Waspada ‘Migrasi’ Orgil ke Kota Pontianak

Baleee….. Orang Gile!

TANPA BUSANA. Seorang pria diduga tak waras berjalan di Jalan KH Wahid Hasyim Pontianak, beberapa waktu lalu. Fikri Akbar-Rakyat Kalbar

Kate orang dolok-dolok, gile itu ade 44 macam. Kalok udah maen tinja same maen api, tadak bise baek?

eQuator.co.id – PontianakRK. Siape duli? Itulah orang tak waras alias orang gila (Orgil), yang rutinitasnya kian rajin bikin tertawa orang waras di tengah kota. Jelang tengah malam Kamis (18/8), di sebuah gang di kawasan Jalan Gajah Mada, Orgil diduga bikin heboh. Gudang kosong tempat mangkalnya dibakar.

Syukurlah bisa dijinakkan warga setempat (api di gudangnya). Sedangkan Orgil yang diyakini menyalakan api menghilang entah kemana. Yang pasti, problema Orgil yang suka melalar keliling kota trennya menanjak.

Lihatlah kini, ada yang tak ditutupi sehelai benang pun sehingga alat vital pria yang gondal-gandul itu jadi tertawaan warga yang lewat, beberapa waktu lalu.  Dia melimbai santai dari bundaran Jalan Merdeka menyusuri Jalan Johar, kemudian belok ke Jalan KH Ahmad Dahlan terus ke Jalan KH Wahid Hasyim.

Memang ada warga yang konyol dan degil juga meneriakinya sambil tertawa, lalu memacu motornya. Rakyat Kalbar yang membuntutinya sempat melihat kaum ibu dan perempuan umumnya, yang berpapasan, buang muka. Tentu dengan mulut komat-kamit tak jelas apa yang diserapahi.

Tambah lagi dengan kondisi lalu lintas yang padat, di perempatan lampu merah Jalan KH Ahmad Dahlan dan Jalan KH Wahid Hasyim, Orgil yang semula selembe itu mulai bertingkah. Dia menerobos ke kumpulan warga di depan traffic light yang tengah meminta pengendara berhenti. Tak ayal, ributlah suasananya terutama kaum hawa yang ketakutan.

Untunglah, tanpa insiden. Maksudnya, Si Orgil tak ringan tangan dan warga pun membiarkannya lewat. Seorang pengendara motor, yang boleh jadi iba plus malu melihat pemandangan tak sedap itu, sempat mengejarnya. Pria itu coba memberikan sehelai baju, namun niat baik itu kontan ditepis oleh tangan Orgil itu dengan kasar.

Saye endak tau orang mane tu. Malu bah ngeliatnya, pas pulak saye ade bawak  baju, mau kasikkan ke die,” tutur lelaki budiman penuh iman itu yang kebetulan melintas naik motor di simpang lampu merah Jalan KH Wahid Hasyim.

MIGRASI ORGIL

Makin kerapnya Orgil berkeliaran di Kota Pontianak lumayan meresahkan warga di jalan raya. Kalau tangannya kosong, walaupun hanya terlihat kulit polos membalut tubuhnya, masih lumayan. Yang mengerikan kalau dia menyusuri jalanan kota sambil menggenggam senjata tajam, atau potongan besi dan kayu.

Namanya juga Orgil, tersentak sedikit lalu naik pitam, bisa gawat orang lewat disikat. Bukankah beberapa tahun lalu ada warga yang luka-luka dibabat parang orang gila?

Atau, main api hingga membakar gudang kosong di kawasan gang di Jalan Gajah Mada. Meskipun api tidak sampai membesar, tapi warga sekitar sempat panik. Grup pemadam kebakaran  terpaksa menjebol tembok belakang gedung yang terletak di Gg. Syukur I itu.

Totok, 45 tahun, warga sekitar lokasi kebakaran itu mengeluhkan gudang kosong alias gedung tua yang sudah lama ditelantarkan pemiliknya jadi tempat singgah pemulung. “Gedung kosong ini dijadikan tempat tinggal orang gila. Tadi itu dugaannya orang gila itu yang bakar sampah,” ujarnya.

