Wisata Kopi dengan Konsep Dam Square

Gajah Mada Coffee Street

“Di rumah jarang buat kopi sendiri, tapi sehari bisa dua sampai tiga kali ngopi, siang dan malam saja. Kalau pagi jarang ngopi,” ungkapnya.

Kepala Dinas PU dan Tata Ruang Pontianak, Ismail, menyebut destinasi wisata kopi ini terus dikembangkan Pemkot Pontianak. Program GM Coffee Street sudah dicetuskan Wali Kota Sutarmidji kepada Kementerian PU dan Perumahan Rakyat.

“Alhamdulillah, disetujui pemerintah pusat. Pemkot Pontianak menunjukkan sikap serius dan kita sampaikan bahwa daerah juga menyiapkan dananya. Pemerintah pusat akhrinya kepincut untuk menata kawasan Gajah Mada,” terangnya.

Medio 2016, Pemkot membangun titik perdana GM Coffee Street di perempatan Gajah Mada-Agus Salim. Trotoar dan drainase di kawasan tersebut dibangun dengan baik. Rencananya, tahun ini Walikota akan membangun gedung parkir di Gajah Mada.

“Pontianak inikan kota jasa dan perdagangan. Kita tidak punya sumber daya alam, hanya ada Sungai Kapuas. Sekarang Pemkot sedang memikirkan, bagaimana kota ini dengan SDA terbatas tapi dapat menghasilkan pendapatan daerah. Ya dari kunjungan wisatawan,” urai Ismail.

Pembangunan GM Coffee Street mengambil konsep Dam Square, Amsterdam, Belanda. Kota tersebut memang tujuan puluhan juta wisatawan setiap tahunnya. Hanya dengan mengandalkan destinasi kota tua.

“Tidak ada apa-apa di sana. Wisatawan hanya ingin nongkrong dan melihat bangunan tua,” ungkapnya.