Wisata Berujung Petaka, Dua Mahasiswa UGM Tewas

Warga menyaksikan dari dekat mobil rombongan mahasiswa yang terjatuh setinggi 300 di dasar jurang.

eQuator.co.id – Nasib nahas menimpa 8 mahasiswa Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Agenda wisata ke Gunung Bromo, di sela-sela menjalani praktek kerja di RSJ Lawang, Kabupaten Malang, berakhir petaka. Saat perjalanan pulang ke Lawang sekitar pukul 11.00, kemarin (5/11), mobil yang mereka tumpangi terperosok ke jurang. Dua orang tewas dalam kecelakaan tersebut.

Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bromo, kedelapan mahasiswa pascasarjana UGM tersebut mengendarai Toyota Avanza nopol N 1089 GX. Selama perjalanan pulang, mereka mengemudikan mobil tersebut secara bergantian.

Mendekati tikungan di Dusun Sugro, Desa Andonosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, dua penjaga pos pantau desa, yakni Fendi dan Samsul memberikan isyarat. Keduanya mengatakan, bahwa kondisi lalu lintas sepi. Bahkan tanda lalu lintas juga lengkap. Seperti tanda arah tikungan menurun dan kaca spion mata kucing, agar pengendara berhati-hati.

Fendi mengatakan, saat itu mobil memang melaju dalam kecepatan tinggi dari atas Tosari. Fendi sempat memberikan isyarat aman, bahwa tidak ada kendaraan yang melaju dari arah berlawanan. Diduga pengendara tidak bisa menguasai kendaraan, mobil bukannya berbelok, malah tetap melaju lurus

Sebelum terperosok ke jurang, mobil sempat menghantam pembatas beton. Setelah itu, mobil warna silver tersebut meluncur ke jurang sedalam 250 meter. “Saya sudah kasih isyarat aman, tapi mobil malah terus melaju lurus dan akhirnya langsung terjun ke bawah,” ujar Fendi.

Fendi menceritakan, peristiwa tersebut berlangsung cepat. Setelah mobil terperosok, terlihat 2 orang terpental keluar mobil dan tersangkut di semak, sejauh 4 meter dan 10 meter dari jalan raya. Sementara yang lainnya, ikut terjun bersama mobil. Mobil baru berhenti di aliran sungai kecil di dasar jurang.

Melalui handy talky (HT), dua penjaga pos langsung meminta bantuan pada rekan pos pantau lainnya. Saat itu, evakuasi pertama dibantu Mitra Gayatri dan Kencana Resque. Evakuasi sendiri berjalan alot, lantaran mobil terperosok di kedalaman ratusan meter. Proses evakuasi kemudian dibantu Babinsa, Polsek Purwosari, dan Polres Pasuruan. Proses evakuasi korban baru rampung pukul 14.00.

Saat evakusi, 2 korban mengalami luka parah dan 6 lainnya kritis. Selanjutnya, semua korban langsung dilarikan ke Puskesmas Nongkojajar namun akhirnya dirujuk ke RSUD Bangil. Sekitar pukuyl 16.00, Rika Fionita mengjembuskan napas terakhirnya. Beberapa jam kemudian, Riski Fitri juga dinyatakan meninggal.

Sementara itu, evakuasi mobil yang dalam kondisi penyok, tidak mudah dilakukan. Mobil kemudian di evakuasi dengan cara diangkat secara manual oleh puluhan orang. Ini lantaran ditakutkan, mobil terkena aliran deras sungai yang rawan banjir saat hujan deras.

Sementara, 6 mahasiswa lainnya yakni Ni Made Ray Kristianti, Wirdatul Annisa, Anak Agung Ayu Ratna, Nurul Fadillah, Pramudita Lintang, dan Erga Patra Gave, masih menjalani perawatan. Saat ditemui koran ini, keluarga yang berada di rumah sakit enggan berkomentar.

Kasat Lantas Polres Pasuruan, AKP Evon Fitrianto mengatakan, sementara untuk evakuasi mobil hanya dipinggirkan dari jalur sungai. Pihaknya sudah meminta mobil derek untuk mengevakuasi mobil tersebut. Namun, karena lokasinya sulit, kemungkinan evakuasi baru bisa dilakukan hari ini.

Pihak kepolisian mengaku sudah berkomunikasi dengan pihak kampus. “Kami sudah komunikasi juga dengan pihak kampus, mereka menanyakan terkait kondisi mahasiswa yang terlibat kecelakaan,” ungkapnya. Dari keterangan yang didapat, saat kejadian nahas itu, pengemudinya adalah Ni Made Ray Kristianti.

Kepolisian sendiri mengatakan ini murni kecelakaan, dan tidak ada unsur pidana. “Harapannya agar lebih berhati-hati, karena jalur di Bromo ini memang cukup tajam dan berkelok. Sehingga sopir atau pengendara harus barhati-hati,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Humas UGM, Iva Ariani kepada Jawa Pos Radar Jogja membenarkan musibah yang menimpa mahasiswanya. “Pimpinan fakultas tengah mendalami informasi kejadian,” ujar (eka/rf)