Tak hanya berkeliaran, orang-orang dengan gangguan jiwa itu kerap juga mengancam keselamatan warga masyarakat. Beberapa hari lalu, ada orang gila mengganggu ketertiban masyarakat, bahkan menganiaya warga di Jalan A. Yani I, Kecamatan Pontianak Selatan.

“Jangan anggap orang gila yang berkeliaran itu persoalan biasa. Ini akan menjadi luar biasa ketika ada kejadian yang tidak diinginkan. Kita minta Dinsos bersama Sat Pol PP merazia orang gila yang berkeliaran itu,” tegas Ketua Komisi A DPRD Kota Pontianak, Yandi, Jumat (19/8).

Tak hanya razia belaka, Yandi meminta Dinsos dan Sat Pol PP melakukan pengawasan setiap hari agar mobil patroli ada manfaatnya. “Jadi atur waktunya razia setiap hari. Orang gila itu tiba-tiba begitu saja ngeluyur tanpa harus memberitahu Sat Pol PP yang tunggu laporan, jadi itenslah razia mereka,” ujarnya.

Namun, wakil rakyat dari Partai Gerinda ini mengingatkan pula bahwa Orgil maupun Gepeng harus dicek ke psikolog agar tak sia-sia razianya. “Karena kita harus tahu, ini beneran gila atau pura-pura. Jangan pula gila tak berduit dan gila tak ada kerja. Jadi harus kita periksa,” tambah dia.

Pemerintah Kota, menurut Yandi, perlu mencatat jumlah Orgil, gelandangan, homeless, pengemis yang berkeliaran di kota. “Perlu didata juga orang-orang itu datang dari mana, dari luar daerah atau asli sini. Kalau orang gila dari luar kita pulangkan ke daerahnya, karena itu menjadi tanggung jawab pemerintah daerahnya,” pintanya.

Harus diakui juga, Orgil yang berkeliaran itu memang tak dipedulikan keluarga sehingga dibiarkan jalan-jalan di kota kesana-kemari. “Kalau tidak diketahui asal usulnya, ya wajib kita urus. Karena keluarganya itu kan Pemerintah, tak mungkin kita kirim ke PBB di New York sana,” tegas Yandi, mengkhawatirkan Orgil yang main api di Gang Syukur itu.

Makanya razia rutin harus dilakukan oleh otoritas terkait sebelum jadi berita miris dan memalukan aparat. “Penanganannya harus dilakukan semua dinas dan instansi terkait,” tukasnya.

Dia berharap para Orgil berkeliaran haruslah disembuhkan oleh pemerintah yang bertanggung jawab mengurusi mereka. “Apapun yang terjadi, mereka adalah anak bangsa, lagian warga Kota Pontianak sendiri, harus disembuhkan lah. Jika tidak sembuh juga, ya kita liat penanganan teknisnya seperti apa nanti. Intinya, jangan sampai berkeliaran,” tutup Yandi.

Terpisah, Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Kamtono akan melakukan razia rutin Orgil yang berkeliaran. “Dinas teknis yang menangani ini adalah Dinsos Kota Pontianak dan instansi lainnya,” tuturnya, Jumat (19/8).

Tak hanya pemerintah, Edi Kamtono berharap masyarakat proaktif memberikan informasi. Terutama yang mengetahui pihak keluarga Orgil, alamatnya, agar ikut berpartisipasi atau bertanggung jawab.

“Berikan informasi atau laporkan jika melihat orang gila yang berkeliaran di jalan. Kita pasti akan mengamankan dan menanganinya,” janji dia.

Mantan Kadis PU Pontianak ini ingin Ibukota Kalbar lebih ramah pada orang termarginalkan terutama Orgil yang bisa mengancam ketertiban masyarakat. Apalagi yang asal Kota Pontianak. Orgil migrasi dari kota kabupaten atau luar daerah juga ditangani.

“Kecuali orang gila yang datang dari luar masuk ke sini, ini yang kita khawatirkan. Kalau ditemukan orang gila itu harus kita kembalikan ke daerah asalnya,” pungkas Edi Kamtono.

 

Laporan: Achmad Mundzirin, Ambrosius Junius, Fikri Akbar

Editor: Mohamad iQbaL