-ads-
Home Features YouTuber 18 Ribu Subscriber

YouTuber 18 Ribu Subscriber

Tekuni Jurnalisme Warga, Abadikan Setiap Peristiwa

TEKUN. Adewidya Buchanani Fadil mantap memperkaya konten You Tube-nya dengan berita teraktual di Ponorogo, Bagas Bimantara/Radar Ponorogo

Ketika mengabadikan peristiwa tak lagi dimonopoli juru warta, siapa saja mereportasekannya lewat dunia maya. Sejak beberapa tahun terakhir, geliat jurnalisme warga kian masif. Terdorong perkembangan internet yang semakin leluasa diakses siapa saja. Menginisiasi Adewidya Buchanani Fadil menjadi YouTuber. Setelah dua tahun, kini upload-an videonya tembus 10 ribu subscriber sehari.

NUR WACHID, Ponorogo

 

-ads-

eQuator.co.id – EMPAT jam sehari, Adewidya Buchanani Fadil biasa menghabiskan waktu editing video. Aktivitas itu cukup dikerjakan di kamar 4×5 meter di rumahnya Kelurahan Kertosari, Babadan, Ponorogo. Sebagai YouTuber, dia tertantang menyajikan tampilan video terbaik kepada warganet.

Dua tahun terakhir Adewidya Buchanani Fadil mantap menekuni dunia YouTube. Awalnya iseng meng-upload video dengan konten berbagai tema. Mulai prank, wisata, kuliner, hingga reviu produk. Belakangan, dia fokus jurnalisme warga pada tema berita teraktual tentang Ponorogo. Dari hasil kerja kerasnya itu, saat ini dia telah memiliki sedikitnya 18 ribu subscriber. Kunci suksesnya adalah menangkap momentum yang sedang hit. Dia pun rajin hunting video untuk disajikan kepada warganet setiap hari. ‘’Perjalanannya panjang, karena itu bagian dari proses,’’ ujar suami Fahriza Eramita Sandiati itu.

Awalnya dia hanya memiliki tidak lebih dari seratus subscribers. Pun setiap video yang diunggahnya hanya ditonton segelintir orang. Namun, dia tidak patah arang. Berbagai usaha dan cara dia lakukan. Termasuk sharing dan berbagi ilmu dengan komunitas YouTuber di daerah setempat. Dia juga rajin riset video yang sedang trending. Caranya dengan melihat video milik akun orang lain. ‘’Sampai sekarang masih sering riset. Karena kalau tidak, kita juga bakal ketinggalan,’’ ungkapnya.

Kesibukannya bekerja sebagai tenaga kontrak di salah satu instansi pemerintah daerah tidak mengendurkan dirinya untuk terus berkarya. Sepulang kerja, dia mencari video yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam sehari dia harus mengunggah minimal satu video. Itu pun ketika ada momen atau kejadian. Karena itu, dia harus siap siaga jika ada peristiwa mendadak. Termasuk salah satunya kabar meninggalnya Dyllan. ‘’Itu momen yang paling besar, tembus lebih dari 1 juta viewer,’’ ujar sulung tiga bersaudara pasangan Abu Djari-Endang Sri Hadi Wahyuni itu.  (*/Radar Madiun)

Exit mobile version