Keramaian malam hari di sana tak hanya di sepanjang GM saja. Di Jalan Hijas, salah satu anak Jalan Gajah Mada, hampir semua Warkop penuh sesak dengan pengunjung. Beberapa bergaya modern setengah cafe, menyediakan fasilitas wifi, hingga layar lebar. Harga segelas kopi dan variasinya pun terjangkau kocek anak muda.
Kamis (12/1), udara pekat berbau asap tidak menyurutkan para penikmat kopi. Juga penghobi nongkrong. Mereka tetap duduk santai menikmati malam. Yang datang tidak hanya kaum adam saja, kaum hawa pun terlihat membentuk kelompok masing-masing.
Contohnya, seorang mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta Pontianak yang hanya menyebut namanya Putri. Ia datang bersama rekannya di sebuah Warkop di Jalan Hijas. “Nda sering juga si (kumpul-kumpul di Warkop), kalau ndak sibuk kita ke sini. Ya kita sih kebanyakan bergosip kalau lagi ngumpul gini,” selorohnya.
Putri bukan penikmat kopi sejati. Ia memilih menu lain yang simpel, segelas es teh manis saja.
“Kalau minum kopi nanti mata saya ndak bisa tidur. Nyampai kost jam setengah sebelas, bisa jadi jam satu-an gitu baru bisa tidur,” terangnya.