikan, lulusan dari Universitas Tanjungpura, Pontianak. Setelah lulus, Gidot menjadi guru dan mengajar anak-anak SMA. Kariernya kemudian naik menjadi wakil kepala sekolah dan lalu sebagai kepala sekolah. Sebagai guru, Gidot sangat paham bagaimana memajukan pendidikan di Kalimantan Barat dan menjadikan masyarakat cerdas dan terampil.

9. Keduanya adalah bupati yang memiliki wilayah karakteristik 3 T

Gidot telah menjadi Bupati Bengkayang sejak 2010 dan saat ini masih menjabat hingga 2021. Wilayah Bengkayang memiliki tiga karakteristik wilayah Kalbar yakni ertinggal, terpencil, dan terluar, berbatasan dengan Malaysia.
Demikian juga Karolin sejak menjadi Bupati Landak, dirinya langsung menggebrak dengan inovasi-inovasi yang membuahkan berbagai penghargaan.

10. Mampu memberi rasa aman, damai, dan tenteram

Kalimantan Barat adalah wilayah yang pernah dilanda konflik horisontal. Tercatat 17 konflik melanda wilayah yang berbatasan darat dengan Malaysia. Harapan terhadap rasa aman, damai, dan tenteram itu hanya bisa dilakukan oleh Karolin dan Gidot.
Dari 10 alasan itulah mengapa Karolin-Gidot paling tepat menjadi Gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Barat 2018-2023.