eQuator.co.id – SUKADANA- Beda dengan kebanyakan kepala daerah yang berlomba membangun rumah sakit. Bupati Kayong Utara, H Hildi Hamid justru sengaja mengulur.
Sekalipun banyak yang kontra atas sikapnya memperlambat mewujudkan rumah sakit, dan cendrung mementingkan peningkatan pelayanan Puskesmas. Bahkan tak sedikit pula mencibir, kalau rumah sakit di Kabupaten Kayong Utara hanyalah sebuah mimpi.
Kini, Bupati dua priode yang masa jabatannya tinggal menghitung hari ini, baru mau mengungkap kenapa dirinya baru sekarang mewujudkan rumah sakit setelah 10 tahun dirinya berkuasa.
“Saya memang sengaja baru sekarang membangun rumah sakit. Alasannya, banyak hal. Alasan utama, masalah kesiapan sumber daya manusia. Makanya, lebih baik Puskesmas kita tingkatkan pelayanannya setara rumah sakit, daripada rumah sakit tapi pelayanan sekelas Puskesmas,” kata H Hildi Hamid disela kunjungannya ke Rumah Sakit Islam Universitas Islam Malang (RSI Unisma), baru-baru ini.
Di hadapan Direktur dan jajaran RSI Unisma, Bupati Hildi berbagi pengalaman. Dikisahkannya, saat mengemban amanah sebagai Bupati defenitif pertama, dirinya dihadapkan dengan berbagai tugas berat. Mulai anggaran terbatas, minimnya infrastruktur, serta diperparah dengan sumberdaya manusianya yang tertinggal. Tak heran, baginya, membangun rumah sakit di Kayong Utara saat itu bukan skala prioritas.
“Saya dihadapkan dua pilihan ketika memulai mengurus kabupaten yang resmi mekar dari Ketapang pada 26 Juni 2007. Antara infrastruktur dan sumberdaya manusianya. Akhirnya, saya memilih peningkatan kualitas SDM lebih utama, sekalipun infrastruktur berjalan pelan,” katanya.
Karena itu, setelah dilantik sebagai Bupati pada 2008, program pendidikan dan kesehatan gratis langsung diterapkan. Semula, banyak yang komentar miring terhadap programnya karena menelan anggaran APBD cukup besar, yang terkesan pembangunan fisik di daerah kelahiran tokoh nasional DR H Oesman Sapta Odang itu tak begitu tampak.
Pun begitu, ia tetap konsisten menerapkan program sambil perlahan-lahan memberikan pencerahan kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan.
Diakui Bupati Hildi, untuk meningkatkan SDM memang harus dengan cara investasi pendidikan. Dan hasilnya tidak spontan. “Jadi ada tiga hal, investasi bidang pendidikan baru akan dapat dirasakan. Yaitu butuh waktu, butuh biaya besar dan harus konsisten. “Jadi kalau kita investasi pendidikan dan hasilnya ingin langsung diradakan, itu mustahil. Butuh waktu berproses,” terangnya.
Nah, sekarang program pendidikan dan kesehatan gratisnya tak lagi dipandang sebelah mata. Kebijakannya itu disanjung masyarakat luas. Bahkan, kini tak sedikit masyarakat yang cemas apakah program pro rakyatnya itu masih berlanjut pasca ditinggal H Hildi Hamid sebagai Bupati. Karena manfaatnya banyak yang merasakan, setelah sudah hampir 10 tahun berjalan.
Bahkan saat dialog dengan para mahasiswa Kayong Utara di Universitas Negeri Malang (UM), salah satu mahasiswa melontarkan pertanyaan infrastruktur apa yang belum direalisasikan. Dapat pertanyaan, Bupati kembali menantang para mahasiswa dan mwnwgaskan infrastruktur apa yang sekarang belum ada di Kayong Utara.
Menurutnya, infrastruktur Kayong Utara saat ini sudah jauh lebih baik daripada 10 tahun lalu. Saat awal menjabat, hanya ada dua gedung perkantoran di ibukota Kabupaten Kayong Utara di Sukadana setelah lahir dari Ketapang. Sekarang, fasilitas kantor pemerintah telah terpenuhi. Kondisi jalan kian baik dan pembukaan akses jalan baru guna memperluas kawasan kian bertambah. Bahkan, Kayong Utara suda ada Polres dan menempati gedung megah. Bahkan, tidak lama lagi RSUD Sultan Muhammad Jamaludin I di Sukadana akan di resmikan pada 9 Mei 2018. (lud)