Waspadai Pedofilia di Kota Khatulistiwa

Kekerasan Terhadap Anak Harus jadi Atensi Bersama

Ilustrasi-NET

eQuator – Kasus pedofilia yang belakangan marak terjadi di Kota Pontianak perlu ditanggapi serius oleh semua kalangan, tak terkecuali Pemerintah Kota Pontianak.

Tindakan yang merupakan demoralisasi tersebut kerap mengincar anak-anak yang tidak hanya berada di luar rumah, melainkan di dalam rumah sekalipun. Tak pelak, keberadaan para generasi penerus bangsa itu terancam keselamatannya.

“Krisis moral serta pergeseran nilai telah terjadi di masyarakat Kota Pontianak jika dilihat kasusnya sepanjang tahun 2015. Perlu peran serta masyarakat, pemerintah, psikolog dan tenaga kesehatan untuk saling bekerja sama agar kasus kekerasan terhadap anak tidak terulang kembali,” ujar Wakil Ketua Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI) Kalbar, Yulia Ekawatisasmita, Sabtu (28/11).

Perilaku pedofilia memang sulit untuk mendeteksinya, namun kewaspadaan memang harus ditingkatkan. Karena sebagian besar pelaku adalah orang terdekat korban. Bahkan tak khayal, orangtua sendiri pun bisa tega melakukan tindakan amoral tersebut.

“Saat ini kekerasan terhadap anak bukan saja terjadi di luar rumah saja, tapi di dalam rumah. Seperti kasus ayah yang memperkosa anak kandungnya sendiri juga termasuk pedofilia,” ucapnya.

Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi masalah ini bisa terjadi, yakni minimnya edukasi seks di masyarakat serta pemahaman hokum yang mengikat jika korbannya adalah anak-anak. Tapi yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah sebagian besar pelaku adalah taraf perekonomiannya berada di bawah rata-rata.

“Pergeseran nilai serta krisis moral yang terjadi di masyarakat sudah semakin mengkhawatirkan. Terutama pada masyarakat ekonomi kelas bawah yang belum sepenuhnya memahami pentingnya edukasi seks yang baik kepada anaknya sedini mungkin,” paparnya.

Kasus semacam ini dinilai tidak bisa ditangani hanya beberapa instansi maupun pihak yang konsen dengan urusan anak saja. Melainkan harus semua lini bisa melakukan pembinaan dan pengenalan dengan caranya masing-masing terkait seks dan bahayanya di usia dini, termasuk pula terhadap masyarakat secara umum.

“Perlu adanya kerja sama semua pihak agar Kota Pontianak terhindar dari kasus kekerasan terhadap anak. Pendidikan tentang pentingnya menjaga tubuh, sudah harus diajarkan kepada anak dari usia 2 tahun. Yakni bagaimana anak-anak mengenal semua anatomi tubuh mereka,” ujar Yulia.

Reporter: Gusnadi

Redaktur: Andry Soe

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.