Komunitas A2DC, Pecinta Samudra dan Kehidupan di dalamnya

eQuator.co.id – Lebih dari satu dekade lalu ada AADC (Ada Apa dengan Cinta). Nah, A2DC yang ini adalah Arek-Arek Diving Club. Sama dengan film AADC, komunitas tersebut juga berisi tentang percintaan. Yakni, kepada samudera dan kehidupan di dalamnya.

* * *

Perbincangan seru anggota Arek-Arek Diving Club (A2DC) di kafe EAT and EAT, Jalan Basuki Rahmat, menunjukkan kedekatan mereka. Mereka tertawa lepas sembari melontarkan satu atau dua ide soal pelestarian lingkungan perairan di Jawa Timur.

Ya, mereka memang rutin berkumpul setidaknya seminggu sekali. Agenda pertemuan pun tidak melulu planning menyelam. Kadang mereka sekadar berbagi cerita tentang alat-alat selam terbaru, perkembangan teknologi selam, hingga kecelakaan diving. ’’Kami tidak hanya berkumpul di kolam, tetapi juga di kafe,’’ ungkap Ketua Komunitas A2DC Surabaya Sylvi Mutiara.

A2DC dibentuk 10 Oktober 2010 di Pulau Menjangan, Bali. Awalnya, para pencinta diving di Surabaya hanya berkumpul dan sharing seputar menyelam dalam sebuah milis. Lambat laun mereka menginginkan adanya wadah bagi para pencinta diving yang paten. Pendiri komunitas itu adalah Michael Waskito, 53; dan Jimmy Lengkong, 48. ’’Saya bikin nama Arek-Arek Diving Club agar ada kesan Surabaya,’’ timpal Michael.

Anggotanya pun semakin banyak. Saat ini terdapat 70 orang yang bergabung. Mereka dari berbagai kalangan. Mulai dosen, pengusaha, karyawan swasta, pelajar, mahasiswa, hingga pilot. Usianya juga beragam. Yang termuda adalah 14 tahun. Yang paling sepuh berumur 70 tahun. ’’Komunitas ini ditujukan untuk umum. Asalkan mempunyai sertifikat diving, mereka bisa menjadi anggota,’’ ujarnya.

Anggota komunitas diving tersebut rata-rata adalah orang sibuk. Mereka menjadikan diving sebagai pengalihan diri dari rutinitas yang begitu padat di kantor. ’’Setelah saya capek kerja, diving membuat saya lebih fresh,’’ imbuhnya.

Aktivitas semakin seru setelah komunitas terbentuk. Tiga bulan sekali mereka melakukan trip untuk diving bareng. Misalnya, di Bali, Manado, Pasir Putih Situbondo, dan sebagainya. Bahkan, dalam setiap perjalanan,komunitas itu aktif melakukan konservasi di bawah laut. Antara lain, menanam terumbu karang, pohon, pelepasan penyu. ’’Kegiatan tersebut sudah menjadi hal wajib bagi kami. Setiap trip bareng harus ada kontribusi terhadap lingkungan,’’ ucap Jimmy, sang founder A2DC.

Selain itu, mereka sering membuat sensasi anyar setiap diving. Salah satunya, gowes bareng di dalam air, merayakan ulang tahun di bawah laut, hingga pertunangan di bawah laut. Itu semua dilakukan untuk menciptakan keseruan saat mereka diving. ’’Kami memang sering membuat kegiatan seru-seruan. Setiap hari kemerdekaan kami juga merancang aktivitas di dalam air. Yang terakhir, kami bermain catur dalam air,’’ tuturnya.

Mereka juga sering berlatih bersama di Surabaya Plaza Hotel setiap pekan. Tujuannya, menjaga kedekatan para anggota. Bahkan, untuk menjalin silaturahmi para anggota agar tetap eksis, mereka membuat perkumpulan dalam BlackBerry Messenger (BBM) group dan milis. (jpg)

Selamat Berkat Aku dan Kamu Adalah Satu

Diving memang olahraga yang menyenangkan dan tergolong mahal. Ada nilai tersendiri bagi orang yang sudah mampu menyelam di berbagai laut Nusantara. Meski begitu, diving merupakan olahraga yang cukup berisiko jika sang penyelam tidak melakukan persiapan secara matang.

Michael Waskito, founder A2DC, menyatakan bahwa diving bukan olahraga keren-kerenan. Apalagi merasa jagoan di bawah laut. Sebab, yang dihadapi saat menyelam adalah alam. ’’Diving adalah olahraga yang tidak boleh salah dalam hal mempersiapkan alat dan membaca arus,’’ ungkap Michael.

Karena itu, para diver harus tahu dan pintar mengatur perencanaan sebelum menyelam. Misalnya, mengatur berapa lama akan menyelam dan berapa dalam saat di bawah laut. Hal itu akan berkaitan dengan penggunaan regulator di bawah laut. Jika semua itu diabaikan, risiko kematian pun bisa terjadi.

Saat diving, para penyelam harus selalu care dengan teman. Sebab, menyelam selalu dilakukan berpasangan atau yang disebut dive-buddy. Di situlah antara teman menyelam harus saling menjaga diri. Pasangan menyelam ibaratnya satu nyawa. ’’Diving itu aku adalah kamu dan kamu adalah aku. Tidak boleh egois dan saling melindungi,’’ paparnya.

Michael menjelaskan, kompak dan saling berkomunikasi dengan baik bersama teman diving sangatlah penting. Teman diving harus selalu berada dalam jarak pandang mata. Mulai menyiapkan perlengkapan alat diving, turun ke bawah laut, hingga ke permukaan harus bersama.

Fungsi teman diving adalah menghindari jika ada sesuatu dari pasangan menyelam. Misalnya, oksigen bocor, arus tiba-tiba kencang, dan kaki kram di bawah laut. ’’Seperti soulmate,’’ tambahnya.

Selain itu, perencanaan trip menyelam harus tepat. Jimmy Lengkong menambahkan, diver sebaiknya mencari bulan yang baik untuk diving. Caranya menghindari musim hujan. Bulan-bulan baik untuk diving adalah Februari hingga Oktober. Namun, ada pulau tertentu yang bisa digunakan untuk tempat diving di segala cuaca. Yaitu, Pulau Menjangan, Bali. ’’Hampir semua season bisa untuk diving. Para diver mancanegara sering ke pulau Menjangan,’’ kata Jimmy. (jpg)